🌷🌷🌷🌷🌷
"Jangan kamu kira karena ke jadian malam itu, aku akan berubah pikiran, Ay. Aku tidak mencintaimu! Sebab di dalam hatiku hanya ada Bela, tidak bisa di gantikan oleh siapapun termasuk dirimu, kamu paham kan?" seru Rian penuh emosi. Setelah itu dia pun langsung berlalu pergi meninggalkan Ayla yang masih berdiri di tepi meja makan.
Dengan suara bergetar menahan tangisnya Ayla tetap memaksakan untuk mencegah Rian.
"Rian! Jika selama ini kamu hanya mengagap aku sebagai sahabatmu. Maka mulai sekarang, aku benar-benar akan menjaga jarak diantara kita," lirih Ayla disertai air matanya. Namun, Rian tak bicara sepatah katapun dan langsung berlalu pergi.
"Ayla, kamu harus kuat, mulai sekarang kamu harus menata hidupmu sendiri, karena cepat atau lambat perpisahan ini tetap akan terjadi. Sekarang kamu tidak sendiri lagi, ada anak, mu yang membutuhkan, dirimu." isak Ayla duduk bersimpuh di atas lantai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenab Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Persiapan pernikahan.
🌿🌿🌿🌿
.
..
Setelah pertemuan hari itu. Pernikahan Ayla dan Rian pun, sudah di tentukan dan akan berlangsung beberapa Minggu lagi.
Tapi, mereka berdua sama-sama tidak mau mengadakan resepsi yang mewah. Dengan alasan ingin kuliahnya selesai lebih dulu. Karna tak ada pilihan, kedua belah pihak pun menyetujuinya.
Kediaman Erlangga.
"Rian, hari ini kalian jadikan piting baju pengantin nya?" tanya mama Sonya yang sudah tidak sabar menanti hari bahagia, untuk pernikahan putra semata wayangnya.
"Jadi ma! tapi berangkat nya nanti sore." jawab Rian singkat.
"Bagus lah, mama sama tante mirna hari ini juga akan mengurus untuk ketring makanannya, meskipun hanya dihadiri oleh kedua keluarga kita saja, mama tetap mau semua yang terbaik. Karena ini pernikahan anak mama satu-satunya." terang mama Sonya.
"Ya terserah mama saja, hari ini Rian mau ke kampus dulu, nanti pulangnya langsung kerumah Ayla." ujar Rian agar mama nya tidak banyak bertanya lagi.
Setelah mendengar Rian dan mama Sonya tidak bicara lagi, papa Heri pun mulai bertanya kepada Rian.
"Rian, apa hubungan mu dengan Bela sudah berakhir? kamu jangan sampai menyakiti Ayla, jika sampai itu terjadi, maka papa tidak akan mengampuni mu." ancam papa Heri.
"Heeem udah pa!" dusta Rian.
"Bagus lah, papa tidak mau mendengar jika kamu masih berhubungan dengan keluarga Senjaya lagi." ancam papa Heri bersungguh-sungguh.
Lalu mama Sonya dengan sengaja mencela obrolan diantara ayah dan anak itu. "O'ya, apa kamu juga tidak akan memberi tau kedua sahabat mu nak?" tanya mama sonya yang memang dengan sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Kayaknya gak mah!"
"Loh, memangnya kenapa? bukannya mereka sahabat karib mu." tanya mama yang bingung.
"Rian gak mau aja, takutnya nanti Andre yang gak bisa jaga rahasia, Rian bukannya gak mau mereka tahu, cuma waktunya aja yang belum tepat." jawab Rian asal.
"Ya sudah, mama dan papa terserah pada kamu dan Ayla saja." ucap mama sonya yang tidak mau terlalu memaksa anaknya.
"Ma,pa.., Rian berangkat duluan." pamit Rian kepada kedua orang tuanya.
"Iya, hati-hati di jalan sayang.!" pesan mama Sonya.
