Seorang wanita bernama Puteri mempunyai masa lalu yang kelam, membuatnya berubah semenjak kematian sang ayah, membuat dirinya berkamuflase. Seperti seseorang yang mempunyai dua kepribadian, plot twist dalam setiap kehidupannya membuat kisah yang semakin seru
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30
Akhirnya, Dani sampai didepan gang rumah Puteri, mereka langsung menuju tempat yang sudah dikirimkan oleh Kia.
Ketika Puteri sampai, ia hendak celingukan mencari Kia. Baru saja ia hendak menelepon, tiba-tiba ada yang memanggilnya dengan sedikit berteriak.
"Put!!!"
"Kamu ngapain disini Ki, ini udah malem loh, terus kamu kenapa sendirian??" Tanya Puteri sambil menghampiri.
"Nanti aja aku ceritanya, jangan disini!!!"
"Oh iya, ini Dani. Dani ini Kia, yaudah kita kerumah aku aja ya" ajak Puteri sambil memperkenalkan mereka.
Mereka akhirnya melanjukan perjalanan menuju rumah Puteri, setelah sampai didepan gang, Puteri dan Kia lalu turun, dibanti dengan Dani yang mengeluarkan koper Kia dari bagasi.
"Put, aku langsung pulang aja ya," pamit Dani sambil mendekati mereka.
"Hu'um thank's ya, sorry aku gak ajak mampir, udah malem soalnya!!!"
"Iya gak apa-apa kok, ok aku lanjut ya, mari!." Setelah berpamitan, ia pun segera masuk ke mobil, lalu pergi.
Puteri dan Kia langsung masuk kerumah, menuju kamar Puteri di lantai atas. Setelah mengganti pakaian dan bersih-bersih, mereka pun mengobrol sambil merokok di balkon.
"Kamu kenapa Ki??"
"Aku kabur Put!!!" Jawabnya dengan sendu. Menahan air mata yang hendak menetes.
"Lah kok kabur??? Anak-anak kamu gimana???" Puteri terkejut mendengar jawaban dari Kia, pasalnya mengapa ia bisa sampai kabur seorang diri tanpa membawa anak-anaknya, padahal anak keduanya itu baru berusia 2 tahun.
"Ada bapaknya disana!!!" Jawabnya singkat.
"Iya maksud aku kenapa kamu harus kabur ninggalin anak-anak?? Kasian mereka!!! Apa gak bisa dibicarain sama suami kamu, kenapa harus sampai kabur begini sih??"
Kemudian Kia menjelaskan masalahnya kepada Puteri. Puteri hanya menganggung-angguk sebagai tanda ia paham apa maksud dari cerita Kia.
"Hmm, aku juga gak ngerti harus ngasih solusi gimana, soalnya kan yang menjalani kamu, hanya kamu yang tau persis bagaimana rasanya!"
"Iya makanya itu Put, aku capek!!!" Keluhnya lagi sambil membuang nafas kasar.
"Yaudah kamu sekarang istirahat ya, eh kamu udah makan belum??"
"Udah tadi pas nyampe bandung, aku makan dulu, terus nelpon kamu."
Merekapun mematikan rokoknya, lalu masuk kedalam kamar bersiap-siap untuk tidur. Ketika Puteri hendak menyalakan alarm, tiba-tiba ada chat masuk dari Dani.
"Put!!!"
"Iya Dan??"
"Udah tidur??"
"Belum, kenapa??"
"Besok temenin aku jalan yuk, bete nih!!"
"Kan ada Kia, gak enak kalo aku tinggal!"
"Ya gak apa-apa, ajakin aja!!!"
"Oke, mau kemana emang??"
"Gak tau, gimana besok aja!"
"Yaudah besok berkabar lagi aja ya!"
"Siap, thank's ya Put!!!"
***************************
Hari itu Puteri dan Kia sudah siap-siap menunggu kedatangan Dani yang hendak datang untuk menjemput, akhirnya sudah diputuskan, mereka akan berjalan-jalan ke tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu, Lembang.
Bukan tanpa alasan, mereka memilih tempat itu, pasalnya keramaian kota membuat mereka penat, sehingga bila berjalan-jalan ke tempat yang bernuansa alam, akan membuatnya lebih relaks.
