NovelToon NovelToon
Sedingin Hati Suami Tentaraku

Sedingin Hati Suami Tentaraku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Kehidupan Tentara
Popularitas:29.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Halwa mencintai Cakar Buana, seorang duda sekaligus prajurit TNI_AD yang ditinggal mati oleh istrinya. Cakar sangat terpukul dan sedih saat kehilangan sang istri.

Halwa berusaha mengejar Cakar Buana, dengan menitip salam lewat ibu maupun adiknya. Cakar muak dengan sikap cari perhatian Halwa, yang dianggapnya mengejar-ngejar dirinya.

Cakar yang masih mencintai almarhumah sang istri yang sama-sama anggota TNI, tidak pernah menganggap Halwa, Halwa tetap dianggapnya perempuan caper dan terlalu percaya diri.

Dua tahun berlalu, rasanya Halwa menyerah. Dia lelah mengejar cinta dan hati sang suami yang dingin. Ketika Halwa tidak lagi memberi perhatian untuknya, Cakar merasa ada yang berbeda.

Apakah yang beda itu?
Yuk kepoin cerita ini hanya di Noveltoon/ Mangatoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Malam Pertama

  Jam tujuh malam Cakar baru pulang ke rumah. Sejak menikah, Halwa memang tidak pernah melihat Cakar pulang tepat waktu. Tapi dia maklum, karena Cakar memang sering menghabiskan waktu di kafenya akhir-akhir ini. Atau memang demi menghindari Halwa, dia sengaja menghabiskan waktu di kafe miliknya sendiri.

   Halwa sudah memasak sejak sore tadi sepulang dari salon. Dia kembali memasak bakso seperti kemarin, tapi porsinya tidak sebanyak kemarin. Bahan-bahannya fresh dan segar, pasti akan sangat disukai Cakar.

   Tadi pagi Halwa merasakan tatapan Cakar yang tajam, saat melihat bakso itu dibekal semua olehnya. Cakar sepertinya ingin makan bakso itu. Namun, ia tahu sayuran dalam kuah bakso sudah layu dan tidak segar lagi. Cakar tidak akan menyukai sayuran yang sudah seharian lalu besoknya dihangatkan kembali, oleh karena itu Halwa berinisiatif membawa semua bakso itu menjadi bekalnya, tanpa meninggalkan sisa.

  "Kali ini Mas Cakar pasti akan makan bakso ini dengan lahap," ujarnya merasa senang. Kemudian Halwa menyusul Cakar ke kamar untuk mengajaknya makan malam.

   Tiba di kamar, Cakar terlihat baru saja menyelesaikan sholat isya, kebetulan sekali. Sepertinya ini kesempatan ia untuk mengajaknya makan.

   "Mas, mau makan malam sekarang?" Halwa bertanya sembari tangannya meraih baju seragam Cakar yang ditumpuk di ranjang, kemudian ia gantung di kastop.

   Tanpa menjawab, Cakar sudah mendahului keluar kamar. Halwa yakin, Cakar akan menuju meja makan. Halwa segera menyusul.

   "Mas, aku masak bakso. Kamu mau makan bakso atau lauk yang lain?" tanya Halwa menawarkan masakan yang sudah terhidang di meja makan.

   "Tidak perlu banyak tanya dan basa-basi, tinggal kamu siapkan saja." Cakar menjawab ketus. Halwa sejenak bingung, lalu ia harus menyajikan apa, bakso atau lauk lain?

   Halwa meraih satu mangkok untuk kuah bakso, lalu piring yang diisi nasi, di atasnya ditambah sambal cumi dan tumis bunga kol. Halwa tidak memasak sayur berkuah, sebab dia sudah membuat bakso.

   Halwa meletakkan piring yang sudah diisi nasi dan lauknya di depan Cakar. "Selamat makan, Mas," ujarnya setelah meletakkan piring itu di depan suaminya. Lagi, tidak ada jawaban. Sepertinya semua yang diucapkan Halwa, bagi Cakar tidak penting, tidak jarang responnya hanya cebikan kesal.

   Meskipun Halwa sudah merasakan sikap Cakar seperti itu, tapi dia masih belum akan menyerah. Dia harus bisa meraih hati Cakar, bagaimanapun caranya.

   Setelah makan, tanpa kata Cakar meninggalkan meja makan. Ia bergegas menuju ruang tamu yang pintunya sengaja dibuka lebar-lebar karena akan merokok. Halwa menatap sedih kepergian Cakar, dia merasa tidak dianggap sama sekali.

   "Sampai kapan sikapmu seperti itu, Mas? Kamu seperti tidak pernah menganggap aku ada." Halwa membatin, tidak jarang air mata itu tumpah begitu saja saat membereskan meja makan dan mencuci piring.

   Setelah selesai membereskan dapur dan mencuci piring, Halwa meraih cangkir dan bermaksud menyeduh kopi hitam yang biasa diminum Cakar. Namun sayang, kopi itu tidak ada, yang ada hanya kopi kemasan baru yang kemasannya ada gambar ginseng.

