Larisa gadis yang sederhana,diam-diam mencintai sahabatnya sendiri,Larisa bersahabat dengan 2 lelaki sejak mereka duduk di bangku SMP.Keluarga mereka sudah saling mengenal baik satu sama lain,kedua sahabat larisa berasal dari keluarga yang cukup kaya dan juga terpandang.Sementara Larisa hanya anak dari seorang karyawan yang bekerja di perusahaan salah satu sahabatnya.
Sampai akhirnya ada satu peristiwa yang membuat Larisa menjadi pengantin dari sahabat yang ia cintai,diam-diam.
Larisa pikir,ia akan bahagia,karena menikah dengan orang yang ia cintai,tapi ternyata tidak..
penasaran dengan kisah Larisa???
Baca selengkapnya di novel ini yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Apa itu sayang."Tanya bunda Larisa,melihat anaknya sedang membolak-balik kan amplop tebal seperti sebuah undangan.
"Undangan pernikahan Davin dan juga Bella bun."Jawab Larisa.
"Oyah?,acaranya kapan?,kok ayah kamu belum cerita ke bunda yaa."Ucap bunda larisa,merasa heran.
"Mungkin baru di bagi in ke orang-orang terdekat aja bun."Jawab Larisa.
"Di undangan sih pekan depan bun".
"Akhirnya Davin menikah juga sama Bella,pasti Davin bahagia deh,soalnya dulu Larisa liat,Davin kaya bucin banget sama Bella."Ucap Larisa.
"Alhamdulillah sayang...kalo bu dokter kapan dong?"Tanya sang bunda menggoda larisa.
"Larisa masih betah kaya gini bun,udah nyaman kaya gini,Larisa gak usah nikah aja yaa bun."Jawab Larisa.
"Looh kok gitu sih,Nak!,sampai kapan kamu terus sendiri?,apa semua ini masih ada hubungannya sama Davin?".
"Kamu masih punya rasa sama Davin?"Tanya sang bunda.
"Gak bun...bukan kaya gitu,Risa kaya males aja gitu bun jalin hubungan sama siapapun,Risa gak punya waktu untuk hal itu bun".
"Bunda kan tau,gimana sibuknya Risa jadi dokter,belum lagi kalo banyak pasien yang hari itu harus di operasi."Ucap Larisa.
"Iya sayang...bunda ngerti kok,bunda akan selalu mendukung kamu."Jawab sang bunda.
"Terus gimana?,apa kamu bakalan dateng ke acaranya?"Tanya sang bunda lagi.
"Yaa aku dateng dong bun..masa aku gak dateng,dihari bahagia sahabat aku".
"Semoga di hari itu,aku gak punya banyak pasien yang harus di operasi bun."Ucap Larisa.
"Yaudah...buruan gih mandi,terus kita makan malam sama-sama".
"Kamu bau rumah sakit."Ucap bunda Larisa.
Larisa pun berdiri dari duduknya,dan mendekat ke arah sang bunda,untuk memeluknya,Larisa ingin menggoda sang bunda.
Bunda larisa tidak menyukai aroma khas rumah sakit,meskipun begitu ia tetap mendukung cita-cita Larisa ingin menjadi dokter.
"Risaaa,mandi dulu gih,kamu bau rumah sakit sayang."Ucap sang bunda berusaha melepaskan diri dari pelukan putrinya.
Sementara Larisa tersenyum dan semakin erat memeluk sang bunda.
Setelah puas menggoda sang bunda,Larisa pun melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah kamarnya.
Larisa masuk ke dalam kamarnya,ia melepaskan jas dokternya dan menaruhnya begitu saja ke pinggiran kasur,setelah itu dirinya masuk ke kamar mandi,untuk membersihkan diri.
Setelah beberapa menit,Larisa keluar dari dalam kamar mandi,dengan wajah yang terlihat segar.
Larisa berdiri di depan cermin,memandangi dirinya sambil menyisir rambut panjangnya.
Saat dirinya sedang menyisir rambut,ponsel Larisa berbunyi.
Larisa langsung berjalan ke pinggiran kasur,mengambil ponselnya yang ia simpan di dalam saku jas kerjanya.
"Saaaa..."Teriak Liam,saat Larisa sudah mengangkat telponnya.
"Kebiasaan deh Liam...aku belum tuli yaa,tapi lama-lama aku bisa tuli,tiap kamu nelpon dan teriak-teriak."Ucap Larisa.
"Hehehe...susah kalo udah kebiasaan Sa."Jawab Liam.
"Kamu udah dapet undangan dari Davin?"Tanya Liam.
"Udah."Jawab Bella singkat.
"Aku juga udah,barusan aja aku liat,dia ngirim lewat email."Ucap Liam.
"Terus kamu mau pulang ke indo?"Tanya Larisa.
"Aku usahain Sa,soalnya aku juga sibuk banget disini."Jawab Liam.
"Jangan-jangan,udah punya gebetan yaa kamu disana"Ucap Larisa.
"Mana ada...aku belum mikir ke arah sana."Jawab Liam.