Dani pun tiba, ia mengenakan kaos polos warna putih, dengan kemeja panjang kotak-kotak biru, dipadu padankan dengan celana jeans berwarna biru dan sepatu kets dan topi yang senada dengan kaosnya.
Puteri, mengenakan kaos panjang yang berleher tinggi berwarna cream yang dipadu padankan dengan celana jeans berwarna ice blue serta sepatu kets yang senada dengan bajunya.
Sementara Kia, ia hanya mengenakan kaos putih berlengan pendek dan celana pendek selutut, juga sepatu kets dan topi dengan warna senada. Mereka bertiga kemudian masuk ke dalam mobil.
Dani yang niatnya membukakan pintu penumpang untuk Puteri, langsung diserobot oleh Kia, dengan alasan ia suka mual bila duduk dibelakang.
Puteri tidak mempermasalahkan, hanya saja ia merasa sedikit aneh dengan sikapnya Kia, bukankah tadi malam saat ia dijemput oleh Puteri, ia duduk dibelakang?? Tapi dia baik-baik saja. Namun Puteri enggan menanyakannya.
Dani yang merasa sedikit kecewa karena ternyata yang duduk disebelahnya adalah Kia, hanya bisa pasrah memandangi Puteri dari spion.
Akhirnya mereka pun sampai, Dani langsung buru-buru keluar dan membukakan pintu untuk Puteri, Puteri hanya tersenyum melihat tingkah Dani. Kia yang masih berada didalam menunggu dibukakan pintu oleh Dani, hingga pintu diketuk oleh Puteri yang mengajaknya segera turun.
Kia keluar mobil dengan sedikit cemberut, pasalnya ia diperlakukan berbeda dengan Puteri oleh Dani. Saat mereka sedang berjalan menyusuri tempat itu, Dani berjalan disebelah kanan Puteri, sedangkan Kia ada disebelah kiri Puteri.
Dani yang sedari tadi hanya mengajak ngobrol Puteri, membuat Kia sedikit bete, kemudian ia memutuskan berpindah tempat jadi di sebelah kanan Dani, hingga posisi Dani diapit oleh kedua wanita itu.
********************
Puteri yang mengenal sifat Kia merasa sepertinya Kia sedang mengincar Dani. Bukan sekedar dugaan, pasalnya selama bertahun-tahun mengenalnya dengan baik, tentu saja Puteri hafal betul karakter sahabatnya itu.
Ia tidak mau ambil pusing dengan maksud dan tujuan Kia mendekati Dani, terlebih antara ia dan Dani memang tidak ada hubungan spesial apapun kecuali persahabatan. Namun dengan status Kia yang masih bersuami, rasanya itu kurang baik.
Setelah berjalan-jalan, mereka memutuskan untuk beristirahat mencari cemilan dan kopi. Dani yang sudah tau apa yang Puteri sukai lantas memesankan tanpa bertanya dulu, sedangkan Kia, ia harus memesan sendiri.
Kia mulai melancarkan aksinya, ketika mereka sedang duduk menunggu pesanan datang. Yaitu mencoba sok kenal sok dekat kepada Dani.
Dani yang menganggap bahwa Kia juga adalah temannya, maka bersikap ramah kepada Kia. Tak lama kemudian pesanan datang. Dani langsung memberikan pesanan Puteri, yaitu mie instan cup rasa bakso dengan kopi cappuccino seperti kesukaannya.
Sebelum memberikan mie itu kepada Puteri, Dani mengaduk-aduk dan meniupnya agar tidak terlalu panas. Puteri hanya tersenyum, ia tahu betul bahwa sahabat prianya ini memang selalu berlebihan dalam bersikap, dan itu bukan hal yang aneh lagi baginya.
Kia yang melihat itu sedikit cemburu. Kemudian ia berpikir untuk sedikit berdrama.
"Aduuuuuuuh!!!"
"Kamu kenapa Ki??" Tanya Puteri lalu menyimpan makanannya dan menghampiri Kia.
"Ini baju aku ketumpahan kuah mie, mana baju aku warnanya putih lagi!!!"
"Kamu gak bawa jaket atau baju ganti ya??" Tanya Puteri panik sambil membantu membersihkan noda dengan tisu.
"Enggak!!! aku gak bawa jaket, apalagi baju ganti, gimana dong???"
