Fiandra tak menyangka jika dirinya akan berjodoh dengan seorang dosen yang selalu memarahinya bernama Ilham. Mereka di paksa menikah dan menjalani pernikahan, meskipun keduanya menolak. Keinginan kedua orang tua Fiandra dan Ilham begitu kuat untuk menikahkan mereka, hingga mereka melakukan satu cara, untuk menjebak keduanya agar bisa menikah... bagaimana kisah mereka? akankah cinta hadir di tengah permusuhan mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Paham
Setelah menghubungi Fiandra . Ilham langsung menuju kantornya.
Ilham memang memiliki usaha sampingan yang dia rintis tiga tahun yang lalu bersama sahabatnya. Usaha itu berupa penjualan makanan cepat saji seperti ayam krispi dan juga kentang goreng krispi yang di jual gerai dan outlet yang sudah memiliki enam cabang di ibu kota.
Mobil Ilham tiba di sebuah ruko yang merupakan kantor sekaligus rumah produksi. Biasanya sebelum memeriksa laporan , dia langsung mengadakan inspeksi dadakan untuk melihat produktivitas para Karyawannya.
Saat Ilham memasuki area produksi, pandangannya langsung tertuju pada tumpukan kentang kelas C yang berada di pojok ruangan. Wajahnya yang semula tenan, berubah menjadi merah padam. Dengan langkah cepat dan tegas, ia menghampiri tumpukan bahan baku itu.
"Loh kenapa bahan bakunya jadi kecil-kecil dan jelek seperti ini?" tanyanya.
Semua karyawan seketika terdiam, tak satupun dari mereka yang berani menjawab Ilham. Ya, Ilham tak hanya di segani di kampus tapi juga di tempatnya bekerja.
"Dani! panggil Zainal ke ruangan saya!" titah Ilham dengan suara terdengar tegas pada pria yang sedang memotong kentang. Dengan langkah cepat dia meninggal tempat itu lalu memasuki ruangannya sendiri. Ilham duduk di kursi kebesaran sebagai owner.
Beberapa saat kemudian seorang pria seumuran dengannya memasuki ruangan.
"Bapak memanggil saya?" tanya pria itu.
"Kenapa kamu menggunakan kentang kelas C sebagai bahan baku kita?" tanyanya sambil menatap wajah Zainal secara serius.
Pria itu tertunduk lalu menjawab dengan suara yang lemah. "Maaf Pak, kentang kelas A saat ini harganya sangat mahal, kami khawatir akan mempengaruhi profit perusahaan. Saya juga sudah konfirmasi dengan bu Andien katanya gak apa-apa di ganti."
Ilham menghela napas panjang berusaha untuk tetap tenang. "Kamu tahu? Kebijakan kamu seperti itu hanya akan merusak citra produk kita!" bentaknya dengan suara yang sedikit meninggi.
Manager itu tertunduk, tak berani menjawab. Ia mematung menunggu Ilham memberikan perintah.
"Ganti bahan bakunya sekarang juga! Kentang kelas c yang sudah terlanjur di beli di bagikan saja pada karyawan nanti biar saya bayar dengan uang pribadi!" ucapnya tegas dan lugas.
"Iya Pak, kalo begitu saya permisi."Pria itu buru-buru keluar lalu menutup pintu.
Baru saja Ilham menarik napas panjang tiba-tiba seorang wanita masuk ke ruangannya."Hai Ham.Aku nungguin kamu dari tadi loh," ujarnya.
"Kamu tuh ya, bagaimana bisa kamu biarkan mereka beli bahan baku dengan kualitas C! sudah saya bilang kalau kerja itu harus konsisten jangan cuma ingin untung banyak!" omel Ilham.
Andien menunduk, dia memang sudah biasa mendengar Ilham mengomel, ia pun sadar jika dirinya yang salah.
Bla bla bla... panjang lebar Ilham nyerocos. Hingga akhirnya Andien berkali-kali minta maaf dan berjanji tak mengulangi kesalahannya barulah Ilham berhenti ngomel.
Setelah Ilham tenang, barulah Andien mencoba untuk berbicara masalah pribadi dengannya.
"Ham, kamu bisa bantuin aku nggak?"
Ilham menatap Andien. "Bantuin apa?" tanyanya dengan wajah yang masih terlihat kesal.
"Begini, kedua orang tuaku mau menjodohkan aku." Andien menjeda kata-katanya untuk melihat reaksi Ilham.
"Terus?" tanya Ilham sambil memandang Andien dengan bingung.
"Kamu mau nggak, pura-pura jadi pacar aku agar orang tuaku tidak menjodohkan aku dengan pria pilihannya," ucap Andien dengan penuh harap.
Ilham menghela nafas panjang kembali. "Sorry ya Ndien. Aku gak bisa," jawabnya singkat tapi tegas.
"Loh gak bisa kenapa Ham? Kan cuma pura-pura?" tanya Andien dengan ekspresi setengah kecewa.
"Aku sudah punya Istri, Ndien."
Seketika bola mata Andien terbelalak. "Serius kamu, Ham?" tanyanya dengan suara yang terdekat hampir menangis.
Ilham mengangguk sambil menunjukkan cincin perak yang melingkar di jari manisnya
Andien yang kecewa reflek menundukkan kepala, sehingga sebagian wajahnya tertutup rambut. "Kamu nikah, kok gak ngundang aku sih Ham?" suaranya bergetar dan lirih, seperti menahan tangis.
"Panjang ceritanya! sorry aku gak bisa bantu, karena aku juga harus jaga perasaan istriku."
Andien menarik napas dalam dalam seperti ingin melonggarkan dadanya yang terasa sesak ketika mendengar pengakuan Ilham itum
"Its okay! kalau begitu, aku permisi." Andien bergegas keluar dari ruangan itu Karena tak lagi kuat menahan kesedihan. Setelah keluar dari ruangan itu air matanya tak terbendung, dia pun menangis sambil berjalan cepat melewati koridor.
Beberapa karyawan terlihat memperhatikannya. "Eh bu Andien kenapa itu?" tanya salah seorang dari mereka.
"Ah palingan juga di marahin Pak Ilham . Benar-benar kelewatan ya Pak Ilham, sampai nangis begitu bu Andien," sahut salah satu dari mereka.
"Iya.Kasihan ya, bu Andien."
Seketika Ilham jadi pembicaraan karyawanya.
apa kabar dengan duo enyak udah dapat belum berburu para duda 😍 semoga dapat ya nyak 😂😂😂😂