Hijrah Cinta Annisa
Karena Tak semua Kata, Bisa mewakili rasa, Maka biarlah hati ini menentukan Pilihannya, Diantara Suka,Duka, dan Air Mata.
***
Aku yang di tolak oleh calon suamiku, tepat di hari pernikahan kami, demi wanita masa lalu yang tiba tiba datang untuk memintanya kembali.
Namun Disaat Bersamaan Aku dipertemukan dengan jodoh yang tidak ku duga sebelumnya, Meminang ku, dan Menikahi Ku di waktu yang sama.
Ya. Dia Seorang CEO Emran Company, CEO dingin dan Arogan.
Akankah Cinta bersemi diantara kami.
Nantikan Kisahnya hanya di HIJRAH CINTA ANNISA !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Resign
..."Ketika Allah telah mentakdirkan dua hati menjadi satu, Makan Allah akan menggerakkan keduanya, Dan buka Salah satunya" ...
...🍁...
Hari baru.
Annisa tetap masuk ke kantor seperti biasa, sejak kejadian beberapa hari yang lalu, kejadian yang cukup membuat Annisa merasa sedih, namun bukan Annisa namanya jika dia terus larut dalam sebuah kesedihan.
Pagi ini Annisa mendapat sebuah email, Dimana dalam email tersebut tertuliskan Jika Annisa telah lolos dalam Tugas Akhir Program Master nya, dan dapat segera mendaftarkan Wisuda setelah menyelesaikan segala administrasi.
Karena semua bisa di urus secara online, Annisa tidak menunggu lama , segera dia mempersiapkan segala sesuatu yang di butuhkan untuk pengajuan wisudanya.
Dan benar saja Annisa yang selalu cekatan dalam segala hal, telah selesai dengan semua yang ia butuhkan berkaitan dengan urusan kampus.
Setelahnya Annisa bersiap menuju kantor, dan seperti biasa dia akan jalan kaki.
Annisa tiba di kantor lebih pagi juga dari biasanya, karena hari ini dia berniat menyelesaikan pekerjaan akhir bulan yang masih tersisa.
Di sela-sela banyaknya pekerjaan yang tidak pernah ada habisnya, Annisa selalu menyempatkan diri untuk melaksanakan sholat Dhuha, dan hari ini pun Annisa juga tengah berpuasa Senin Kamis. Rutinitas yang selalu Annisa lakukan pada saat di tanah air.
"Mommy !" Suara Kecil Yasmine yang memanggil Annisa.
"Sayang ?" ucap Annisa kaget
"Kamu kenapa kemari, mommy akan menemui Yasmine di taman, kalau Daddy marah Gimana?"
Ucap Annisa dengan menggelitik pinggang Yasmine gemas.
"Yasmine sudah izin Daddy, Mam" Ucap Yasmine dengan suara celotehan.
Annisa pun tersenyum lega.
Meski tengah berpuasa, namun Yasmin tidak pernah melewatkan membawa bekal untuk Yasmine, karena sudah dapat di pastikan jika gadis kecil tersebut akan meminta jatah nya pada Annisa.
Seperti rutinitas biasanya Annisa akan dengan sabar dan telaten menyuapi Yasmine.
"Yasmin " Ucap Annisa setelah gadis kecil di pangkuannya itu selesai dengan makanannya.
"Iya mam ?" Jawab Yasmine
"Yasmine mau nggak janji sama Mommy ?" Tanya Annisa
"Mau " Jawab Yasmin dengan senyum menggemaskan.
"Yasmine janji ya sama Mommy, Yasmine harus jadi anak yang baik, cantik, dan tetap nurut sama Daddy dan Mbak ya" Ucap Annisa
"Mommy ?"
Annisa tersenyum, "Iya Mommy juga" Ucap Annisa dengan menghela nafas dalam.
Memeluk erat Gadis kecil yang ada dalam pangkuannya "Maaf kan Mommy Yasmine" gumam Annisa dalam hati.
Entah apa yang membuat Annisa begitu sedih, baginya Yasmine cukup berkesan di hati, ketulusan yang dia tunjukkan membuat Annisa merasa kan cinta yang sesungguhnya meski di negri orang.
Sejenak suasana terasa begitu emosional, Annisa tanpa sadar menitihkan bulir bening di sudut mata indah nya.
"Mommy nangis ?" Tanya Yasmin
Annisa menggelengkan kepala, dan setelahnya tersenyum pada gadis kecil di pangkuannya.
"Apa Daddy marah pada Mommy lagi ?" tanya Yasmine dengan nada celotehan
Lagi-lagi Annisa menggelengkan kepala, dan kembali mengulas senyuman
"Yasmine sudah berjanji sama Mommy untuk jadi anak yang baik, Sekarang Yasmine juga mau Mommy berjanji" Ucap nya dengan wajah gemas.
Annisa tercengang dengan permintaan yang terasa lucu dari gadis kecil di depannya, kemudian terkekeh kecil, dan menghujani pipi gembul Yasmin dengan ciuman bertubi-tubi.
"Janji ?" Ucap Yasmine dengan mengangkat jari kelingkingnya
Annisa mengerutkan dahi "Untuk ?" Tanya nya kemudian.
"Mommy tidak akan pernah meninggalkan Yasmine" Ucapnya dengan manja
Deg.
Sudut mata Yasmine kembali menghangat untuk ke sekian kalinya, tidak ada jawaban Yasmin hanya menganggukkan kepala, dan menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Yasmine, kemudian tersenyum bersama, dan saling memeluk setelahnya.
Sejujurnya Annisa sangat sedih, lidah nya pun terasa kelu, bagaimana dia tidak, jika setelah ini, mungkin saja dirinya tidak akan lagi bertemu dengan gadis kecil tersebut.
