Datang ke Jakarta sebagai saudara tiri baru yang dikenal sebagai ketua OSIS sekolah.
Ini kisah Venera yang mempunyai saudara kembar bernama Venela.
Venera menikmati kehidupan di sekolah nya sebagai murid pindahan, sekaligus ingin membantu percintaan segitiga dari saudara tirinya di sekolah.
Apakah peran Venera sebagai pemain latar akan berubah menjadi sebuah kebencian atau jadi pemenang dihati Aldi? mengingat saudara kembarnya sekarang sudah menjadi pacar dari saudara tirinya.
Ikuti kisahnya Venera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07. Rumah Sakit.
Rezaldi yang sudah tiba di rumah sakit, terus mondar-mandir di depan ruangan UGD sambil menunggu keluarga yang lain datang.
Selain menghubungi ayahnya yang ada di Bogor, dia juga menghubungi tante nya yang bernama Mega, adik dari ayahnya itu sedang menuju rumah sakit setelah menerima kabar dari Rezaldi.
Di dalam mobil pribadi milik Bu Mega, dia melajukan kendaraan nya menuju ke Rumah Sakit Sumber Kasih bersama salah satu anaknya yang bernama Mira.
"Mah ada apa sih?" Tanya Mira.
"Kakek kamu sakit lagi" Jawab Bu Mega.
"Oh pantesan, sewaktu pulang sekolah Mira langsung digeret mamah" Kata Mira.
"Maaf ya Mira, soalnya mamah khawatir banget" Kata Bu Mega.
"Semoga kakek baik-baik aja ya mah" Kata Mira.
"Amin" Jawab Bu Mega.
15 menit setelah terhalang kemacetan jalan, Bu Mega telah sampai di rumah sakit. Berjalan cepat menuju ruang UGD dari parkiran rumah sakit.
"Aldi bagaimana keadaan kakek?" Sahut Bu Mega panik, memegang tangan Aldi saat beliau sampai di depan ruangan UGD.
"Alhamdulillah kakek sudah mendingan tante, sekarang kakek ada di dalam tante" Kata Aldi.
Bu Mega menoleh ke arah pintu "Tante masuk dulu ya... Oh ya Mira, kamu tunggu dulu sama Aldi di depan pintu ya" Kata Bu Mega.
Sampainya masuk ke ruangan, Bu Mega melihat ayahnya dengan pandangan mata berkaca-kaca, melangkah pelan dan mencium pergelangan tangan Pak Rais yang sedang tertidur.
Pak Rais bangun, karena merasa tangan nya di pegang oleh seseorang "Meg— Uhuk-uhuk"
"Ayah, tolong jangan bicara dulu dong" Kata Bu Mega.
"Dimana Venera?" Tanya Pak Rais nada serak.
"Venera? Mega belum lihat dia yah" Jawab Bu Mega.
"Panggil Rezaldi kesini" Titah Pak Rais.
Bu Mega senyum, bangkit dari tempat lalu pergi keluar ruangan untuk memanggil Aldi masuk ke dalam, sekaligus membawa Mira ikut masuk kedalam.
"Dimana Venera nak?" Tanya Pak Rais.
"Era dirumah kek" Jawab Rezaldi.
Mira menowel-nowel pinggang Rezaldi dan membisik nya "Venera itu saudara tiri lu bukan sih"
Rezaldi mengangguk, sekaligus dijawab oleh Pak Rais "Venera saudara tiri Rezaldi yang sangat baik, tanpa dia mungkin nyawa kakek akan melayang, kakek gak bisa teriak untuk minta tolong"
Seketika perkataan Pak Rais membuat mereka tertegun.
Terutama Rezaldi, yang secara tiba-tiba mengeluarkan ponsel untuk memberi kabar ke orang rumah kalau kakek sudah mendingan dan sadar dari pingsan nya.
Ting!
Suara notifikasi pesan whatsapp di ponsel Venera.
Venera yang sibuk mengeringkan rambut sehabis mandi langsung menoleh. Melihat layar ponsel nya menyala, Venera langsung membuang handuk nya ke atas tempat tidur.
"Aldi?" Kata Venera ketika menatap notifikasi di balik layar ponsel nya yang lagi terkunci.
Venera langsung menekan tombol ponsel yang ada di samping, lalu membuka pola kunci ponsel. Melihat seluruh isi pesan yang sudah di kirimkan oleh Aldi.
Terima kasih ya, karena pertolongan dari lu di sekolah, kakek gue selamat dan lolos dari masa kritisnya
Venera hanya sejenak melihat ponsel nya, sampai akhirnya dia kembali melakukan rutinitas nya setelah mandi.
"Venera sudah belum dandan nya, ayo kita ke rumah sakit!" Kata Bu Anita.
"Baru juga selesai mandi mah" Jawab Venera.
"Ya Allah Gusti NU Agung, kamu satu jam ngapain aja?, mamah bilang kan cepetan karena kita mau ke rumah sakit!" Omel Bu Anita.
"Habis setup PC mamah" Jawab Venera.
"Yasudah cepetan dandan nya jangan kelamaan" Kata Bu Anita.
