NovelToon NovelToon
Sedingin Hati Suami Tentaraku

Sedingin Hati Suami Tentaraku

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Kehidupan Tentara
Popularitas:553.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Hasna_Ramarta

Halwa mencintai Cakar Buana, seorang duda sekaligus prajurit TNI_AD yang ditinggal mati oleh istrinya. Cakar sangat terpukul dan sedih saat kehilangan sang istri.

Halwa berusaha mengejar Cakar Buana, dengan menitip salam lewat ibu maupun adiknya. Cakar muak dengan sikap cari perhatian Halwa, yang dianggapnya mengejar-ngejar dirinya.

Cakar yang masih mencintai almarhumah sang istri yang sama-sama anggota TNI, tidak pernah menganggap Halwa, Halwa tetap dianggapnya perempuan caper dan terlalu percaya diri.

Dua tahun berlalu, rasanya Halwa menyerah. Dia lelah mengejar cinta dan hati sang suami yang dingin. Ketika Halwa tidak lagi memberi perhatian untuknya, Cakar merasa ada yang berbeda.

Apakah yang beda itu?
Yuk kepoin cerita ini hanya di Noveltoon/ Mangatoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Kemarahan Cakar

Di Kantor Cakar

   "Wah, sepertinya ada yang staminanya lagi bagus nih." Ardi dan Rian menghampiri Wardi dan Tian yang sudah lebih dulu berteduh di bawah pohon kamboja. Di sana cukup nyaman, karena ada kursi santai di bawah pohonnya, kemudian ada meja di tengah-tengahnya.

   Mereka cukup ngos-ngosan karena harus lari empat keliling lapangan sepak bola. Tak ayal keringat mengucur deras di dahinya, menandakan aktifitas fisik pagi ini benar-benar menguras tenaga. Ardi dan Rian meletakkan dua botol air mineral di atas meja dan berbagi dengan kedua temannya yang sama-sama kelelahan.

   "Si Cakar sepertinya kena efek kopi ginseng pemberian kamu Tian," celetuk Wardi.

   "Kopi ginseng? Wah, kebetulan nih. Kalau masih ada, aku mintalah bro. Sebulan lagi aku nikah sama tunanganku si Rani," celoteh Rian sembari menatap Wardi.

   "Minta? Nah beli di juragan agen. Dia jual kopi ginseng yang khasiatnya joss. Menambah stamina dan vitalitas bagi pria yang baru akan memulai malam pertama," cetus Wardi mengarahkan telunjuknya pada Tian, sembari terkekeh.

   "Beneran Tian? Aku pesan. Sebulan lagi aku menikah, aku mau juga kopi ginseng seperti yang dibilang Wardi tadi." Rian menengadahkan tangannya ke arah Tian.

   "Ok. Besok aku pesankan sama adik aku. Buat yang belum menikah juga ada. Ini khusus untuk stamina dan penambah tenaga," ujar Tian dan pada akhirnya dia jualan juga. Lumayan dapat pelanggan baru untuk toko agen milik sang adik.

   "Tapi joskan?" Rian mencoba meyakinkan.

   "Jelas dong. Buktinya si Cakar masih tahan fisiknya sampai sekarang," tegas Tian.

   Sementara Cakar, masih betah mengolah fisiknya dengan olah raga fisik lainnya. Dia terlihat masih vit dan tidak lelah. Badannya benar-benar bugar. Terlebih Cakar memang salah satu tentara diantara ke-empat temannya yang paling giat berolah raga fisik untuk selalu menjaga tubuhnya tetap kekar dan sixpack.

   "Benar, sepertinya semalam telah terjadi gencatan senjata. Soalnya si Cakar, tidak biasanya begitu sumringah dan bahagia kala baru tiba di ruangan tadi. Terlebih dia saat ini memakai sepatu baru, tambah mentereng dia. Sepertinya sepatu itu pemberian bininya," tebak Tian yakin.