Sampai di bagasi.., Rian langsung masuk ke dalam mobilnya.
Braak...
Suara Rian menutup pintu mobil dan langsung melajukan mobil mewahnya, membelah jalanan ibukota, yang selalu ramai untuk berangkat ke kampus nya.
Di parkiran, sudah ada Andre dan Nando yang menunggu kedatangan Rian disana.
"Rian, nanti malam kita ke BAR om gue ya?" ajak Andre.
"Kalian pergi aja, gue belum sempat." tolak Rian kepada kedua sahabatnya. "Emang nya, lo lagi ngurusin apa sih? perasaan akhir-akhir ini, lo sering banget pergi sendiri,? apa ada yang lo sembunyiin dari kita-kita Ri!" tanya Nando yang akhirnya mengatakan, perubahan pada sahabatnya itu.
"Gue? emang kenapa." Rian yang malah balik bertanya.
"Rian, lo tu nyadar atau pura-pura gak sadar sih...! akhir-akhir ini, setiap kita ajak, lo selalu bilang sibuk." timpal Andre yang merasa jengah.
"Gue memang lagi sibuk, soalnya diperusahaan lagi ada tander baru, jadi gue sedang ngurus itu! udah ayo masuk, nanti telat lagi." ajak Rian yang sudah meninggalkan Andre dan Nando.
Karena merasa waktu yang tidak tepat, Andre dan Nando pun, akhirnya cuma mengiyakan.
🍃
Tidak terasa, sekarang hari sudah menjelang sore, saatnya Rian pergi menjemput Ayla di rumahnya.
Begitu masuk ke dalam mobilnya. Rian mengeluarkan telpon genggam nya untuk menelpon Ayla.
Tuut.. Tuut....., tak berapa lama pun, langsung diangkat oleh empu nya.
Disebrang sana.
📞 Ayla : "Hallo..?
"iya....! baiklah, aku akan bersiap-siap." jawab Ayla diseberang telpon.
Setelah dihubungi oleh Rian, Ayla pun langsung bersiap-siap.
Ini kediaman keluarga Ayla ya.
Lima belas menit, mobil Rian sudah tiba di depan rumah Ayla, lebih tepatnya adalah rumah calon mertuanya.
Ayla yang mendengar suara klakson mobil Rian pun, langsung keluar rumah.
"Ayo." ajak Rian yang menurunkan kaca mobilnya.
"Apa kamu tidak mau masuk dulu?" tawar Ayla.
"Tidak usah, ini sudah terlalu sore, lain kali saja." tolak Rian.
"Ya baiklah, kalau begitu ayo kita berangkat sekarang." ajak Ayla.
"Nyokap gue, udah nelpon lo kan? kalo kita akan kebutik tante Intan." tanya Rian memastikan jika Ayla sudah diberitahu oleh mamanya.
"Heeem, sudah kemaren, kebetulan butik tante Intan juga langganan Bunda." Jelas Ayla.
Selama di perjalanan, mereka hanya bicara seadanya, sampai mereka tiba ke tempat tujuan. Begitu mereka masuk, langsung disambut ramah oleh karyawan di sana.
"Selamat sore, tuan muda dan Nona muda." sapa karyawan disana ramah.
"Selamat sore juga mbak! apa tante Intan nya ada?" tanya Ayla, yang tak kalah ramah.
"Ada nona, beliau sudah menunggu dari tadi, dia sudah berada di lantai atas, mari lewat sini, biar saya antar." ajak si pegawai butik.
"Terima kasih." jawab Ayla ramah dan juga sopan.
Untuk seperkian detik, Rian kagum akan keramahan Ayla, meskipun dia berasal dari keluarga yang terhormat. Namun, Ayla tak pernah memandang rendah orang yang berstatus di bawahnya.
"Hai lihat, siapa yang datang! calon pengantin dari dua keluarga yang terhormat." puji tante Intan.
