Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada yang memanggil Rara dengan sebutan Mommy.
Rara yang baru pulang bekerja tiba-tiba saja di kagetkan oleh gadis kecil yang begitu cantik nan imut namun yang membuat Rara kaget adalah panggilan gadis kecil itu kepadanya.
" Mommy " Dengan kedua mata yang berbinar dan senyum yang mengambang di bibirnya membuat gadis cantik itu semakin menggemaskan.
Rara yang terkejut ia langsung melihat kearah belakang dan melihat kesekitar namun Rara tidak melihat siapapun disana.
Bagaimana kelanjutannya? yuk simak cerita selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35. PENGANTIN BARU
Dewi yang sudah mulai masuk kerja ia pun merasa tidak tenang, Dewi terus saja teringat dengan perkataan Riki soal anak yang ia kandung bukan anak riki ‘’ Bagaiman kalo anak ini ‘’ Lirih Dewi sambil menggigit kukunya.
Tok.. tok.. tok..
‘’ Iyah masuk ‘’ Jawab Dewi yang langsung menetralkan dirinya.
‘’ Bu Dewi, ini saya mau mengantarkan berkas milik Laundry mardika ‘’ Kata anak buah Dewi
‘’ Berkas apa ini? ‘’ Tanya Dewi
Wanita itu tersenyum ‘’ Setiap akhir bulan perusahaan Laundry ini akan menyetorkan uangnya ke bank, asal ibu tau perusahaan Laundry ini cukup terkenal dan bahkan cabangnya dimana-mana ‘’ Seru si wanita.
Dewi terdiam ia tidak tau jika ada perusahaan Laundry dan bahkan selalu menyetorkan uang setiap akhir bulan dan bahkan nilainya tidak main-main.
‘’ Tadi sih pak hakim ke sini namun ia buru-buru makanya menitipkan ini kepadaku untuk di berikan kepada ibu ‘’ Katanya.
‘’ Baiklah simpan saja disana berkasnya ‘’ Kata Dewi yang langsung di anggukan oleh bawahannya.
Setelah kepergian bawahannya Dewi membaca berkas yang di simpan oleh bawahannya tadi ‘’ Astaga ternyata mereka sudah menyimpan uang di sini cukup lumayan lama dan nilainya tidak main-main ‘’ Gumam Dewi tidak habis pikir.
DI PANTAI.
Rara dan Irfan sedang menikmati makan siang di sebuah kedai yang sederhana namun rasanya kelas restoran ‘’ Cukup enak ya mas, padahal tempatnya biasa aja dan lebihnya ada pemandangan bagus ‘’ Kata Rara
‘’ Makanya kita tidak boleh menilai sesuatu itu dari kesing, luarnya biasa tapi dalamnya luar biasa ‘’ Balas Irfan.
‘’ Mas benar ‘’ Jawab Rara yang melanjutkan menikmati makanannya.
Usai makan siang mereka jalan-jalan di pinggir pantai sambil melihat-lihat siapa tau ada oleh-oleh yang pas untuk di bawa pulang.
Keluarga Irfan dan rara benar-benar mendukung bulan madu mereka sehingga mereka mengijinkan rara dan irfan untuk berlama-lama.
Caca pun setiap di telpon tidak pernah rewel bahkan caca menjadi anak yang baik dan pintar.
‘’ Mas, kapan kita pulang? Kita di sini udah hampir tiga hari loh.. aku jadi rindu rumah dan juga caca ‘’ Kata Rara memeluk lengan sang suami.
‘’ Paling sampai hari jumaat, hari jumaat kita pulang ‘’ Balas Irfan.
Irfan tidak merasa risih dengan sikap Rara yang terkadang manja dan terkadang memeluknya seperti ini di tempat umum, bahkan Irfan malah senang dengan begitu rara tidak merasa malu memiliki suami seorang duda.
‘’ Oh gitu ya. Oh iya setelah pulang nanti apa mas akan mengijinkan aku untuk kerja? ‘’ Tanya rara ‘’ Jika Mas tidak ijinkan, aku juga gak apa-apa ko cuman kasih waktu aku untuk mengundurkan diri dari tempat kerja. Tidak elok bukan jika aku langsung keluar begitu saja ‘’ Kata Rara
‘’ Kalo mas sih bagaimana kamu aja, kalo kamu masih ingin kerja silahkan cuman kamu juga harus tau kewajiban kamu yang sudah menjadi istri sekaligus ibu dan jangan terlalu lelah kalo lelah nanti kita tidak bisa buat adik untuk caca ‘’ Goda Irfan dengan nada bercanda.
Rara yang awalnya mendengarkan dengan serius tiba-tiba langsung membulatkan kedua matanya karena ujung pembicaraan suaminya ini malah ke ranjang.
‘’ Mas ih, nanti kalo ada yang dengar bagaimana ‘’ Keluh Rara yang malu.
‘’ Biarin toh kita sudah menikah, mereka juga pasti memakluminya ‘’ Timbal Irfan enteng.
Rara menggelengkan kepalanya ‘’ Aku baru tau kalo mas itu mesum ‘’ Bisik Rara yang langsung lari menjauh dari Irfan.