NovelToon NovelToon
Sedingin Hati Suami Tentaraku

Sedingin Hati Suami Tentaraku

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Kehidupan Tentara
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Hasna_Ramarta

Halwa mencintai Cakar Buana, seorang duda sekaligus prajurit TNI_AD yang ditinggal mati oleh istrinya. Cakar sangat terpukul dan sedih saat kehilangan sang istri.

Halwa berusaha mengejar Cakar Buana, dengan menitip salam lewat ibu maupun adiknya. Cakar muak dengan sikap cari perhatian Halwa, yang dianggapnya mengejar-ngejar dirinya.

Cakar yang masih mencintai almarhumah sang istri yang sama-sama anggota TNI, tidak pernah menganggap Halwa, Halwa tetap dianggapnya perempuan caper dan terlalu percaya diri.

Dua tahun berlalu, rasanya Halwa menyerah. Dia lelah mengejar cinta dan hati sang suami yang dingin. Ketika Halwa tidak lagi memberi perhatian untuknya, Cakar merasa ada yang berbeda.

Apakah yang beda itu?
Yuk kepoin cerita ini hanya di Noveltoon/ Mangatoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Malam Pertama

  Jam tujuh malam Cakar baru pulang ke rumah. Sejak menikah, Halwa memang tidak pernah melihat Cakar pulang tepat waktu. Tapi dia maklum, karena Cakar memang sering menghabiskan waktu di kafenya akhir-akhir ini. Atau memang demi menghindari Halwa, dia sengaja menghabiskan waktu di kafe miliknya sendiri.

   Halwa sudah memasak sejak sore tadi sepulang dari salon. Dia kembali memasak bakso seperti kemarin, tapi porsinya tidak sebanyak kemarin. Bahan-bahannya fresh dan segar, pasti akan sangat disukai Cakar.

   Tadi pagi Halwa merasakan tatapan Cakar yang tajam, saat melihat bakso itu dibekal semua olehnya. Cakar sepertinya ingin makan bakso itu. Namun, ia tahu sayuran dalam kuah bakso sudah layu dan tidak segar lagi. Cakar tidak akan menyukai sayuran yang sudah seharian lalu besoknya dihangatkan kembali, oleh karena itu Halwa berinisiatif membawa semua bakso itu menjadi bekalnya, tanpa meninggalkan sisa.

  "Kali ini Mas Cakar pasti akan makan bakso ini dengan lahap," ujarnya merasa senang. Kemudian Halwa menyusul Cakar ke kamar untuk mengajaknya makan malam.

   Tiba di kamar, Cakar terlihat baru saja menyelesaikan sholat isya, kebetulan sekali. Sepertinya ini kesempatan ia untuk mengajaknya makan.

   "Mas, mau makan malam sekarang?" Halwa bertanya sembari tangannya meraih baju seragam Cakar yang ditumpuk di ranjang, kemudian ia gantung di kastop.

   Tanpa menjawab, Cakar sudah mendahului keluar kamar. Halwa yakin, Cakar akan menuju meja makan. Halwa segera menyusul.

   "Mas, aku masak bakso. Kamu mau makan bakso atau lauk yang lain?" tanya Halwa menawarkan masakan yang sudah terhidang di meja makan.

   "Tidak perlu banyak tanya dan basa-basi, tinggal kamu siapkan saja." Cakar menjawab ketus. Halwa sejenak bingung, lalu ia harus menyajikan apa, bakso atau lauk lain?

   Halwa meraih satu mangkok untuk kuah bakso, lalu piring yang diisi nasi, di atasnya ditambah sambal cumi dan tumis bunga kol. Halwa tidak memasak sayur berkuah, sebab dia sudah membuat bakso.

   Halwa meletakkan piring yang sudah diisi nasi dan lauknya di depan Cakar. "Selamat makan, Mas," ujarnya setelah meletakkan piring itu di depan suaminya. Lagi, tidak ada jawaban. Sepertinya semua yang diucapkan Halwa, bagi Cakar tidak penting, tidak jarang responnya hanya cebikan kesal.

   Meskipun Halwa sudah merasakan sikap Cakar seperti itu, tapi dia masih belum akan menyerah. Dia harus bisa meraih hati Cakar, bagaimanapun caranya.

   Setelah makan, tanpa kata Cakar meninggalkan meja makan. Ia bergegas menuju ruang tamu yang pintunya sengaja dibuka lebar-lebar karena akan merokok. Halwa menatap sedih kepergian Cakar, dia merasa tidak dianggap sama sekali.

