NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Yang Terhina

Pembalasan Istri Yang Terhina

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Hawa zaza

Karena saya masih wanita yang beradab,
masih bisa mengganti kecewa dengan doa, sekalipun berbaur dengan luka sepertimu.

Bertahun tahun hidup dalam hubungan rumah tangga yang tidak sehat. Tiap saat harus berhadapan dengan orang orang yang memiliki jiwa tak waras, suami kejam, mertua munafik, kakak dan adik ipar yg semena mena. Bertahan belasan tahun bukan karena ingin terus hidup dalam tekanan tapi karena ada anak yang harus dipertimbangkan. Namun dititik tiga belas tahun usia pernikahan, aku menyerah. Memilih berhenti memperjuangkan manusia manusia tak berhati.


Jangan lupa kasih like, love dan komentarnya ya kak, karena itu sangat berarti buat kami Author ❤️

Salam sayang dari jauh, Author Za ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kegaduhan

Menghempaskan bokong di kursi ruanganku, tak dipungkiri jika masih sedikit ada rasa nyeri di hati ini, bagaimanapun kisah rumahtangga ku dengan mas Yudha terjalin cukup lama, meskipun hubungan yang tercipta sangatlah hambar dan terkesan menyakitkan, tetap saja sisi nuraniku sebagai perempuan terasa sedih namun tak lagi bisa mengeluarkan air mata, air mataku sudah habis untuk menangisi hari hari sulit saat masih tinggal dirumah itu, dan kini tidak akan kubiarkan air mata ini jatuh menangisi orang orang yang ada disana, meskipun masih menyimpan perih, itu hal yang wajar dan manusiawi.

tok tok.... pintu terdengar diketuk dari luar, dan disusul suara bela yang tengah memanggil.

" masuk saja bel, nggak dikunci kok." sambut ku yang masih tetap memilih untuk berleha di kursi.

" wa, ini ada mba Ida juga." terdengar suara bela yang sedang berjalan mendekat.

mbk Ida juga ikut kesini batinku, dan lekas ku buka mata yang sedari tadi terpejam sambil menyenderkan kepala di senderan kursi, nampak mbak Ida sudah berdiri dan terlihat begitu anggun dengan gamis syar'i nya.

" Mbak, maaf aku nggak tau kalau ada Mbak Ida juga." segera aku berdiri dan mengulurkan tangan untuk bersaliman yang dilanjutkan dengan berpelukan seolah kita sangat lama tidak berjumpa.

" nggak papa, sepertinya kamu capek sekali wa " balas mbk Ida lembut.

" silahkan duduk mbak, bel, biar aku pesankan minum dulu, mau yang dingin apa anget?."

" nggak usah repot repot, kami kesini ingin ngobrol  aja sih, kangen lama nggak ketemu sama kamu wa." lanjut mbak Ida ramah.

" aah iya ya mbak, lama kita nggak ketemu, dari sejak aku meninggalkan rumah mas Yudha, dan juga tidak pernah saling kontak, duh baru sadar kalau kita sedang di fase mis komunikasi." kami pun tertawa bersama menyadari kalau sama sama tak saling bertukar kabar.

"gimana dengan pendaftaran sekolah barunya Hasna bel?" aku beralih pada Bella yang sedari tadi asik dengan ponselnya.

" kamu nggak usah hawatir wa, semua udah beres, mulai besok Hasna sudah bisa masuk di sekolah barunya, tuh tanya sama si bos cantik, benar nggak mbak?" tunjuk bela ke mbak Ida dan dijawab dengan anggukkan oleh wanita yang selalu tampil anggun itu.

" Tadi aku ketemu mas Yudha." bela maupun mbak Ida langsung menatap ke arahku dengan ekspresi terkejut.

"terus?" sambung bela kepo.

" tadi sebelum aku kesini, mampir belanja dulu di supermarket, dan disana ketemu mbak Yeni, tau nggak dia ngapain?". bela dan mbak Ida pun terlihat menggeleng bersamaan .

sebelum melanjutkan cerita, aku menarik nafas dalam-dalam, agar hati yang tadi sempat gundah kembali baik baik saja.

"mbak Yeni bikin ulah seperti biasa, niatnya ingin mempermalukan ku, tapi justru dia yang aku bikin malu"  lantas aku menceritakan semua yang terjadi saat belanja di supermarket tadi, mbak Ida dan Bella justru ketawa terpingkal pingkal mendengar ceritaku.

