NovelToon NovelToon
DOSEN PILIHAN OMA

DOSEN PILIHAN OMA

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa
Popularitas:890.2k
Nilai: 4.6
Nama Author: UQies

Calon suaminya direbut oleh sang kakak kandung. Ayahnya berselingkuh hingga menyebabkan ibunya lumpuh. Kejadian menyakitkan itu membuat Zara tidak lagi percaya pada cinta. Semua pria adalah brengsek di mata gadis itu.

Zara bertekad tidak ingin menjalin hubungan dengan pria mana pun, tetapi sang oma malah meminta gadis itu untuk menikah dengan dosen killernya di kampus.

Awalnya, Zara berpikir cinta tak akan hadir dalam rumah tangga tersebut. Ia seakan membuat pembatas antara dirinya dan sang suami yang mencintainya, bahkan sejak ia remaja. Namun, ketika Alif pergi jauh, barulah Zara sadar bahwa dia tidak sanggup hidup tanpa cinta pria itu.

Akan tetapi, cinta yang baru mekar tersebut kembali dihempas oleh bayang-bayang ketakutan. Ya, ketakutan akan sebuah pengkhianatan ketika sang kakak kembali hadir di tengah rumah tangganya.

Di antara cinta dan trauma, kesetiaan dan perselingkuhan, Zara berjuang untuk bahagia. Bisakah ia menemui akhir cerita seperti harapannya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UQies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE #26

"Pak. Dua tahun lalu, apa Bapak pernah menyelamatkan seorang wanita yang jatuh di sungai?" tanya Zara membalas pertanyaan sang suami.

"Iya, betul," jawab Alif singkat.

"Siapa yang Bapak tolong itu?" tanya Zara lagi.

"Kamu."

Zara terdiam. Ia sudah menduga akan hal ini sejak Alif kembali menolongnya kala itu di desa Uluhati. Seolah ia mengalami de javu akan insiden yang pernah ia alami dua tahun lalu. Namun, ia tak berani memastikan semua itu karena Naufal selalu mengatakan hal sebaliknya.

"Kenapa diam?" tanya Alif membuyarkan sekemelut pikiran Zara.

"Eh, ti-tidak papa, Pak." Zara kembali membantu melepaskan piyama dari tubuh sang suami, lalu mulai memakaikan kemejanya perlahan.

Dalam diam, Alif memandangi wajah sang istri yang tampak banyak pikiran. "Saya tidak tahu apakah kamu senang saat saya selamatkan kamu waktu itu, atau malah sebaliknya. Namun, saya harap hidup kamu bahagia saat ini," ucap pria itu dengan wajah serius, membuat Zara yang mendengarnya langsung menatap pria itu.

Sejenak suasana terasa hening, kedua pasang bola mata itu saling mengunci sesaat dalam debaran jantung yang sangat terasa. "Terima kasih, Pak." Sebuah kata singkat itu kini terlontar dari lisannya.

Bohong jika Zara merasa biasa saja setelah mengetahui faktanya. Rasa bersalah dan menyesal kini menyelimuti hati wanita itu. Jika saja ia tahu lebih awal mengenai semua ini, tentu ia tak akan mengabaikan sang suami dan mengutamakan pria lain.

"Saya bersyukur karena Allah memberi saya kesempatan kedua. Tapi, kenapa setelah kejadian itu Bapak tidak pernah muncul di hadapan saya? Setidaknya menanyakan bagaimana kabar saya setelah itu," tanya Zara penasaran.

Bukankah jika Alif memang sudah lama mencintainya, seharusnya ia khawatir dan menunjukkan perhatian? Minimal berkunjung atau sekadar menghubungi via telepon? Begitu pikir Zara yang kini kembali menunduk. Tangannya mulai mengancing kemeja sang suami.

