Ayana Amalia seorang gadis berusia 19 tahun yang masih kuliah rela mengorbankan rahimnya untuk mengandung dan menjadi ibu surogasi anak dari seorang pasangan kaya raya untuk menebus hutang keluarganya dan mengobati penyakit ibunya,
namun kesalahan datang Proses ibu surogasinya gagal Ayana malah terikat cinta dengan tuannya hingga mengandung anak tuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nenahh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(18+)
Ayana terus berontak, tapi apalah daya tenaga Ilham jauh lebih besar dibanding Ayana,
pria itu mulai membuka kancing piyama satu persatu.
Ayana menepisnya, " mas tolong jangan kaya gini"
"sudah ku bilang patuh lah" segera Ilham meremas dua bukit yang masih fresh itu.
"Aaahh" Ayana menggeliat tidak bisa di pungkiri bahkan tubuhnya merasakan kenikmatan itu.
"Kau suka hahaha," entah apa yang dia tertawakan membuat Ayana semakin takut, "tidak ada pria yang boleh menyentuhmu hahaha"
Ayana tertegun sejenak menyimak kata-katanya, dan juga mengingat kejadian yang tadi pagi di taman, ya karna Steven Ayana Sekarang dalam masalah besar.
pria bodoh, sudah berkali-kali aku katakan aku tidak pernah pacaran dan Steven adalah temanku,
"mas Ilham salah faham, Steven adalah temanku" ucap Ayana lirih .
Jangan pernah kau menyebut nama pria itu di hadapanku."
Ilham semakin menjadi, kini tangannya berhasil melepaskan piyama Ayana, sekarang tangannya sudah menelusuri are intim Ayana, dan tangannya yang lain memegang dua tangan Ayana sedangkan bibirnya terus menelusuri leher Ayana.
"kenapa aroma tubuhmu memabukkan" lagi-lagi terus mencium Ayana, sedangkan gadis itu sesekali menggeliat menahan kenikmatan yang Ilham berikan.
"kau sudah dalam keadaan mabuk, bukan aku yang memabukkan, lepaskan akkhhh" Ayana berhasil terlepas dari Ilham. Kini dia berlari ke arah pintu.
"Mau kemana kau,"
Langkah Ilham begitu cepat sampai Ayana kini berada dalam pelukan nya.
Dia sudah tak tahan untuk melakukan hubungan dengan gadis yang baru dia sukai belakangan ini.
Ilham menarik paksa Ayana, menidurkannya di ranjang, kini Ayana sudah tidak bisa mempertahankan kesuciannya.
"ahhhh, sakiiiittt" air matanya terus bercucuran membasahi pipi, hatinya sakit karna kesuciannya telah direnggut oleh pria sudah beristri, apalah daya justru tubuhnya seolah menikmati semua transferan Ilham.
"Sorry baby, sakitnya sebentar ko, aku akan lebih hati-hati."
"Hentikan tuan, aku mohon, ahhh."
"I love you baby" Ilham terus menciumi wajah gadis yang kini ada di bawah tubuhnya
pria terkutuk, aku akan membencimu dengan seluruh jiwa raga ku, aku akan membunuhmu tepat dengan tanganku sendiri.
hatinya mengutuki pria itu namun tidak dengan tubuhnya.
"Ayo baby mendesah, ayo my love, my honey, ahhh," Ilham terus bergelut dengan pekerjaan nya ini, semakin panas menuju puncak hasratnya.
begitu juga dengan Ayana, rupanya dia menikmati permainan Ilham, sampai di pun merasa berada di sebuah puncak gunung.
"Maaaassss" desisnya "aahhhh,"
Mereka berdua sama-sama dalam kenikmatan tiada Tara, sedangkan Ilham justru membuang benihnya di dalam tubuh Ayana.
Ilham memeluk erat gadis polos itu hingga ia terlelap. Sedangkan Ayana tubuhnya menyusut di bawah ranjang memeluk erat lututnya sendiri menatap langit jauh di balik jendela pandangannya kosong di balut selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
Rapuh, hatinya berkecamuk, dengan air mata yang masih bercucuran membuat wajahnya merah dan matanya menjadi sembab.
Ayah aku tidak bisa menjaga kehormatan ku, aku ternodai pria brengsek ini.
Ayah andai aku masih bisa memeluk mu, akan aku peluk erat dirimu, menangis di bahu mu ayah.
Kenapa ayah lebih dulu ninggalin aku, dunia ini begitu jahat padaku.
Pagi hari
Semalaman Matanya terus terjaga hingga matahari muncul menyinari bumi ini, dia masih dalam posisi yang sama, sedangkan pelakunya sedang bermimpi sangat indah.
Para asisten rumah tangga sudah mulai sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, di tempat ini mereka bukan hanya bekerja tapi juga menutup mata dan telinga, apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar harus disimpan dan tertutup dengan rapat.
"non" kutukan pintu kamar Ayana, " mari sarapan" Bu Asih fikir Ayana masih tertidur pulas padahal gadis itu sedang merenungkan nasib.
Begitu pula ketukan pintu di kamar tuan besar, tidak ada jawaban dari dalam.
Peraturan di rumah ini setelah selesai bekerja mereka harus kembali ke rumah belakang jadi rumah utama hanya di tempati oleh sang pemilik rumah, dan urusan pribadi tidak ada yang mengetahui.
hari sudah mulai siang, gadis ini masih dalam posisinya, tidak bergerak sama sekali, bahkan dia enggan untuk bernafas.
"Huaaaaaaaaaahh" dengan badan segar pelakunya sudah terjaga sekarang namun dia masih mengumpulkan nyawanya,
Menatap langit-langit kamar dengan senyum cerah di wajahnya seakan dunia hanya miliknya.
Lah kenapa aku di sini
terheran, mengapa dia tidur dikamar tamu, berusaha mencerna apa yang yang terjadi tapi nihil memori di kepalanya masih belum terhubungkan.
kini ingatannya buyar ketika mendengar suara sesegukan, dia menengok ke semua arah dan mendapati seorang wanita dibawah ranjangnya.
Ilham turun dari tempat tidur betapa terkejutnya ketika melihat gadis itu ternyata Ayana.
"Ayana, kenapa kamu bisa di sini."
Dia terus berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi, mencoba menghubungkan semua kabel yang ada di otaknya.
ternyata ini bukan mimpi, aku benar-benar meniduri Ayana?.