Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21 : Rencana
“Kau pasti ingin bersama Tania lagi, bukan?” Tanya Bianca tiba-tiba pada Janus, membuatnya terkejut. Saat ini wajah Bianca hanya sedikit meninggalkan luka, karena Ratu Miranda memberikan pengobatan terbaik untuknya.
“Salam Hormat, Putri Bianca.” Sapanya, Bianca mengacuhkan, “Aku yakin kau menyukai Tania, benar?” Tanya Bianca lagi.
Janus mengangguk ragu, memang dia sangat menyukai Tania sejak dulu. Ia sempat patah hati ketika Raja Oberon mengajukan perjodohan dengan Tania, namun dari sikap Tania benar-benar seperti orang yang membenci Raja Oberon, membuat Janus masih berharap padanya.
“Aku bisa saja memisahkan Raja Oberon dan Tania, tapi aku butuh bantuanmu.” Ucap Bianca.
Janus menyerngit, “Memisahkannya?” Bianca mengangguk.
“Ada dua cara, pertama membuat ingatan Tania kembali. Karena jika ingatan Tania kembali, kemungkinan ia akan kembali membenci Oberon seperti dulu.” Ucap Bianca.
“Jika tidak berhasil, aku punya rencana untuk membuat Raja Oberon membenci Tania, dan itu membutuhkan bantuanmu.” Lanjutnya.
“Tapi, Raja Oberon tidak mungkin membenci Putri Tania. Bahkan dari dulu Putri Tania sudah sering memaki Raja Oberon, namun ia tidak goyah sedikitpun.” Ucap Janus.
Bianca tersenyum miring, “Apa Oberon masih mencintainya jika Tania sudah kotor?”
***
Berhari-hari berlalu, tak terasa besok adalah hari pertunangan Tania dengan Oberon. Tidak ada acara yang akan di lakukan, karena hanya pertunangan jadi hanya akan dihadiri oleh penghuni Istana Dalbert.
Oberon selalu menemani kemanapun Tania pergi, walau hanya sekitar istana Dalbert. Bianca dan Janus yang ingin menjalankan rencananya pun menjadi tertunda, Oberon benar-benar tidak menjaga jarak dengan Tania. Setiap Janus ingin menemui Tania, Oberon sudah menatapnya tajam, dalam artian lain tidak memperbolehkannya.
“Apa yang kau inginkan? Berlian? Permata? Emas?” Tanya Oberon beruntun, membuat Tania bingung.
“Aku tidak tau apa yang bagus menurutmu yang mana?” Tanyanya balik.
Mereka berdua di kamar Tania membahas perihal pertunangan yang akan di langsungkan besok.
“Hmm, setauku ada emas putih milik Kerajaan Dalbert, itu adalah harta terbaik Kerajaan Dalbert, kalau tidak salah.” Jelas Oberon. Tania mengangguk mengerti.
“Aku yakin ayah tidak mau memberikannya, pasti itu untuk perhiasan Putri Bianca.” Ucapnya pura-pura kecewa, tentu saja Tania menginginkan yang terbaik untuk pertunangannya, dan Oberon pasti akan menurutinya.
“Jika kau mau, kita gunakan itu. Kita tidak perlu meminta izin ayahmu, semuanya sesuai keinginanmu.” Jawab Oberon, benar-benar sesuai ekspetasi Tania.
“Hm, baiklah. Tapi jika itu yang terbaik bukankah lebih bagus untuk pernikahan kita?” Tanya Tania.
“Untuk pernikahan kita, sudah aku siapkan yang jauh lebih baik. Permata Biru di kalung milik ibuku, kau pasti sangat menyukainya.”
Tania mengangguk, ia jadi teringat akan orang tua Oberon, tidak apa bukan jika ia bertanya?
“Aku belum pernah bertemu ibumu, dia orang yang seperti apa?” Tanya Tania, ia ingin bisa menyesuaikan diri bersama calon mertuanya nanti.
Oberon terdiam sebentar, kemudian ia tersenyum, “Ibuku sangat baik, dia benar-benar cantik. Aku yakin dia pasti menyukaimu. Jika kita ke istana Corvus, kau akan bertemu dengannya.”
“Sekarang aku ingin menemui ayahmu, ada yang perlu kami bahas.” Lanjut Oberon, Tania mengangguk.
Cup
Oberon mencium bibir Tania sekilas, kemudian beranjak keluar. Sejak insiden ‘ciuman' mereka beberapa hari yang lalu, Oberon semakin sering mencium bibir Tania walau hanya sekilas, dan Tania memperbolehkannya.
Tak lama, terdengar pintu kamarnya di ketuk.
Tok.. Tok.. Tok..
Siapa? Apa ibu Larissa? Tapi baru pagi ini ia kemari. Batin Tania bertanya. Ia beranjak membukakan pintu, dan mendapati seorang laki-laki tersenyum manis padanya.
“Salam Hormat, Putri Tania.” Ucapnya sedikit menunduk.
Tania menyerngit, “Janus? Ada apa?”
***
Like Komen!!!
Like Komen!!
Like Komen!