"Siapa bilang saya tidak pernah muncul? Saya selalu ada di dekat kamu selama ini. Saat kamu masih di rumah sakit, saya selalu melihatmu. Saat kamu kerja di minimarket, hampir setiap hari saya menjadi pelanggan setia kamu. Hanya saja kamu tidak pernah menyadari keberadaan saya," tutur Alif tanpa melepaskan pandangannya pada sang istri.

Gerakan tangan Zara yang masih memegang kancing kemeja terhenti mendengar penuturan suami. Lagi-lagi ia menatap Alif dengan dahi berkerut dan bingung. Seingatnya, ia tak pernah melihat pria itu selain di kampus.

"Pelanggan setia?" ucap Zara mengulangi perkataan sang suami dan mendapat anggukan dari pria itu.

"Susu rasa buah, itu kesukaan kamu, 'kan?"

Zara lagi-lagi terdiam. Ia berusaha mengingat kembali situasi ketika ia masih bekerja di minimarket. Susu rasa buah memang adalah kesukaannya. Dari sekian banyak pelanggan, ia sering menerima susu rasa buah dari seorang pria berhoodie navy.

"Pria berhoodie navy? Apa itu Bapak?" tanya Zara mencoba memecahkan teka-teki sang suami dan pria itu benar-benar mengangguk sebagai tanda jika tebakannya benar.

Zara menutup mulutnya tak menyangka jika selama ini suaminya itu begitu perhatian. Kini ia mulai memahami karakter pria itu, kaku dan dingin dari wajah, tetapi begitu perhatian dari segi sikap kepadanya. Memikirkannya membuat Zara tanpa sadar tersenyum.

"Kamu cantik, dan semakin cantik jika senyum seperti itu." Senyuman Zara seketika hilang dan berganti dengan wajah yang kini merona merah bak kepiting rebus usai mendengar pujian dari Alif.

"Ekhem, saya ke toilet dulu." Zara berlari terbirit-birit memasuki kamar mandi, padahal saat ini ia sedang tidak ingin buang air.

Zara berdiri dibalik pintu sambil memegangi dadanya yang berdebar tidak keruan kali ini. Membayangkan wajah tampan Alif yang menatapnya dalam, ditambah perkataan manis dari pria itu membuatnya tak dapat menutupi senyuman.

"Pak Alif ...."

Zara menutup wajahnya dengan kedua tangan karena merasa malu sendiri. Ia tak menyangka akan kembali merasakan indahnya persaan yang dulu ia takutkan. Kini hatinya benar-benar telah terbuka untuk seorang pria yang tak mengandalkan gombalan manis atau utang budi. Hanya bersikap dingin, kaku, dan apa adanya, tetapi mampu membuat hati berdesir.

Dari dalam toilet, ia mendengar suara pria memasuki kamarnya, ia menduga itu adalah asisten sang suami selama di Amerika. Terdengar mereka sedang bercakap dengan menggunakan bahasa Inggris.

Setelah memastikan pembicaraan mereka selesai, dan pria tadi telah keluar dari kamar, Zara pun memutuskan untuk keluar dari toilet. Namun, betapa terkejutnya wanita itu ketika mendapati Alif kini berdiri tepat di depan pintu toilet. Saking kagetnya, ia sampai terperanjat di depan pria itu.

"Maaf, saya mengagetkan kamu. Saya ingin meminta pendapat kamu, mumpung kita masih di Amerika. Apa kamu ingin berbulan madu di sini, atau mau balik ke Indonesia?"

Belum hilang rasa kaget Zara, ia malah mendengar perkataan Alif yang membuatnya semakin tak bisa berkata-kata. "Ap-apa, Pak? Bu-bulan madu?"

.

.

.

"Assalamu 'alaikum, Oma. Bagaimana kabarnya?" tanya seorang wanita dengan kacamata hitam dan rambut panjang yang dibiarkan tergerai. Ia tersenyum manis ke arah Oma Ratna yang saat ini sedang duduk di depan rumah menikmati suasana sore hari.