"kamu hebat wa, sekarang jauh lebih berani melawan kezaliman dari keluarga suamimu, pertahankan, jangan mau lagi kamu di injak injak oleh mereka, buktikan pada mereka kalau kamu bukan Halwa yang dulu, dan kalau kamu jauh lebih sukses dari mereka, aku yakin mereka akan nangis darah melihat kesuksesanmu, paling ujung ujungnya mengemis memintamu untuk kembali kerumah itu." ucap Bella berapi api dan di iyakan oleh Mbak Ida.

Brak brak, terdengar suara gaduh di luar, kami bertiga saling pandang , menerka nerka apa yang sedang terjadi diluar, saat akan beranjak tiba tiba salah satu karyawan ku datang dengan wajah paniknya.

"ada apa, apa yang terjadi diluar hen?" tanyaku pada heni yang masih terlihat panik dan pucat.

"itu itu Bu, diluar ada ibu mertuanya bu Halwa juga mbak Yeni, mereka mengamuk Bu."

"ngamuk gimana hen, ngomongnya yang jelas, pelan pelan, ini minum dulu." ku sudorkan air kemasan dalam botol agar Heni minum dulu dan bisa tenang kembali.

"itu mertuanya Bu Halwa marah marah saat kami melarang membawa belanjaannya, habisnya beliau tidak mau membayar Bu, dan itu belanjaan yang diambil banyak banget, saat kami hadang dan ingin mengambil lagi apa yang dibawa, justru Bu Imah mengamuk, gebrak gebrak meja dan ngorat ngarit dagangan yang ada di atas etalase sambil marah marah nggak jelas.

" kurang ajar, siapa dia, selalu berbuat seenaknya." aku langsung lari keluar dengan emosi memburu, tak akan kubiarkan mereka berbuat seenak jidatnya, habis sudah kesabaranku, dan nampak Bella juga mbak Ida mengekori langkahku yang setengah berlari.

" hentikan " seketika ibunya mas Yudha langsung menghentikan aksinya yang membuat jantungku berpacu cepat, barang barang yang tadi tertata rapi sudah berhamburan tak jelas, bahkan terlihat ibu mertuaku sedang mencekal lengan salah satu karyawan ku yang dibantu oleh mbk Yeni.

" apa yang ibu dan mbak Yeni lakukan, kenapa toko bisa berantakan seperti ini?" tak lagi ingin berbicara sopan, dingin dan juga dengan rasa benci pada kedua wanita di hadapanku ingin rasanya menjambak dan mencakar mereka, tapi niat itu urung kulakukan, aku tak ingin mengotori tanganku apa lagi kalau sampai harus berurusan dengan pihak berwajib hanya cuma meladeni orang orang yang sudah tak sehat hati dan akalnya ini, memalukan.

"akhirnya kamu muncul juga, Halwa sekarang ikut ibu pulang, rumah sudah berantakan tidak ada yang membersihkan belum lagi setiap hari repot harus membeli makanan diluar, sekarang kamu ikut ibu pulang dan tetap jadi menantu yang baik dan patuh padaku juga suamimu." Bu Imah justru bicara tanpa menjawab pertanyaan yang aku lontarkan, dasar mengesalkan, lama lama aku bisa hilang kewarasan menghadapi manusia manusia aneh ini.

"hentikan Bu, aku bukan menantumu lagi, sebentar lagi surat cerai akan aku dapatkan, dan berhenti menyuruhku untuk jadi pembantu gratisan kalian, dan satu lagi, ibu juga mbak Yeni harus bertanggung jawab dengan kekacauan di toko ini, kalau tidak aku tidak segan segan untuk melaporkan kalian ke polisi."

"sudah berani melawan ya kamu, jangan harap Yudha mau menceraikan kamu, aku sudah menyuruhnya untuk mengabaikan surat panggilan sidang dari pengadilan, biar prosesnya dipersulit dan kalian gagal bercerai." sungut Bu Imah dengan percaya diri, dasar ibu dan anak sama saja, sama sama sok pintar dan sok tau, lakukan saja apa yang menurut kalian benar, justru aku berterima kasih kelau mas Yudha tidak mendatangi panggilan sidang, itu artinya tidak ada mediasi, dan proses akan berjalan cepat dan lancar, semoga mereka tidak berubah pikiran dan tidak pernah tau kebenaran dari pikiran dangkalnya, uuuuh rasanya sedikit lega.

