Hi hi hayyy 👋
Selamat datang di karya pertamaku... semoga kalian suka yaaa
Marchello Arlando harus mendapat julukan pria buruk rupa setelah insiden yang membuatnya mengalami banyak luka bakar.
"Aku tak sudi bersamamu lagi Chello. Aku malu memiliki pasangan yang buruk rupa sepertimu."
Marah, benci dan juga dendam jelas sangat dirasakan Marchello. Namun keadaannya yang lemah hanya bisa membuat dirinya pasrah menerima semua ini.
Hingga 7 tahun berlalu, Marchello dipertemukan oleh fakta tentang keluarga kandungnya dan membuatnya menjadi penerus satu-satunya. Menjadi CEO sekaligus pemimpin mafia yang selalu menggunakan topeng, Marchello bukan lagi pria berhati malaikat seperti tahun-tahun sebelumnya.
Hingga pada suatu hari, ia diminta menikah untuk bisa memberikan penerus bagi keluarganya. Wanita yang dijodohkan untuknya justru mengalihkan posisinya dengan adik tirinya sendiri setelah tahu keadaan Marchello yang memiliki rupa misterius. Mungkinkah perjodohan akan tetap berlanjut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeiy Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perceraian?
Marchello yang merupakan pria teguh dengan prinsip-prinsipnya dan memiliki rasa tanggung jawab yang kuat, ia kini dihadapkan pada permintaan perceraian dari istrinya. Ia akui kalau pernikahan mereka tanpa cinta, namun Marchello tak pernah bermaksud atau masih menyukai mantannya yang merupakan kakak tiri Vilme.
“Ine, apa yang kau katakan? Tak ada perpisahan! Dan hanya maut yang bisa memisahkan kita! Ingatlah janji pernikahan kita” ucap Marchel yang membuat Ime tersenyum getir.
“Percuma jika janji itu dibuat namun akhirnya kau juga yang menodainya! Kita mengungkapkan bahwa kita akan saling menjaga, baik dalam suka maupun duka, dan juga bahkan soal perasaan. Tapi kau sama sekali tak menjaga perasaanku.
“Bagaimana bila kau yang berada di posisiku? Apa kau akan menerima dengan lapang dada saat pembunuh dari mommy mu masih berkeliaran di luar sana?”
Marchel masih diam dan menatap sendu wajah kecewa istrinya ini.
“Aku tak masalah kalau Kak Jessica bebas, tapi tidak dengan mommy Shena dan juga daddy ku. Mereka berdua sama-sama penjahat dan terlibat dalam kematian mommy ku.” Ucap Ime tegas namun juga terisak dalam mengungkapkan isi hatinya.
“Kau membela mereka, itu sama saja kau juga pembunuh mommy ku. Aku tak bisa hidup dengan sosok pengkhianat. Kau bahkan tak mau terlibat kala grandpa mengerahkan anak buahnya untuk mencari tempat persembunyian mommy Shena dan daddy”
Ime menangis sembari memukuli dada Marchel “Kau juga tak menjawab kala grandpa menanyakan keberadaan Kak Jessica sekarang. Kenapa kau begitu melindunginya? Sepenting itukah dia daripada rasa kemanusiaanmu, Marchello? Sebesar itukah cintamu padanya?”
Marchel masih diam dengan ungkapan histeris Ime. Ada rasa yang juga sakit saat melihat Ime menangis. Bahkan jujur, Marchel juga tak mau berada di posisi ini, namun ada hal yang tak bisa ia jelaskan pada Ime.
“Kau memang suamiku dan kita memang menikah tanpa cinta. Tapi aku tak suka milikku begitu baik pada wanita lain. Aku tak suka saat sesuatu hal yang sudah jelas-jelas sah untukku, tapi ia justru mengabaikanku.
“Aku berharap kau adalah pahlawan untukku dan membebaskanku dari keluarga yang tak pernah menganggapku ada selama ini. Tapi nyatanya, kau juga menyakitiku”
“Aku kira kau benar-benar bisa menjadi pembela dan pendukungku, apalagi kita adalah suami istri. Namun nyatanya, hatimu masih milik wanita lain. Ceraikan saja aku dan biarkan aku pergi dari sini Marchello. Ceraikan aku!” ucap Ime tegas yang membuat Marchel menatapnya tajam.
Marchel langsung mendorong Ime membentur tembok, Ime terkejut karena Marchel langsung menempelkan bibirnya pada bibir Ime. Meski terhalang oleh kain yang menutupi wajah Marchel, namun Ime dapat merasakan dengan jelas bibir Marchel yang melumat bibirnya dengan kuat.
Marchel mengusap rambut Ime dengan lembut “Kau adalah istriku dan aku tak akan pernah menceraikanmu. Aku tak bisa menjelaskan yang sebenarnya sekarang, tapi ketahuilah kalau ini demi kebaikanmu juga. Aku tak pernah menyisakan tempat dalam hatiku untuk Jessica, dan kuharap kau mengerti Ime” jelas Marchel menatap Ime yang masih terpaku akan tindakannya.
Marchel langsung berlalu begitu saja dan tak memikirkan begitu besarnya degup jantung Ime yang masih begitu kuat karena tindakan Marchel sebelumnya.
Ime memegang bibirnya sendiri yang telah dicium oleh Marchel, ada perasaan senang karena ia mendapat sentuhan intim dari Suaminya. Namun disisi lain, Ime juga merasakan pilu karena Marchel tak jelas akan alasannya dalam mempertahankan Jessica.
Ime menatap Marchel dengan air mata yang menggenang di matanya, merasa dikekang dalam perasaan yang terluka dan kekecewaan yang ia rasa.
“Kau tak pernah mengerti perasaanku, Marchel. Aku cemburu sebagai istrimu. Apa artinya ciuman ini tanpa kepastian yang jelas dari hatimu?” gumamnya dalam hati.