   "Iya kali Cakar sekarang insyaf dan mau menerima bininya gara-gara ginseng pemberian Tian," cebik Ardi belum percaya.

   "Kita doakan saja, bro. Daripada dikejar mulu sama Sersan Nilam. Si Nilam hanya memanfaatkan Cakar doang. Kalau sudah ada yang baru dan pangkatnya lebih tinggi dari Cakar, dia pasti akan tinggalkan Cakar." Rian menimpali.

   "Baguslah, biar si Nilam berhenti ngejar Cakar yang jelas-jelas sudah berbini." Wardi bersuara. Sebagai sesama anggota yang sudah menikah, dia tidak mendukung temannya selalu dikejar KOWAD yang sengaja caper. Padahal Sersan Nilam tahu, bahwa Cakar sudah menikah.

   "Baru saja dighibahin, orangnya nongol. Tuh lihat, si Cakar langsung berhenti saat si Nilam Sari muncul dan mengajaknya pergi. Gila tuh cewek," desis Wardi sama sekali tidak suka melihat Sersan Nilam mendekati Cakar terus.

Di Salon Male dan Female

   "Halwa, kamu hari ini lembur ya, soalnya di bagian pijat perempuan kurang terapis satu orang lagi. Hani kebetulan tidak masuk karena sakit," seru Rida menghampiri Halwa.

   "Siap, Mbak." Tanpa membantah, Halwa setuju dengan perintah Rida. Halwa pun segera menaiki tangga untuk menuju ruang pijat refleksi.

   Halwa tidak merasa kesulitan melayani pengunjung yang ingin dipijat, dia cukup menguasai berbagai bidang pekerjaan di salon ini.

   Jam 18.30 malam pekerjaan Halwa selesai, lumayan lelah. Tapi Halwa tidak mengeluh, sebab uang lemburnya cukup lumayan. Apalagi kalau setiap hari lembur, maka cepat kaya nantinya Halwa, pikir Halwa suatu kali.

  Halwa segera keluar dari salon dan memburu angkot yang saat itu sudah hampir penuh. Beruntung, Halwa masih kebagian tempat duduk. Angkot pun tidak lama segera melaju dengan kecepatan sedang.

   Halwa tiba di rumah tepat jam 19.00 Wib. Jantung Halwa seketika berdebar, kala mobil Cakar sudah duduk manis di bawah canopy. Itu artinya sang pemilik mobil sudah pulang dan berada di dalam rumah.

   "Ya ampun, aku lupa tidak memberi tahu Mas Cakar kalau aku tadi lembur. Sialan, mana belum masak lauk untuk makan malam ini. Tapi, tenang saja, masih ada sisa lauk tadi pagi. Mas Cakar pasti masih mau memakannya." Halwa bergumam dalam hati seraya membayangkan sikap Cakar yang tidak akan peduli melihat dirinya pulang belakangan dibanding Cakar.

   "Assalamualaikum." Halwa tetap memberi salam meskipun ia yakin tidak akan dapat jawaban dari Cakar.

   "Waalaikumsalam. Dari mana saja kamu, jam tujuh malam baru kembali? Bukankah biasanya jam empat sore sudah pulang?" balas Cakar menjawab salam tidak seperti biasanya.Tangannya berkacak pinggang seraya menatap tajam ke arah Halwa kesal.

   "Maaf, Mas. Aku tadi ada lembur dadakan, jadi aku terpaksa pulang malam." Halwa menjawab dengan wajah yang selalu menunduk.

   "Bagus, ya. Kamu lembur tanpa memberi kabar aku dulu. Kamu sudah menikah, bukan? Maka kamu tahu kewajiban kamu. Ke manapun kamu pergi maka harus seijin dan sepengetahuan aku. Jika kamu tidak bilang dan ijin, maka aku ini kamu anggap apa, tong sampah?" teriaknya lantang membuat jantung Halwa berdegup kencang.

   "Ma~maafkan aku, Mas. Tadinya aku pikir, Mas Cakar tidak akan pernah mau tahu kabar tentang aku, apapun itu," jawab Halwa membuat Cakar meradang.