" terserah ibu dan mas Yudha, aku hanya akan melakukan sesuai prosedur saja, kalaupun nanti kami gagal bercerai, itu artinya mas Yudha adalah jodohku, itu saja sih." balasku santai, agar tidak nampak aku terlihat senang dengan ketidak hadiran mas Yudha dalam persidangan.

" sombong sekali kamu Halwa, duitmu sudah banyak apa, sok sok an gugat cerai segala, lebih baik kamu kembali kerumah dan lakukan seperti yang selama ini kamu lakukan, lumayan kan dapat tempat tinggal gratis dan bisa makan enak tiap hari tanpa kamu repot kerja." Bu Imah bicara dengan lancar dan pongah, tanpa berpikir kalau ucapannya justru akan mempermalukan dirinya sendiri, dasar orang tua aneh luar biasa.

" owh iya kah? perasaan apa yang kalian makan itu hasil dari keringatku, jadi yang benar justru kalianlah yang numpang hidup padaku, dan satu lagi, selama ini kalian memperlakukan aku seperti pembantu, coba hitung berapa gaji pembantu saat ini, satu juta dikalikan berapa tahun usia pernikahanku dengan anakmu Bu? wooouuu pasti jumlah yang fantastis, harusnya aku bisa kaya, tapi sayangnya kalian hanya memeras tenagaku saja, bukan begitu Bu?.

" dasar menantu kurang ajar". Bu Imah sudah mulai emosi karena merasa dipermalukan, biarkan saja, toh itulah kebenaran yang ada selama ini di kehidupan rumahtangga ku dengan mas Yudha, harus menjadi tulang punggung juga pembantu buat mereka tanpa sekalipun mendapatkan hakku sebagai seorang istri dan menantu.

" kenapa Bu? tapi benar kan apa yang saya ucapkan?" jawabku santai.

saat Bu Imah akan melayangkan pukulan pada wajahku, tiba tiba rombongan pak RT dan beberapa warga menghentikan niat wanita yang masih berstatus mertuaku, wajahnya langsung memucat, nampak tubuhnya bergetar dengan pandangan mata yang tak tentu arah menandakan betapa ibu sangat cemas dan ketakutan.

entah bagaimana pak RT juga warga bisa datang tiba tiba, tapi aku yakin pasti ada ikut campur Bella disini, biarkan saja, biar Bu Imah jera, wanita itu harus diberi peringatan keras agar bisa berpikir sebelum bertindak yang merugikan orang lain.

1
Julik Rini
lanjut
Silvi
Luar biasa
Choirun Nisa
bagus
Yetti Damayanti
Luar biasa
Ananda Muthaharoh
mantap jarwo qu suka gayamu, elegan tapi matikan lawan. biar tau raya tuh keluarga toxik.
Ananda Muthaharoh
heleh km yg ga laku wati, ngejar2 org yg ga ska sm km, km cm mentingin harta dafi bkan orgnya yg km cinta. ibu sm ank 11/12, sm2 ska kemewahan. klo krma dtang barulah nyesel trus nangis2.
Ananda Muthaharoh
klo qu jdi wati qu m ikhlasin aja orang yg qu suka memilih org lain jdi pendampingnya, klo dipksakan juga yg co ska sm qu, psti ujung2 nya hnya pertengkaran dlm membina rmh tngga, karna tidk sling mencintai.
Sapna Anah
kenapa d pertahanin Uda pergi aja Uda d jdikan babu uang d rampas Uda d caci numpang hidup ko anteng"aya
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
Mama Rika
lanjutkan
Omah Omah
biat kapok itu kelurga gila
Ani Maryani
semoga halwa mendapatkan kebahagiaan menuju masa depan
Ani Maryani
semoga aja halwa menjadi wanita tangguh dan
Ambo Nai
sama sama salah si Jarwo juga bisa masuk penjara.
Titin Maryati
ya'. Allah thor tolong selamatkan halwa jangan sampai Yudha mencelakai nya ples Thor 🙏🙏🙏😭😭
Pupu Marpuah
semoga dukun nya palsu
Pupu Marpuah
terlalu murahn dasar wati
Pupu Marpuah
ada aja masalahnya menguji kesabaran halwa
Pupu Marpuah
maksudnya n tua makin jadi bukan nya sadar dengan kelakuan sendiri tapi makin ga bener
Pupu Marpuah
nyawa halwa terancam... semoga ada jalan keluarnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!