   Halwa bergegas menghampiri Cakar di ruang tamu. "Mas Cakar, kopi hitam yang biasa Mas Cakar seduh sudah habis, ada ju ...."

   "Kamu seduh saja kopi yang ada, tidak perlu bertanya. Aku paling kesal kalau kamu banyak tanya. Cukup mengerti saja, langsung buat yang ada," jawabnya membuat hati teriris, tapi Halwa harus kuat supaya jangan menumpahkan air mata di depan Cakar.

   "Aku takut salah, Mas, makanya aku bertanya."

   "Aku tidak suka kamu banyak omong. Apa ini merupakan bagian dari caper kamu, supaya bisa menarik simpatik aku?" respon Cakar sembari menatap Halwa tajam. Halwa menunduk, lalu bergegas menuju dapur, membuatkan kopi yang ada di rak itu.

   Beberapa saat kemudian, Halwa kembali menuju ruang tamu dan membawa satu cangkir kopi ginseng yang sudah dibuatnya. Halwa meletakkan kopi di depan Cakar, dengan asap rokok yang ngebul di ruangan itu. Untung saja kopi itu dipakaikan penutup cangkir. Setelah meletakkan kopi, Halwa berlalu tanpa kata. Dia sudah kapok berbasa-basi karena percuma, Cakar tidak suka dia banyak basa-basi.

   Halwa meninggalkan Cakar, ia segera menaiki tangga dan membersihkan diri untuk segera tidur. Cakar sejenak menoleh kepergian Halwa, dia merasa aneh, sebab Halwa tidak mempersilahkannya minum kopi, seperti kebiasaannya.

   Setelah membersihkan diri, Halwa segera merebahkan diri. Dia tidak perlu menunggu Cakar, sebab sebagai istri dia seperti tidak dibutuhkan sama sekali di ranjang.

   Namun kantuk itu belum muncul, padahal tadi saat membersihkan muka dengan pembersih, matanya sudah mulai ngantuk.

   Tiba-tiba, pintu kamar dibuka, Cakar masuk. Lalu terdengar suara pintu itu ditutup kembali dengan terburu-buru, sehingga menimbulkan bunyi yang gaduh.

   "Brugggg."

   Halwa tidak mencoba mencari tahu atau membalikkan badan, dia terus berusaha memejamkan mata dan berharap rasa kantuk itu segera datang.

   Sepertinya Cakar kini sedang ke kamar mandi, lagi-lagi suara pintu kamar itu ditutup tergesa. Di dalam kamar mandi, Cakar gelisah. Tiba-tiba hasrat lelakinya meninggi. Sudah setahun ditinggalkan Seli sang istri, tapi baru kali ini hasratnya meninggi seakan ingin dituntaskan dalam kehangatan cinta.

   "Ada apa ini? Kenapa hasratku tiba-tiba meninggi? Aku tidak salah makan bukan? Atau jangan-jangan kopi ginseng pemberian Tian tadi mengandung zat penambah hasrat? Mana mungkin, tapi khasiatnya di sana hanya menambah stamina saja bukan penambah hasrat. Gila, benar-benar gila." Cakar bicara sendiri dan termenung. Dia merasa efek kopi ginseng itu membuat hasratnya justru meninggi dan sepertinya butuh pelampiasan.

   Cakar keluar kamar, lalu menarik tali lampu dua kali tarikan, seketika sinar lampu berubah redup, menjadi lima watt. Kini ruangan cukup diterangi sinar lampu lima watt, karena akan beranjak tidur.

   Cakar menaiki ranjang, sejenak ia menatap tubuh Halwa yang terbujur membelakanginya. Hasrat itu kian membara, bahkan ketika menatap Halwa seakan tidak bisa dibendung.

   "Halwa." Cakar berbisik seraya meraih bahu Halwa dan merangkulnya, ia tatap dalam-dalam mata Halwa dengan sendu. Halwa sontak terkejut bukan main, ia berontak saat Cakar merangkulnya.

"Mas Cakar, ada apa Mas?" kejutnya seraya menahan dada Cakar dengan telapak tangannya.

"Diam, jangan berontak. Kita nikmati malam pertama kita. Bukankah ini yang kamu inginkan, bukan?" ujarnya merebahkan tubuh Halwa yang kini sudah dalam kungkungannya. Cakar sudah tidak kuat lagi menahan hasrat itu.

"Tapi Mas, kenapa tiba-tiba, bukankah kamu tidak pernah inginkan aku?" Halwa masih bingung, meskipun hal ini memang pernah terbersit dan ia pernah mengharapkannya, tapi dengan tiba-tiba seperti ini membuatnya sangat kaget.