   "Bagus. Pintar jawab, ya, selalu pintar menjawab. Lalu kalau kamu lembur tiap hari, siapa yang menyiapkan makan di rumah?" sengornya dengan tatapan mata yang lebih menusuk dari pada tadi.

   Tubuh Halwa tiba-tiba gemetar dan mematung di sana. Dia benar-benar bingung dengan sikap suaminya yang tiba-tiba seolah-olah dirinya harus memberi kabar di mana berada. Dijawab salah tidak dijawab juga salah.

   "Bergegaslah, kenapa masih mematung?" sentaknya mengusik Halwa. Halwa berlari menaiki tangga lalu menuju kamar, di dalam kamar dia menumpahkan segala kesedihannya karena Cakar.

   Sikap Cakar membuat dia serba salah. Rasanya dia sudah tidak ada artinya lagi berada di rumah ini. Ingin rasanya Halwa kabur saja dari rumah ini.

   Halwa pikir setelah kejadian semalam, Cakar akan berubah dan bersikap lembut. Nyatanya, tidak sama sekali. Bahkan sikapnya justru semakin membuat Halwa dilanda bingung dan putus asa.

   Pintu kamar terbuka dan Cakar menyusul. Dia menghampiri Halwa yang kini menangis di atas sofa.

   "Halwa turunlah. Ada ibuku dan Ais datang kemari. Cepat seka air matamu. Aku tidak mau kamu memperlihatkan wajah bengkakmu karena menangis."

   Halwa masih terisak dan menelungkupkan wajah di sofa. Ucapan Cakar tadi di bawah sungguh menyakiti hatinya.

   "Halwa kamu dengar tidak?" sentak Cakar seraya mengangkat tubuh Halwa kasar.

   Tiba-tiba pintu kamar Cakar dibuka seseorang, Sontak Cakar dan Halwa terkejut seraya kompak menatap ke arah pintu. Siapakah yang membuka pintu?

1
Nani Te'ne
Suka
Nasir: Terimakasih...
total 1 replies
Siti Masitah
cerai...cerai....cerai
Siti Masitah
mampooos cakar ayam..cerai aj
Siti Masitah
mokondo
Siti Masitah
anjiir..sikit2 nangis..halwa gk cocok jdi ibu persit...botol..cerai aja
Siti Masitah
mampooos..kau cakar ayam...semoga mati
Siti Masitah
anjiir..si cakar ayam..minum pil kb aj ..halwa....tapi halwa botol..
Siti Masitah
anjiir..halwa..makan tuh menunggu..
Nasir: Kasian ya...
total 1 replies
Siti Masitah
kasian halwa...cerai..cerai..dri pda hujan air mata..anjriit tuh...cakaar ayam..
Siti Masitah
laki kok mokondo
Nasir: Mokondo... wkwkwkkwkw
total 1 replies
Siti Masitah
sekolah x seragam
Siti Masitah
cerai...cerai...makan tuh baju dinas
Siti Masitah
anjiiir cengeng x pun halwa...sumpah cerai aja..
Siti Masitah
aku sumpahin cakar bercerai ama istrinya..
Nasir: Mksh Kak sudah mampir.... 🥰🥰🥰
total 1 replies
Kazugata
kasian halwa
Nasir: Terimakasih Kakak kehadirannya. 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Meimei Memei
Luar biasa
Nasir: Trmksh byk Kak.
total 1 replies
Anonymous
bintara itu bukan pangkat tapi jenjang…. ada sersan, lettu, letda ya penulis 😁
Nasir: Iya betul Kak... wkwkw... . Terimakasih ya koreksinya.
total 1 replies
Uthie
Cerita yg menarik disimak 👍👍👍👍👍👍👍
Nasir: Mksh byk... 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Uthie
sy lanjutttt aahhhh.... 💃💃💃💃
Nasir: Mksh Kak...
total 1 replies
Uthie
sukurin 😜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!