Asterion Estevan menjadi target utama seorang gadis kecil yang bernama Aily Calista untuk mencuri benih ideal miliknya, Aily sangat aktif untuk naik ke atas ranjang seorang pria tampan yang belum pernah tersentuh wanita manapun.
Dia sangat ingin mempunyai anak dari bibit sempurna seperti Asterion, rencananya itu untuk meluncurkan aksinya agar mempunyai ahli waris saat dirinya tiada, agar seluruh harta kekayaannya jatuh kepada anak semata wayangnya, Aily sangat tidak rela jika kakak tirinya lah yang akan menerima seluruh hak miliknya.
Namun Aily herus lebih keras lagi berusaha mendapat bibit unggul itu, karena Asterion yang kerap di panggil Rion itu sangat susah untuk di dekati.
Apakah Rion akan tahan ketika mendapat godaan dari gadis cantik dan juga sexy seperti Aily?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
"Aaaaa!!!" teriak Aily, dia terlihat sangat syok melihat api yang begitu besar muncul dari kompor yang berada di belakangnya. Bukanya memadamkan api dengan air, Aily justru malah berusaha mengambil teflon yang sudah hampir terbakar.
"Oh tidak! stiek ku!!" pekik Aily mengambil teflon itu, namun cipratan api mengenai lengan kanannya. "Aw! sial!!" umpatnya kesal.
Brakk...
Tiba-tiba dua orang pria berlari ke arah dapur saat melihat asap sudah menjalar ke seluruh ruangan, "Aily!!" sentak Rion dengan wajah memerah, Aily hanya menoleh ka arah pria yang sedang menujunya dia mulai ketakutan jika Rion akan memarahinya.
Tiba-tiba tubuhnya merasa melayang, karena sekarang Rion sedang menggendongnya menjauh dari dapur dan meninggalkan Sekertaris Lee yang sedang memadamkan api.
"Apa kau gila! kenapa kau berdiam diri di sana, harusnya kamu pergi dari tempat ini saat tau api nya semakin membesar!" sentak Rion penuh emosi. "Bagaimana jika tidak ada kami? kau akan terbakar bersama apartement ini!"
Rion memperhatikan gadis yang sedang duduk di atas sofa itu untuk memastikan jika tidak terjadi apapun pada tubuh gadis yang sekarang sudah mulai menangis itu.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanyanya pelan.
Aily malah menangis semakin kencang, dia tidak menyangka jika Rion akan sangat menghawatirkannya, dia mengira Rion akan memarahi dirinya karena sudah menghancurkan apartement nya. Sementara ayahnya saja tidak pernah sepanik Rion saat dirinya terluka atau saat dirinya dalam bahaya.
"Kenapa? ada apa? kenapa kamu menangis Aily?" tanya Rion dengan suara bergetar dia takut jika Aily terluka parah. Di tariknya tubuh gadis itu kedalam pelukanya, karena sangat panik dan tidak tau apa yang harus dia lakukan pada seorang wanita ketika sedang menangis. "Katakan apa kamu terluka?" tanya Rion lagi.
"Maafkan aku sudah merusak dapurmu, jangan marah padaku Kak huaa...." tangisan Aily semakin pecah di dalam pelukan Rion. "Apa kamu akan mengusirku, karena aku sudah merusak apartemenmu?" tanya nya lagi takut jika nanti saat Rion sudah sadar dia akan mengusir dirinya.
"Jangan menangis, tidak apa-apa ini hanya masalah kecil," ucapnya saat melihat Sekertaris Lee yang sudah ada di ruangan yang sama denganya untuk memberi kode dengan anggukan jika apinya sudah padam.
"Kakak janji?" tanya Aily untuk memastikan, dia mengambil kesempatan ini untuk kelangsungan hidupnya.
"Iya aku janji tidak akan mengusirmu."
"Tapi makanku banyak, apa tidak apa-apa?" tanya Aily lagi, dia ingin makan banyak seperti kebiasaanya, selama ini Aily selalu mengimbangi porsi makan kakak tirinya agar ayahnya menyukai dirinya. Aily yang biasanya makan banyak sangat tersiksa karena selama berada di rumahnya dia selalu berpura-pura kenyang dengan makanan porsi sedikit.
Rion mendengus sambil tersenyum, "Ya kamu tidak perlu sungkan, dan makanlah dalam porsi banyak apapun yang kamu mau dan kamu suka maka lakukanlah." Jawab Rion tanpa menyadari arti dari ucapanya itu.
Aily melepas pelukanya dan menatap Rion, "kalau begitu aku ingin tidur bersamamu." Pinta Aily dan kembali memeluknya. Namun telapak tangan Rion langsung mendorong jidat Aily menjauh, "Ah, aku mau peluk lagi."
"Tidak mau! kalau masalah itu aku tidak menijinkanmu Aily!" sentak Rion menatap tajam pada Aily dan Lee bergantian, karena sekarang Lee sudah tertawa terbahak-bahak di tempatnya berdiri. "Ambilkan kotak P3K," suruhnya pada Sekertaris Lee yang tertawa geli.
"Baik tuan," jawab Lee dengan menatah tawanya. Lee sangat senang melihat tuanya bisa khawatir pada orang lain selain adiknya sendiri, dan dia berharap jika Aily bukan wanita yang seperti ia bayangkan.
.
.
to be continued...