Dani sedari tadi hanya memperhatikan Puteri yang tengah sibuk membantu membersihkan bajunya Kia, kemudian menarik lengan Puteri yang tengah sibuk itu, dan membawanya pergi sambil berkata,
"Ayo Put, ikut bentar!!! Kamu tunggu disini!!!"
Puteri dan Kia sama-sama bengong dengan ucapan Dani, mereka pun pergi meninggalkan Kia sendiri.
Sekitar 10 menit Puteri dan Dani kembali dengan keresek ditangan Dani, yang kemudian ia serahkan kepada Kia.
"Nih ganti baju kamu!!! Toilet nya ada disana,bisa pergi sendiri kan??" Sambil menunjukan arah toilet.
"Hmm makasih!" Jawab Kia yang bete dengan kata-kata Dani, sambil mengambil keresek, kemudian berjalan ke toilet.
"Kok kamu jutek gitu sih sama Kia??" Puteri bertanya sambil kembali ketempat duduknya.
"Iya jujur aja aku bete sama dia, tadi itu kuah mienya sengaja dia tumpahin!"
"Hah?? Masa sih??? Tau dari mana kamu?? Kan posisi kamu tadi munggungin dia??
"Tuuuuuh!!!" jawabnya sambil menunjuk ke arah cermin yang ukurannya lumayan besar dan panjang, digantung di warung penjual aksesoris yang berada tidak jauh di belakang Puteri.
Puteri kemudian menengok kearah yang ditunjuk oleh Dani, kemudian ia menjelaskan kembali kepada Puteri.
"Kamu mau tau gak?? Alasan apalagi yang buat aku bete sama dia??
"Apa???" Tanyanya sambil menyeruput kua mie.
"Semalam dia chat aku, sekitar setengah jam dari terakhir kita chat."
"Kia nge-chat kamu??" Puteri bertanya keheranan.
"Hu'um!!"
"Kok bisa?? Dia dapet no hp kamu dari mana??" Masih bertanya dengan keheranan.
"Aku tanya, dia dapet no aku dari mana??? Terus dia bilang, kamu yang kasih!!! Setau aku, kamu kalo mau ngasih no hp orang lain, pasti izin dulu deh sama yang bersangkutan, bener kan??" Jawab Dani sambil memakan mie nya yang mulai mengembang.
"Ya iya dong!! Gak bisa kasih sembarangan gitu tanpa seizin yang bersangkutan, kan itu privasi!" Puteri mengiyakan penjelasan Dani, pasalnya ia tidak pernah segegabah itu, memberikan no hp orang lain tanpa bertanya dulu kepada pemiliknya.
"Justru itu, dari situ aku mulai meragukan karakternya, terlebih pas tadi kita mau pergi, aku selalu bukain pintu buat kamu kan!!! Eh dia main serobot aja, dengan alasan kalo duduk dibelakang suka mabok! Lah semalem pas kita jemput kan dia duduk dibelakang, baik-baik aja tuh, iya kan??" Jelasnya lagi panjang lebar.
Puteri tidak menjawab, ia hanya diam sambil berpikir. Ternyata Dani juga sepemikiran dengannya. Puteri pikir, Dani bersikap begitu karna dia memang tidak suka kepada Kia, namun ternyata ada alasan lain.
Tidak berapa lama Kia pun kembali dengan baju baru yang tadi dibelikan oleh Dani dan Puteri.
"Hei, makasih ya bajunya, pas banget di aku!!" Ucapnya sambil merangkulkan tangannya dari belakang ke bahu Dani yang sedang duduk berhadapan dengan Puteri.
"Jangan bilang makasih sama aku, bilang sama Puteri, dia yang beliin dan pilihin itu buat kamu, iya kan Put!!!"
Sambil melepaskan tangan Kia yang berada dipundaknya.
Puteri hanya diam tidak menjawab, namum ia paham apa maksud Dani, maka ia pun hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Oh, Puteri yang beliin, aku pikir kamu!! Thank's ya Put!!" Jawabnya yang semakin bete lalu duduk di sebelah Puteri agar bisa berhadapan dengan Dani juga.
Dani yang benar-benar risih dengan sikap Kia, sudah tidak bisa menutupinya lagi. Dani kemudian menarik kembali tangan Puteri untuk melanjutkan jalan-jalannya.