satu wanita dengan empat pria sekaligus, memiliki wajah cantik sekaligus senyuman yang dapat memikat semua mata kaum adam yang melihat kearahnya.
kania ratu ovalia mempunyai wajah yang cukup terbilang sempurna, hingga tak ada cela sedikitpun untuk mengatakan kekurangan fisik yang gadis itu punya.
di sisi lain ke empat pria tampan dan menduduki pria-pria paling terpopuler di SMA internasional school. hidup ditengah huru hara persoalan yang sering dijumpai di sekolah umum biasanya, Garvin, Ervan, Danu, Alex , dan satu wanita yang bernama kania.
memperebutkan satu hati dari gadis biasa akan tetapi memiliki wajah sempurna. serta memiliki kepribadian yang berbeda, akan kah salah satu dari mereka dapat merebut hati kania atau malah tak ada satupun dari mereka yang dapat memenangkan hati kania.
semua tergantung seberapa besar perjuangan yang akan mereka lakukan dan berikan pada kania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"loh kok cuman kalian bedua. ayah Mana?" tanya Kania sambil menunjuk kearah Danu dan Aidan secara bergantian.
"ayah dari pagi udah pergi ke kedai. kenapa?" jawab sekaligus tanya balik Aidan.
tak ada jawaban dari Kania. seakan malah asik melamun, dan enggan membalas ucapan dari Aidan.
Aidan pun bertepuk di depan Kania.
Prokk
Suara tepukan tangan Aidan. hingga membuat Kania terkejut sampai sendok yang tadinya berada di tangan Kania kini terpental ke lantai.
"Aidan! " sentak Kania.
Dengan memberi aba-aba Kania hendak memukul tubuh Aidan tapi di halau langsung oleh Danu.
"udah Kan, nanti kamu telat sekolah. kamu lupa om Mahes masih marah sama kamu soal kemarin. nanti kalau kamu sampek telat berangkat sekolah bisa berkali-kali lipat marahnya." lerai Danu.
seketika penjelasan Danu membuat Kania langsung teringat bahwa kini ia sedang dalam situasi buruk. Kania berdiri dan melangkah keluar tanpa sepatah katapun.
"kamu sih." terka Danu sambil memukul pundak Aidan dan langsung berlari menyusul kepergian Kania.
"Kania tunggu!" Danu memegang pergelangan tangan Kania.
Kania hanya diam dan tak bergeming sama sekali.
"ini udah hampir telat kamu naik motor sama aku aja yah." ajak Danu.
"nggak usah lah. aku pengen naik bus aja." jawab Kania dan hendak pergi.
Danu seakan tengah berfikir keras untuk membuat Kania mau berangkat sekolah naik motor bersama dengan nya. tapi kini dirinya juga tak tahu harus melakukan hal apa?
"emm, Kania kita sekalian mampir ke kedai om Mahes buat pamit berangkat sekolah." ucap Danu.
Kania menghentikan langkahnya, ia langsung berfikir bahwa kini ia sangat ingin bertemu dengan Ayahnya. sembari juga ia ingin meminta izin berlibur ke London bersama Tasya.
"ok, ayok! " ajak Kania dan langsung menarik tangan Danu dengan posesif.
Motor pun melaju dengan kecepatan sedang.
"eh nu kamu itu kelas 1 kan." teriak Kania.
"nggak usah teriak Kan, aku nggak tuli kok." jawab Danu.
Kania tertawa ringan, sambil memukul pundak Danu. "iyah juga sih, biasa aku nggak pernah naik motor." imbuh Kania.
"waduh berarti ini pertama naik motor sama aku donk." antusias Danu.
bukannya menjawab pertanyaan Danu Kania malah diam seribu bahasa. sedangkan Danu merasa tak ada satuan dari Kania dengan cepat ia pun memanggil Kania untuk kedua kalinya.
"Kania! " panggil Danu yang kali ini lebih ia keraskan nada suaranya.
"ha ada apa nu? " tanya Kania.
Danu tersenyum ternyata Kania tak mendengar ucapannya tadi."nggak jadi nggak papa kok. oh iya pegangan takut jatuh nanti." teriak Danu.
Kania mendengus kesal. "nggak usah teriak aku nggak tuli." protes Kania.
Danu malah terkekeh.
mendapat perintah agar pegangan erat. tanpa ada rasa apapun Kania langsung menuruti ucapan Danu. dengan memegang jaket Danu dengan erat.
hanya senyuman yang terukir dari kedua sudut bibir Danu.
tak lama motor Danu pun sampai di kedai Mahes untung saja kedai itu tak terlalu jauh jaraknya dari sekolah. jadi ada cukup waktu agar Kania dapat berbincang dengan ayahnya.
"ayahhh... " panggil Kania dan langsung memeluk tubuh Mahes dari belakang.
Mahes terperanjat kaget. "loh kok kamu disini. nggak sekolah." tanya Ayah Mahes.