   "Sampai kapan sikapmu seperti itu, Mas? Kamu seperti tidak pernah menganggap aku ada." Halwa membatin, tidak jarang air mata itu tumpah begitu saja saat membereskan meja makan dan mencuci piring.

   Setelah selesai membereskan dapur dan mencuci piring, Halwa meraih cangkir dan bermaksud menyeduh kopi hitam yang biasa diminum Cakar. Namun sayang, kopi itu tidak ada, yang ada hanya kopi kemasan baru yang kemasannya ada gambar ginseng.

   Halwa bergegas menghampiri Cakar di ruang tamu. "Mas Cakar, kopi hitam yang biasa Mas Cakar seduh sudah habis, ada ju ...."

   "Kamu seduh saja kopi yang ada, tidak perlu bertanya. Aku paling kesal kalau kamu banyak tanya. Cukup mengerti saja, langsung buat yang ada," jawabnya membuat hati teriris, tapi Halwa harus kuat supaya jangan menumpahkan air mata di depan Cakar.

   "Aku takut salah, Mas, makanya aku bertanya."

   "Aku tidak suka kamu banyak omong. Apa ini merupakan bagian dari caper kamu, supaya bisa menarik simpatik aku?" respon Cakar sembari menatap Halwa tajam. Halwa menunduk, lalu bergegas menuju dapur, membuatkan kopi yang ada di rak itu.

   Beberapa saat kemudian, Halwa kembali menuju ruang tamu dan membawa satu cangkir kopi ginseng yang sudah dibuatnya. Halwa meletakkan kopi di depan Cakar, dengan asap rokok yang ngebul di ruangan itu. Untung saja kopi itu dipakaikan penutup cangkir. Setelah meletakkan kopi, Halwa berlalu tanpa kata. Dia sudah kapok berbasa-basi karena percuma, Cakar tidak suka dia banyak basa-basi.

   Halwa meninggalkan Cakar, ia segera menaiki tangga dan membersihkan diri untuk segera tidur. Cakar sejenak menoleh kepergian Halwa, dia merasa aneh, sebab Halwa tidak mempersilahkannya minum kopi, seperti kebiasaannya.

   Setelah membersihkan diri, Halwa segera merebahkan diri. Dia tidak perlu menunggu Cakar, sebab sebagai istri dia seperti tidak dibutuhkan sama sekali di ranjang.

   Namun kantuk itu belum muncul, padahal tadi saat membersihkan muka dengan pembersih, matanya sudah mulai ngantuk.

   Tiba-tiba, pintu kamar dibuka, Cakar masuk. Lalu terdengar suara pintu itu ditutup kembali dengan terburu-buru, sehingga menimbulkan bunyi yang gaduh.

   "Brugggg."

   Halwa tidak mencoba mencari tahu atau membalikkan badan, dia terus berusaha memejamkan mata dan berharap rasa kantuk itu segera datang.

   Sepertinya Cakar kini sedang ke kamar mandi, lagi-lagi suara pintu kamar itu ditutup tergesa. Di dalam kamar mandi, Cakar gelisah. Tiba-tiba hasrat lelakinya meninggi. Sudah setahun ditinggalkan Seli sang istri, tapi baru kali ini hasratnya meninggi seakan ingin dituntaskan dalam kehangatan cinta.

   "Ada apa ini? Kenapa hasratku tiba-tiba meninggi? Aku tidak salah makan bukan? Atau jangan-jangan kopi ginseng pemberian Tian tadi mengandung zat penambah hasrat? Mana mungkin, tapi khasiatnya di sana hanya menambah stamina saja bukan penambah hasrat. Gila, benar-benar gila." Cakar bicara sendiri dan termenung. Dia merasa efek kopi ginseng itu membuat hasratnya justru meninggi dan sepertinya butuh pelampiasan.

   Cakar keluar kamar, lalu menarik tali lampu dua kali tarikan, seketika sinar lampu berubah redup, menjadi lima watt. Kini ruangan cukup diterangi sinar lampu lima watt, karena akan beranjak tidur.

   Cakar menaiki ranjang, sejenak ia menatap tubuh Halwa yang terbujur membelakanginya. Hasrat itu kian membara, bahkan ketika menatap Halwa seakan tidak bisa dibendung.

   "Halwa." Cakar berbisik seraya meraih bahu Halwa dan merangkulnya, ia tatap dalam-dalam mata Halwa dengan sendu. Halwa sontak terkejut bukan main, ia berontak saat Cakar merangkulnya.

"Mas Cakar, ada apa Mas?" kejutnya seraya menahan dada Cakar dengan telapak tangannya.