"tante kira, kalian berdua tidak jadi datang hari ini!" ucap tante Intan dengan tersenyum ramah.
"Jadi tante, cuma tadi nunggu Rian pulang dari kampus dulu." jawab Ayla yang merasa tak enak hati, karena sudah membuat tante Intan menunggu mereka.
"Ayo sayang sini, kamu coba dulu gaunnya, biar bagian yang tidak cocok bisa tante perbaiki." ajak tante Intan.
Ayla pun, mengikuti pegawai tante Intan masuk kedalam ruang ganti.
satu menit...
dua menit....
tiga meniit..
tujuh menit
Dan Ayla keluar dari ruang ganti.
"Wah gaunnya pas sekali sayang, kamu kelihatan tambah cantik memakai gaun ini." seru tante Intan yang takjub akan kecantikan Ayla.
"Agh...! tante bisa saja."
"Kamu memang terlihat tambah cantik sayang, coba saja kamu tanya kepada calon suami mu! tante benar kan nak Rian?" tanya tante Intan lagi.
"Agh..iya tante! Ayla memang cantik." puji Rian apa ada nya. Karena tanpa tante Intan bertanya pun, Rian akan tetap mengagumi kecantikan Ayla.
"Kaliana berdua, benar-benar pasangan yang serasi! Satu tampan dan yang satunya cantik." ucap tante Intan yang kembali memuji pasangan Rian dan Ayla.
"Baiklah, berarti punya nak Ayla sudah pas ya,! cuma punya nak Rian, akan tante tambahkan kancing dilengan nya."
"Iya tante, bagai mana yang menurut tante bagus, kami berdua kurang mengerti juga." ucap Ayla yang merendah, padahal Ayla sendiri adalah calon seorang desainer juga.
"Karena sudah selesai, maka kami berdua mau pamit pulang dulu tante." pamit Rian dan Ayla.
"Loh..! kenapa buru-buru sekali?" ucap tante Intan merasa kecewa.
"Kami akan pergi kebeberapa tempat dulu sebelum pulang tante." yang dijawab oleh Ayla.
"Iya baiklah, kalian hati-hati dijalan, salam buat mama sama bunda kalian ya." pesan tante intan.
Setelah berpamitan Rian dan Ayla kembali ke mobil. Karena rencananya, mereka akan menyusul mama Sonya dan bunda Mirna, karna sewaktu dalam perjalanan ke butik tante Intan tadi, mama Sonya menelpon dan menyuruh mereka berdua untuk menyusul.
"Apa lo mau beli sesuatu dulu, sebelum kita menyusul nyokap sama bunda lo." tawar Rian.
"Agh.., tidak, aku tidak ingin beli sesuatu." jawab Ayla cepat, sambil menggelengkan kepalanya.
"Rian..! apa aku boleh meminta kamu mangil nya jangan lo gue?" tanya Ayla dengan hati-hati. Karena takut jika Rian menjadi salah paham pada ucapannya.
"Kenapa?" Rian balik bertanya.
"Gak kenapa napa sih, cuma aku gak enak dengernya, karna aku tidak biasa aja."jujur Ayla.
"Heeem oke, gak masalah! mulai sekarang gu.. maaf maksut nya, aku akan mangil kamu gak pake lo lagi." ralat Rian yang hampir saja menyebut Ayla, dengan sebutan lo.
"Karena sebagai sahabat, kita harus saling mengerti bukan?" kata Rian yang menambahkan lagi ucapanya.
Deg....
"Rian, apa kamu sedang membangun benteng diantara hubungan kita! kenapa kamu selalu menyebutkan jika kita hanya bersahabat." ucap Ayla didalam hatinya.
Akhirnya selama didalam perjalanan, Ayla hanya diam saja, begitupun dengan Rian, sampai mereka tiba ketempat tujuan.
BERSAMBUNG...