Sudah jatuh tertimpa tangga itu lah pepatah yang pantas untuk Raya saat ini.
Pengabdian seorang istri tapi tak sedikit pun di hargai oleh Fadil sang suami.
Tak hanya sampai di situ derita Raya,Fadil menalak nya di saat dia baru selesai keguguran dan secara terang-terangan sang suami membawa selingkuhan nya kerumah.
Perasaan Raya hancur mentalnya di hajar habis-habisan oleh sang suami dan mertua yang menyalahkan nya atas kematian sang anak.
Bagaimana kelanjutan kisahnya.
Apakah Raya mendapatkan pengganti sang Suami atau justru memilih menyendiri?
Akan kah ada solusi untuk Raya setelah mengalami siksaan batin ini?
Yuuk baca di novel terbaru ku ibu susu untuk Mikhayla...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malu
"Pelan-pelan mimik nya nak, nggak akan habis kok" ucap Raya lembut sembari meniup puncak kepala Mikhayla pelan.
"Sampai keringetan gini sayang,haus banget ya"ujar Raya lagi sambil tersenyum manis melihat Mikhayla yang tengah lahap menyusu.
"Clek"pintu kamar Mikhayla terbuka membuat Raya melihat ke arah nya.
"Maaf" Haris segera keluar menutup pintu kembali.
"Aduh,kenapa mas Haris main masuk saja" gumam Raya malu secara dia reflek menghadap ke arah pintu dan Haris melihat dada Raya yang terbuka saat menyusui Mikhayla,Raya pikir tadi ibu nya Haris.
"Kenapa Ris?" tanya bu Sri
"Nggak pa-pa ma,aku mau mandi dulu ya ma,gerah!"
"Kata nya mau lihat Mikhayla"
"Mandi aja dulu ma soalnya badan ku bau oli dari bengkel tadi"jawab Haris segera pergi kearah kamarnya.
Jantung Haris berdegup kencang, bayangan P*y*d*r* Raya tadi tiba-tiba berputar di otak nya,Haris lelaki normal apalagi dia dan Hilda sudah lama sekali tidak berhubungan karena dengan alasan Hilda masih dalam masa nifas padahal usia Mikhayla sudah lebih dari empat puluh hari.
Haris segera masuk kedalam kamar mandi untuk mengguyur tubuh nya dengan air dingin.
****
"Sayang,malam ini temani aku makan malam di restoran Wiston ya"pinta Herman
"Dalam rangka apa mas?"
"Tadi Rekan bisnis ku mengabarkan kalau hotel yang di bangun di Bandung sudah selesai awal bulan jadi mereka ingin membahas interior nya"
"Wah bisa kita coba tuh mas"
"Bisa, untuk kamu apa sih yang nggak bisa"
"Mas, beliin aku rumah dong mas buat jaga-jaga kalau aku cere' sama mas Haris jadi aku bisa pindah ke rumah baru"
"Jangan sekarang ya sayang,aku sedang banyak pengeluaran kalau ambil dari uang kantor nanti akan ketahuan oleh Kinanti"
"Terus kapan mas?" tanya Hilda sambil merengek membuat Herman gemas dengan selingkuhan nya ini.
"Sini duduk di pangkuan ku"pinta Herman sambil memukul paha nya dan Hilda segera mengangkangi Herman sambil tersenyum nakal.
"Kamu makin pintar sayang"puji Herman sambil melumat bibir sang kekasih,dua sejoli ini memang tak tau tempat jika sudah menginginkan nya.
****
"Mas,saya pamit pulang dulu, stock susu untuk Mikhayla sudah saya letakkan di kulkas nanti tinggal di panaskan saja" lapor Raya sambil tersenyum menunduk.
"Iy-a mbak Raya terimakasih" jawab Haris yang juga tidak enak hati karena kejadian tadi
"Oh ya mas,tadi saya sudah letakkan keperluan Mikhayla untuk malam ini di dalam keranjang di kamar nya" ucap Raya lagi dan diangguki Haris
"Mbak Raya pulang dengan siapa?"tanya Haris
"Tadi saya sudah pesan ojek online mas"
"Untuk besok biar saya yang pesan ojek langganan mbak Raya jadi mbak Raya nggak perlu keluar biaya lagi dan ini mbak untuk untuk bayar ojek online nya nanti" Haris memberikan uang selembar biru
"Nggak usah mas,saya ada uang" tolak Raya
"Ambil aja mbak,jangan pake' uang mbak Raya, dengan mbak mau kerja di sini saja saya sangat berterima kasih mbak,masa' ongkos nya harus mbak yang bayar,ambil mbak, nggak papa saya ikhlas" ujar Haris memberikan nya ke tangan Raya.
"Nggak papa mas?" tanya Raya lagi
"Hahaha....ya nggak papa mbak,mulai besok jangan pesan ojek online lagi mbak"
"Iya mas, terimakasih" ucap Raya pelan lalu segera pamit pada Haris.
Setelah kepulangan Raya bu Sri juga keluar dari kamar Mikhayla sambil menggendong sang cucu.
"Kelihatan nya baik ya Ris,sayang sudah menikah"
"Siapa ma?"
"Itu si Raya, orang nya lembut jauh banget sama istri kamu Hilda" ketus bu Sri lagi
"Kenapa jadi banding- bandingin sama Hilda sih ma,aneh deh mama"
"Istri kamu tuh beda dari yang lain, pembangkang!"
"Ma, setiap orang beda-beda ma, karakter Hilda memang seperti itu mau di apakan lagi, lagian kalau aku nggak nikah sama Hilda nggak akan ada nih cucu mama Mikhayla,iya nggak sayang,oma kamu nih ngomong nya ngaco,anak ayah udah mandi" goda Haris mengambil Mikhayla dar gendongan sang mama dan mencium nya berkali-kali.
"Wangi banget deh kamu sayang"
"Ris,mama juga pulang ya,tadi papa kamu pesan obat,mama harus mampir dulu ke apotik"
"Papa sakit ma?"
"Biasa udah tua, encok nya kambuh, kemarin sore papa kamu beresin halaman rumah, rumput nya udah pada tinggi Ris jadi kumat deh"
"Kenapa nggak minta tolong sama Sapto aja ma, tinggal kasih uang rokok"
"Sapto pulang kampung Ris, istri nya melahirkan"
"O....ya udah ma pulang aja, Mikhayla bisa kok sama aku, palingan sebentar lagi Hilda juga pulang udah mau magrib"jawab Haris
"Stock ASI di kulkas ya Ris,mama pulang dulu, bye-bye cucu tersayang oma,besok kita main lagi ya" pamit Bu Sri dan diangguki Haris
Hari ini sangat melelahkan bagi Haris karena bengkel nya ramai dari pagi tadi, ingin rasanya memejamkan mata sejenak tapi dia harus menjaga sang anak,Haris memutuskan membawa Mikhayla ke depan televisi sambil berbaring cantik.
semoga lekas sehat kembali Thor...