"Lita? Ada apa kamu kemari?" tanya balik wanita paruh baya itu.

"Aku mau bertemu dengan Zara. Aoa Zara ada?" balas Lita sambil berjalan memasuki teras rumah tanpa membuka sepatu high heelsnya.

Pandangan Oma Ratna tentu saja langsung tertuju pada sang cucu. Ia yang merupakan pemilik rumah saja tak memakai alas kaki ketika di rumah, lalu dengan arogannya Lita menginjakkan kaki di rumah itu tanpa melepas sepatunya.

"Lita, apa kamu tidak pernah diajari sopan santun ketika mengunjungi rumah orang? Lepas sepatumu! Lantai rumah ini jadi kotor karenamu, belum lagi jika kamu menginjak najis di luar sana," kata Oma Ratna menegur.

"Maaf, Oma. Aku tidak terbiasa melepas alas kaki. Di rumah Ayah juga gitu, aman-aman saja," balas Lita.

"Itu di rumah kamu, sekarang kamu di rumahku, ya, jelas beda aturan." Oma Ratna kembali membalas seolah dia adalah nenek yang galak pada cucunya sendiri.

"Zara mana, Oma? Aku ingin ketemu dengannya dan suaminya." Tak ingin berdebat debgan sang nenek, Lita kembali bertanya mengenai sang adik.

Oma Ratna menatap curiga Lita yang tiba-tiba saja datang mencari Zara. Sayangnya, pertanyaan atas tujuan wanita itu mencari sang adik pun tak pernah di jawab dengan benar. Pada akhirnya, wanita paruh baya itu hanya bisa mengatakan jika Zara tidak tinggal bersamanya, melainkan bersama suaminya.

"Berikan aku alamatnya, Oma."

.

.

.

#bersambung#

1
Angel Santos
Luar biasa karyamu kak
UQies (IG: bulqies_uqies): Alhamdulillah, terima kasih kak 🥰
total 1 replies
Ina Karlina
terus berkarya ya author dan tetap semangat 👍👍🥰
Ina Karlina
ah ter nyata mereka berdua sama2 saling mencintai 😁
Ina Karlina
terima dengan bahagia tentu nya🌹🥰
Ina Karlina
sepertinya yang di calonkan dengan iba itu pk Yusuf
Ina Karlina
kalau jodoh takkan ke mana
Ina Karlina
ahir nya hadir juga calon Alif junior..tapi sayang suami nya jauh.. bagaimana kalau ngidam nanti
Ina Karlina
hadeh si oelakir mulai ber aksi rupanya .dasar emang ya ga tau diri tuh s lita 🤦🤦🤦
Ina Karlina
air mata buaya udah biarkan saja biar tau rasa atas segala sikap sombong nya itu 😡
Ina Karlina
ooh ternyata s Fina mata mata nya s lita.
Ina Karlina
ya udah tinggal keluar aja ya pak Alif jadi dosen juga karena zarra ini
Ina Karlina
memaaf lantai tidak untuk mengajak tinggal bersama ..cukup bersikap biasa saja itu lebih baik..
Ina Karlina
wah dasar perempuan ular.. jangan mau zarra..enak aja bisa bisa nanti s Alip di rebut juga sama dia karena tau suami mu sgt kaya😡
Ina Karlina
lah pa kades ganggu orang yang lagi mojok ...
Ina Karlina
ha ha ha malu pasti tuh zarra
Ina Karlina
seperti nya Zara salah faham deh yang menyelamatkan dia bukan Naufal tapi alif
Ina Karlina
dapat bonus he he😁😁😁
Ina Karlina
treng treng pas ketemu ternyata dia s SBK 😁😁
Ina Karlina
ha ha di tembak langsung oleh SBK..apa ga syok tuh Zahra..🤭
Ina Karlina
bencanamu bertambah Zara sepertinya calon jodoh mu orang yang kamu benci si SBK 😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!