"Diam, jangan berontak. Kita nikmati malam pertama kita. Bukankah ini yang kamu inginkan, bukan?" ujarnya merebahkan tubuh Halwa yang kini sudah dalam kungkungannya. Cakar sudah tidak kuat lagi menahan hasrat itu.

"Tapi Mas, kenapa tiba-tiba, bukankah kamu tidak pernah inginkan aku?" Halwa masih bingung, meskipun hal ini memang pernah terbersit dan ia pernah mengharapkannya, tapi dengan tiba-tiba seperti ini membuatnya sangat kaget.

Semakin Halwa bertanya, Cakar semakin tidak kuasa membendungnya. Perlahan ia lemparkan sebuah ciuman yang tidak bisa Halwa hindari lagi. Namun, Halwa ikhlas. Pada akhirnya dia harus memasrahkan jiwa raganya, meskipun Cakar sudah sering menyakiti dengan sikap dinginnya.

Malam itu menjadi saksi, dua sejoli menjadi satu jiwa dalam naungan sebuah hasrat Cakar yang membara.

Halwa sangat kesakitan saat dirinya pertama kali dimasuki Cakar, ia benar-benar mendesis karena rasa sakit itu sungguh luar biasa. Sementara Cakar, antara stamina dan hasratnya saling berkejaran. Malam ini merupakan malam yang terasa indah baginya, karena sudah memetik madunya Halwa yang pertama.

1
Hendri Yani
Luar biasa
Nasir: Mksh Kak...
total 1 replies
Eka Kaban
udah kaya film tersanjung sampai rambut beruban udah lima kali ganti peran tapi gak ketemu ketemu hahaha
Nasir: Hehheh... nggak ini mah Kak....
total 1 replies
indira kusuma wardani
Luar biasa
Nasir: Trmksh byk Kak....
total 1 replies
Tika Nurhayatika
Tar dulu ko Halwa ga punya seragam persit, bukan ny udh nikah kantor, ko rada aneh
Nasir: Iya Kak, nanti di revisi ya. Ada kesalahan Kak, sy kurang riset. Mksh Kakak cantik atas koreksinya. 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Patricia Tandra Salindeho
🥺😭😭😭😭😭
Nasir: Makasih banyak Kak...
total 1 replies
Visencia Alingga
Lumayan
Nasir: Makasih Kak...
total 1 replies
Binti Choirur
membaca namanya pemeran laki²,jadi teringat kaki ayam dalam bahasa Jawa🙈🙈🙈
Nasir: Wkwkwkwkkw.... Cakar ayam ya Kak...
total 1 replies
Yani Agustyawati
Luar biasa
Nasir: Mksh banyak Kak...
total 1 replies
Fonhy.J
cerai ajalah halwa sama si cakar,aku kesel banget sama dia
Fonhy.J
kalau aq jadi halwa langsung pergi aja dari situ,kesal aku sama si cakar😏
Soli Khinn
Lumayan
SRI HANDAYANI
smoga lekas sembuh thor..💪💪
Nasir: Trmksh byk Kak...
total 1 replies
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
aku bacanya lebih enak Cakra 🤭
Irmha febyollah
tpi memng sakit banget Lo kita kdg lagi ketakutan malah si suami biasa ja. bukan nenangin kita malah kasar. rasanya sakit banget
Nasir: Betul tuh Kak... mksh sudah hadir.
total 1 replies
Suci Dava
Ngga mungkin Hawa pergi ijin dulu sama keluarga mertua, klo ketemu pasti ibu mertua nya bilang di suruh sabar dan bertahan
Nasir: Benar....
total 1 replies
Arya Al-Qomari@AJK
Dogan apaan thorrr? maksudnya degan ya?
Nasir: Iya degan Kak... hehe... maaf klo kurang dipahami.
total 1 replies
Rin chan
semoga lekas sehat author....fokus kesehatan dulu.
Sonya Bererenwarin
sehat selalu Thor CPT sembuh
Nasir: Mksh byk Kak. Alhamdulillah Kak sudah sembuh berkat doa kalian.
total 1 replies
Nurul M
Luar biasa
Nasir: Mksh byk Kak...
total 1 replies
Arya Al-Qomari@AJK
harusnya diva dan Rani jgn begitu pada halwa yg belum hamil. sedih loh rasanya ditanyain begitu walaupun maksudnya bercanda soalnya q pernah ditanyain begitu sama teman SD q disaat usia pernikahanku baru 3 bulan.
Nasir: Iya betul Kak. Mksh sdh mampir.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!