Entah mengapa, Annisa merasakan sebuah kesedihan, membayangkan akan kehilangan sosok yang telah dekat dengannya beberapa bulan terakhir.
Anak kecil yang selalu memanggilnya dengan sebutan Mommy.
Tidak di sadari oleh keduanya, Emran terlah berdiri dan mengamati Annisa dan Yasmine dari jarak yang tidak begitu jauh. Tersenyum melihat keakraban diantara keduanya.
***
18.45 waktu Dubai.
Selain menyelesaikan tugas Akhir bulan, Annisa juga menyelesaikan semua pekerjaannya yang belum dia selesaikan sebelumnya.
Hingga hari ini, Annisa harus berbuka puasa di Kantor, dan setelahnya pun Annisa masih harus berkutat dengan laptop dan laporan lagi.
"Beib " Panggi Syafira
"Pulang yuk" ajak Syafira pada sahabatnya.
Annisa hanya bergeming, dan mengulas sebuah senyum simpul.
"Sibuk ngapain sih" Tanya Syafira lagi, dengan melongok layar laptop milik Annisa.
"Resign !" Ucap Syafira dengan suara keras
"Seeet " Ucap Annisa dengan menempelkan jari telunjuknya di bibir.
Annisa meminta sahabatnya untuk tidak berbicara keras, pasalnya di ruangan tersebut masih ada beberapa orang lain yang juga tengah lembur.
"Nis, Kamu bercanda kan ?" Tanya Syafira dengan berbisik. Annisa menjawab dengan gelengan kepala.
"Aku serius Ra, Aku mau pulang ke indo" Jawab Annisa kemudian.
"Tapi kenapa mendadak !" Tanya Syafira lagi yang masih merasa tidak percaya.
Annisa mengulas senyum di wajahnya, "Aku harus pulang, karena orang tuaku menjodohkan ku dengan anak sahabatnya" Ucap Annisa kemudian.
Mendengar penuturan dari Annisa, seketika Syafira pun merasa sangat shock, Syafira sampai harus membekap mulutnya dengan kedua tangannya sendiri, karena rasa tidak percaya.
"Benarkah ?, dan kau mau ?" Tanya Syafira terkejut.
Ini bukan lagi zaman dimana pernikahan berdasarkan aksi jodoh menjodohkan, Dan bukankah sebaiknya Annisa memilih sendiri pasangan hidupnya, begitu mungkin kira-kira pendapat Syafira.
Namun tidak heran pada Annisa, karena Annisa yang Syafira kenal, dia akan melakukan apapun pun untuk membahagiakan kedua orang tuanya.
Annisa hanya mengangkat kedua bahunya, tidak tahu harus memberi jawaban apa atas pertanyaan sang sahabat yang dia tanyakan sebelumnya.
Sejenak suasana menjadi emosional, Syafira memeluk Annisa yang tengah memandangnya dengan wajah sendu.
"Aku akan merindukanmu Ra " ucap Annisa dengan meraih bahu sahabatnya, kemudian memeluk erat Syafira.
Begitu juga Syafira , segera membalas pelukan Annisa dan seketika keduanya terisak bersamaan.
Meski tergolong baru, namun persahabatan diantara Syafira dan Annisa terjalin begitu erat, karena keduanya sama-sama tulus dalam pertemanan. Tidak seperti kebanyakan pertemanan yang hanya karena saling menguntungkan.
***
Dengan langkah pasti, Annisa menyusuri lorong-lorong kantor yang memiliki dinding serba kaca tersebut. Menuju sebuah ruangan yang sejujurnya enggan untuk dia kunjungi.
"Permisi pak Amir " Sapa Annisa sopan dengan menundukkan wajahnya.
"Ya " Jawab Amir sang asisten pribadi Emran
"Maaf pak Amir, bisa saya bertemu dengan pak Emran?" Tanya Annisa.
"Apa kau sudah buat janji ?" tanya Emran memastikan. Annisa menjawab dengan gelengan kepala
Amir tampak mengerutkan dahi, menampakkan guratan tipis di wajahnya. Sejenak berfikir untuk apa Annisa menemui Emran.
"Maaf tapi tuan Emran telah meninggalkan kantor sejak siang tadi" Ucap Amir dengan ramah.
Annisa tampak menganggukkan kepala nya. "Begitu ya pak " ucap nya kemudian.
"Em, apa boleh saya menitipkan ini untuk pak Emran?" Ucap Annisa dengan menyodorkan selembar Amplop coklat pada Amir sang Asisten pribadi Emran.
Amir pun menganggukkan kepala "Akan saya sampaikan" Jawabnya kemudian.
Amir bukan tipikal orang yang akan kepo dengan urusan orang lain, atau dengan menanyakan amplop yang di titipkan Annisa padanya.
"Terima kasih pak " Ucap Annisa dengan mengulas senyum manis di balik cadar yang dia kenakan. Amir menjawab dengan anggukan kepala.
***
Tiba di Apartemen miliknya, Annisa bergegas mengemas seluruh barang yang akan dia bawa, tidak semua barang dia kemas, hanya beberapa , dan masih ada yang dia tinggalkan.
Karena Annisa berfikir masih akan kembali ke tempat ini, karena memang dirinya belum wisuda, dan jadwal wisudanya masih kurang lebih tiga bulan lagi, terhitung mulai dari sekarang.
Setelah semua barang yang ingin dia bawa telah masuk kedalam koper, Annisa bergegas untuk segera beristirahat.
Mengingat jadwal penerbangan pesawat yang akan dia tumpangi esok hari, merupakan penerbangan pertama, sudah dapat di pastikan Annisa harus bersiap lebih awal.
***