"Terus kamu mikirnya ke arah mana?"Tanya Larisa.
"Ke arah kamu...hahahaha."Jawab Liam.
"Gariing aahh Liam...".
"Enak dong,jadi renyah,hahahha."Ucap Liam lagi.
"Tauu aaah...aku cape Liam,aku mau istirahat bentar,sebelum makan malam".
"Udah dulu yaa,,,bye..."Larisa langsung mematikan sambungan telpon mereka secara sepihak.
Larisa meletakan ponselnya ke atas meja yang ada disamping tempat tidurnya,Larisa tersenyum,mengingat Liam,yang terkadang menjadi mood booster untuk dirinya.
...****************...
"Pengen deh pulang ke indonesia Sa...rasanya aku rindu sama kamu dan juga Davin."Lirih Liam,memandangi foto dirinya bersama Larisa dan juga Davin,yang ia pasang sebagai wallpaper.
...****************...
Sementara itu,Davin sedang berkumpul bersama ayah dan juga bundanya di ruang keluarga.
Sebenarnya kedua orang tua Davin tidak begitu menyukai Bella,karena profesi Bella yang sebagai model dan juga aktris.
Keduanya berfikir,Bella pasti akan lebih mementingkan kariernya daripada mengurus suaminya dirumah.
Apalagi Bella sudah bicara kepada Davin,jika ia ingin tetap berkarier di dunia entertainment walaupun dirinya sudah menikah.
Tapi mau diapa,Davin sangat mencintai Bella,sebagai orang tua yang baik,ayah dan bunda Davin hanya bisa mendukung keinginan putra nya tersebut.
Apalagi Davin,bukan anak kecil,Davin sudah dewasa,ia tau konsekuensi apa saja yang harus di hadapi nya dari setiap keputusan yang ia ambil untuk kehidupannya sendiri.
"Giman persiapan kalian berdua Davin?"Tanya sang bunda.
"Pekan depan udah hari H,kalian loh".
"Harusnya hari ini aku sama Bella fitting baju pengantin kami bun,tapi tiba-tiba aja Bella nelpon,ngabarin,kalo hari ini dia belum bisa fitting baju bareng aku".
"Soalnya tiba-tiba dia harus show di bandung,dan gak bisa dipending ke hari lain."Ucap Davin.
"Hmmm...sebenarnya si Bella tuh mau gak sih nikah sama kamu Davin?".
"Dia beneran cinta sama kamu?".
"Kamu udah yakin sama dia?,jangan main-main ya Davin!".
"Menikah itu untuk seumur hidup,bunda gak suka,kamu mainin perempuan,dan bunda juga gak suka kalo Bella,kaya nge remehin kamu gitu."Ucap bunda Davin.
"Davin udah yakin bun,Davin sama Bella,kita pacaran udah lama."Jawab Davin.
"Itu gak menjamin,pernikahan kalian nantinya akan langgeng,aman,bahagia,atau baik-baik aja".
"Pacaran sama menikah itu beda Vin."Ucap bunda Davin.
"Iya bundaaa...Davin tau kok,Davin gak masalah bun,mungkin emang bener,hari ini Bella gak bisa buat fitting baju pengantin kami".
"Kan masih ada hari esok bun,masih ada waktu beberapa hari lagi."Jawab Davin.
"Iyaa...semoga semuanya berjalan lancar yaa."Ucap bunda Davin.
"Aamiin...aku ke kamar dulu yaa."Ucap Davin.
Bunda Davin hanya menjawabnya dengan anggukan kepala nya saja.
Setelah itu Davin langsung berjalan ke arah kamarnya.
"Yah...kok ayah diem aja sih?!"Ucap bunda Davin,kepada ayah Davin yang sejak tadi hanya diam dan asyik sendiri membaca majalah bisnis.
"Yaaa terus ayah harus gimana bun?,Davin kan udah dewasa bun,dia tau,mana yang baik dan juga buruk untuk dia bun".
"Kita percaya aja sama anak kita yaa."Ucap ayah Davin.
"Kalo sama Davin aku percaya,ayah...tapi kalo sama Bella,aku gak percaya sama anak itu".
"Dimana-mana yaa ayah...seorang wanita itu akan lebih excited,kalo diajakin nikah sama kekasihnya,apalagi mereka udah lama berpacaran".
"Tapi Bella gak,aku gak liat dia excited,cuma Davin doang yang excited ayah..."Ucap bunda Davin.
"Kita doain aja Davin bun,semoga pilihan yang Davin ambil,adalah pilihan yang baik dan juga tepat."Ucap Ayah Davin.
Bunda Davin pun mengaminkan ucapan suaminya tersebut...
siap-siap sakit hati kau Vin...
menghadiri pernikahan mantan istri dengan sahabat sendiri....😅
tapi Larisa yang baik malah tersakiti terus...
apakah selamanya hanya akan diajak ajakin Bella...
CEO kok bdh sih.. ijazahnya dapat beli ya...
harusnya kali ini jangan gengsi vin... minta tolong sama ayah dan bunda. mereka lebih pinter dari pada kamu...