"sekolah tapi mampir kesini, tadi berangkat bareng sama Danu naik motor." jawab Kania masih enggan untuk melepas rangkulannya pada Ayah nya itu.
Danu tersenyum canggung karna mendapat tatapan dari Mahes.
"hemm, yasudah berangkat sana. nanti telat loh kamu." jawab Ayah Mahes.
Kania memperlihatkan jam tangan yang ia kenakan. "masih ada waktu 20 menit Kania mau ngomong penting sama Ayah, boleh yah." mohon Kania sambil memperlihatkan wajah manis sekaligus menggemaskan.
hilang sudah kemarahan dalam diri Mahes ketika menatap Kania yang dengan mudah membuatnya tak mampu terlalu lama diam ataupun marah pada dirinya.
merasa tak mampu menolak keinginan putri satu-satunya. Mahes pun pasrah sekaligus menghembuskan nafas kasar. "yaudah , tadi kamu udah sarapan kan." sahut Mahes.
meski sedang dalam keadaan marah Mahes tak akan pernah melupakan bahwa dirinya adalah Ayah sekaligus ibu bagi Kania.
"belum om, aku juga belum makan tadi." jawab Danu.
Mahes terkekeh karna malah Danu yang jawab bukan Kania.
"loh kok bisa belum sarapan, padahal udah om siapin lo tadi di rumah." terka Mahes sambil menatap kearah Danu.
"dihabisin Aidin." celetuk Kania.
Danu seakan menahan tawa karna fitnahan dari Kania.
"yaudah sekarang kamu duduk Ayah buatin sushi buat kamu sama Danu." ucap Mahes.
"nggak usah yah. Kania kesini mau ngomong serius sama Ayah. " jawab Kania.
sebelum Mahes menjawab ucapan Kania. Danu langsung menarik pergelangan tangan Kania, dan mengajak gadis itu untuk duduk di meja pelanggan.
Melihat kedekatan Kania dan Danu, membuat Mahes tersenyum senang. karna seakan ia dapat bodyguard gratis untuk menjaga Kania di sekolah.
"eh kok malah kamu tarik aku kesini sih." protes Kania.
"biar aku bisa makan sushi." sahut Danu.
"tapi aku mau ngomong..... "
Mahes pun datang membawa 2 porsi sushi dan 2 air putih ke meja Danu dan Kania berada.
"kamu mau ngomong apa sih kan, kok kayaknya penting banget." sela Mahes
"emm, tapi Kania minta Ayah jangan marah. terus kalau nggak boleh nggak papa deh tapi... kalau bisa bolehin soalnya Kania pengen banget ke tempat itu." jelas Kania.
Danu yang dengan cepat melahap Sushi yang telah dihadangkan Mahes. mendadak tak faham oleh ucapan Kania. begitupun Mahes pun lebih tak faham oleh penuturan putrinya itu.
"kamu itu ngomong apa sih Kan, emangnya tempat apa?" tanya Mahes.
"emm, tapi ayah janji jangan marah ataupun sampai kecewa lagi kayak tadi malem." ucap Kani seakan ingin memastikan kembali agar Ayahnya tak marah.
Mahes dan Danu saling bertatap.
"yah tergantung. udah cepet kamu ngomong sama Ayah. ini udah hampir jam 7 loh."
Jam menujukkan pukul jam 06.50.
"iyah juga sih, emm. Kania mau diajak berkunjung ke rumah nenek nya Tasya je London sambil liburan." dengan cepat Kania mengungkapkan sekaligus matanya yang ia tutup. seakan tak ingin menatap raut wajah Mahes yang entah tengah marah atau sebaliknya.
Mahes menatap ketakutan pada Kania dan tersenyum."Ayah izinin." ucap Mahes.
Sedangkan Danu langsung tersedak.
"huk huk huk. "
"ya ampun Danu pelan-pelan kalau makan." ucap Mahes.
"ayah..... " Kania tak menghiraukan Danu yang tengah tersedak akibat Makan sushi kini ia malah memilih berhambur memeluk tubuh Mahes dengan cepat.
Mahes sampai hampir terjatuh, tapi untung saja ia bisa mempertahankan pertahanan tubuhnya hingga tak sampai tersungkur ke lantai.
"Kania! ini Ayah hampir jatuh lo." ujar Mahes.
Kania tak menghiraukan ucapan Mahes dan tetap memeluk erat tubuh Mahes. setelah cukup ia salurkan kebahagiaannya. Kania melepas pelukannya dan mencium pipi Mahes sekilas.
"aku sayang banget sama Ayah." ucap Kania.
"ayok sekolah." ajak Kania pada Danu.
Mahes hanya terkekeh melihat tingkah lucu Kania. ia tak akan pernah mempersalahkan Kania pergi kemanapun selagi itu dengan Tasya atau teman yang baik lainya. hanya yang diinginkan Mahes adalah sikap jujur Kania.
Bersambung.