Semakin Halwa bertanya, Cakar semakin tidak kuasa membendungnya. Perlahan ia lemparkan sebuah ciuman yang tidak bisa Halwa hindari lagi. Namun, Halwa ikhlas. Pada akhirnya dia harus memasrahkan jiwa raganya, meskipun Cakar sudah sering menyakiti dengan sikap dinginnya.

Malam itu menjadi saksi, dua sejoli menjadi satu jiwa dalam naungan sebuah hasrat Cakar yang membara.

Halwa sangat kesakitan saat dirinya pertama kali dimasuki Cakar, ia benar-benar mendesis karena rasa sakit itu sungguh luar biasa. Sementara Cakar, antara stamina dan hasratnya saling berkejaran. Malam ini merupakan malam yang terasa indah baginya, karena sudah memetik madunya Halwa yang pertama.

1
Yasmin Natasya
rasanya aku mou culik halwa thor, dari suami durjana... 😡
Dia Amalia
beneran suami rasa iblis ne 😡😡😡
skt kuping ku drngernya bawa lh program istrimu jgn sakitin jiwa raganya woyyyy😏😏😏
ariyan
gemes sm mulut Cakra,pengen di tampol mulut'y
Sukemi Nak Murtukiyo
ayoo lanjut kak,,,,,
Nasir: Siap. Terimakasih dukungannya.
total 1 replies
Dia Amalia
remuk dah hati halwa tp ya ndak dijelaskan ya tambah sakit tau😒😒
Dia Amalia
huhhhh masih gk tau diri jg kau tau kelakuan seli...😏😏😏
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
gimna gimna....angkuhmu itu apakh masih brlaku cakar, kau tega menyakiti wanita lain hy demi mmpertahankn rasa cintamu pda mendiang istrimu yg trnyta malah mengkhianatimu, org yg sekrg brsamamu menguruamu dg ikhlas tpi kau sia²kn bahkn dianggap sbelah mata sma kmu, nikmati aja penyesalnmu nnti apalgi klo smpai di tinggal sm halwa nyahoo luuu😏
Nasir: Terimakasih kehadiran dan supportnya Kak. Tungguin episode selanjutnya.
total 1 replies
rahma hartati
Mampos kau Cakar2an..
Buat Si Halwa Pergi Thor biar Mampos dulu s Cakar2an ini..
UP Banyak2 ya Thor..
Nasir: Nanti akan dipikirkan.... Trmksh sudah mendukung.
total 1 replies
Sukemi Nak Murtukiyo
hayoo halwa tinggal saja cakar,,,,
Nartik Najs
kenapa up datenya sedikit.tanggung tor baca nya.
Nasir: Besok lagi ya Kak... hari ini cukup dua bab.
total 1 replies
Yasmin Natasya
buat istrinya cakar pergi tor...
biar cakar tau rasanya gk dihargai itu gimana...
rasanya aku mou nonjok kepala si cakar tor😅😂
Nasir: Wkwkkwk... boleh Kak. Cakar memang perlu dikasih pelajaran.
total 1 replies
Nasir
Tungguin bab 35 dan 36, udah up tapi blm dipost oleh NT. Ada apa ya? Apakah sistem NT sedang gangguan. Kalian tungguin ya, jgn lupa like dan votenya.
rahma hartati
SUAMI BODAT..
Lanjut Thor..
Nasir: Tungguin besok ya lanjutannya.
total 1 replies
Dia Amalia
siap² lh ditinggal halwa wah suami egois yg gk peka istrimu yg didepan mata😏
😏😏
uda pernah ditinggal mati istri,,,yg ada disia siain🤔🤔🤔
Dia Amalia
yoiii cpt lari sejauh kau bisa menemukan istrimu yg mencintai seorang diri karena gk dpt balasan dr pak suami 😂🤣😂
istrimu uda dibawa Aldian gimana perasaan pak su klu halwa jln sm laki² lain☺️☺️☺️
Sukemi Nak Murtukiyo
ayooo cakar jemput halwa keburu diambil helmi,,,,,
Nasir: Letda Aldian mungkin Kak...
total 1 replies
rahma hartati
Tinggalin aja Suami Kurang Ajar kayak gitu..ngapain di Pertahankan..
lanjut Thorr..
Nasir: Siap....
total 1 replies
Dia Amalia
tinggal aja lh suami rasa iblis mu itu Mbak halwa 😤😤😤
kalau gagal move on ngapain nikah buat anak perawan orang tersiksa 😏😏😏
klu tau orang tuanya gk bakal diridhoi nikah cm disakiti 😔😔😔
Nasir: Betul sekali. Kawal sampai tamat ya Kak...
total 1 replies
Dia Amalia
suamimu durjana halwa😏😏😏
semoga halwa dpt ganti yg baik🤲🤲🤲
Nasir: 😄😄😄😄😄😄😄
total 1 replies
Dia Amalia
sampai kapan bertahan dgn sakit tak berdarah halwa😔😔😔
jgn bodoh krna cinta halwa☺️☺️
Nasir: Sampai dia lelah sepertinya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!