"Iya emak-emak komplek" Ledek Venera.
**
Setengah jam setelah berkendara sepeda motor, Venera dan Bu Anita sudah berada di rumah sakit, melihat ada sepupu tiri bersama tante nya yang lebih dulu menengok kondisi Pak Rais.
Venera masuk dan menyalimi kakek nya yang sudah setia menunggu kehadiran nya.
"Ayah, maaf telat datang" Ini Kata Bu Anita, dengan rengkuhan senyum di bibirnya, dia ikut menyalami punggung pergelangan tangan Pak Rais.
"Venera, terima kasih ya sudah sigap berlari kesana kemari waktu di lobby sekolah untuk menyelamatkan nyawa kakek, maaf sudah banyak ngerepotin kamu nak" Kata Pak Rais.
Venera menggeleng kepala cepat "Kakek jangan ngomong gitu lah, kalau ada keluarga yang sakit, Venera pasti panik"
"Ra" Sapa Rezaldi yang terus memperhatikan nya, Venera menoleh dan tangan nya tiba-tiba dipegang oleh Rezaldi.
"Beli makan dulu yuk, Lu belum makan kan? kita sekalian makan bareng" Kata Aldi.
"Eh tapi saya mau jaga kakek" Kata Venera.
"Kakek sudah ada yang jaga nak, kamu kalau mau makan, makan dulu aja, mumpung ada yang ngajak tuh" Kata Pak Rais menyauti.
"Biar mamah sama tante Mega yang jaga Ra" Tukas Bu Anita ketika Venera ingin berbicara.
" Gue ikut" Kata Mira.
"No" Langsung dijawab Aldi.
"Cukup tau aja kok, kalean mau dinner" Goda Mira.
"KITA GAK DINNER!!" Jawab serempak Venera dan Rezaldi.
Venera menoleh ke Rezaldi "Gak usah ikut-ikutan!"
Rezaldi menoleh ke Venera, lalu membalas tatapan tajam Venera.
Rezaldi memilih tak menjawab, langsung menggenggam erat pergelangan tangan Venera menuju ke kantin rumah sakit.
Sampai nya di persimpangan jalur yang ada di pekarangan rumah sakit, Rezaldi berhenti sejenak sambil menggaruk-garuk kepala.
"Kenapa?" Tanya Venera.
Rezaldi menoleh dengan nyengir kuda tak berdosa "Kantin nya sebelah mana sih, luas banget rumah sakit nya"
"Lah mana gue tau, emang gue pegawai rumah sakit disini" Jawab Venera.
"Heum"
Mereka mulai melangkah sambil celingukan melihat papan tanda petunjuk arah di setiap pertigaan rumah sakit, tidak ada satu pun tulisan petunjuk arah yang mengarah ke arah kantin.
"Ini kita dari tadi muter-muter gak jelas loh" Omel Venera merasa kaki nya sudah mulai pegal.
"Loh kok, kita malah sampai nya di dekat ruang jenazah sih" Kata Rezaldi.
Venera membelalak langsung merapat ke tubuhnya Rezaldi, mengumpat di bawah ketiaknya dengan waspada.
"Takut, kita balik aja yuk" Gumam Venera.
Rezaldi senyum iblis "Oh iya, menurut gosip ruang jenazah di rumah sakit sering terdengar suara-suara mengerikan waktu malam loh"
Venera langsung menyembunyikan wajahnya di perut bagian samping Aldi "Gak lucu ah, ayo kita kembali aja ke UGD" Kata Venera dengan nada ngambek.
"MEONGGGG!!" Jerit kucing tiba-tiba berkelahi
"KYAAAA" Venera ikut berteriak dan berlari sekencang mungkin, menjauh dari lokasi ruang jenazah.
Rezaldi juga ikut berlari karena terkena shock terapi dengan jeritan Venera yang mendengung keras di telinga nya.
"Tunggu, kalian kenapa lari?" Tanya petugas keamanan rumah sakit.
"Ada setan pak di dekat ruang jenazah" Jawab Eca dengan nafas terengah-engah.
Rezaldi mengatur nafas sejenak, lalu ikut menjawab "Itu kucing lagi berantem oon"
"Lu setan ya! kenapa ikut lari!" Kata Venera mencubit pinggang Aldi.
"Gue reflek sama jeritan lu setan!" Jawab Aldi.
Satpam yang di depan menggeleng kepala dengan sabar dan tersenyum, lalu bertanya kepada mereka "Kalian mau pada kemana?"
"Kantin pak, saat kita mencari, namun belum ketemu" Kata Aldi.
"Kantin rumah sakit ada di dekat parkiran, di pekarangan rumah sakit ini tidak ada kantin"
Venera menghela nafas panjang-panjang, sedangkan Rezaldi menepuk kening lalu mengusap wajahnya berkali-kali.
membawa 1mawar dan iklan biar tmbh semangat
membawa 1 iklan biar tmbh semangat
mampir yuk ke tempat aku. bebas yg mana aja 🙏🏿😘😁
salam dari
"aku dan teman kamarku"