JANDA BUKAN, SEORANG ISTRI PUN BUKAN!
Ayubi mengira ia adalah seorang Janda ditinggal mati selama 6 tahun ini, ternyata ia bukan lah seorang janda karena suaminya masih hidup.
Sayangnya, suami Ayubi menggunakan identitas dari kembaran suaminya. Suami dari Ayubi menjadi pengganti suami untuk wanita lain selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Aku Ingin Menyusul Suamiku.
Ayubi termenung di tokonya setelah berpisah dari Kezia, dia masih tak percaya dengan penjelasan wanita yang mengaku madunya itu.
Tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak, karena mengingat wajah Abimanyu yang tampak marah saat ia mengatakan akan menikah lagi.
“Apa aku harus mengikuti rencana Kezia, seolah-olah aku membenci Bang Abi? Kemarin aku memang sangat benci suamiku, tapi setelah Kezia menjelaskan semuanya... ada beban berat yang sudah terangkat dari hatiku. Maaf ya Bang, kemarin aku belum tau kenyataannya jadi aku malah manas-manasin Abang deh. Syukurlah, Kezia wanita baik. Dia bahkan menjelaskan sikap kasarnya pada Kia kemarin karena sempat mendorong putri kita Bang... ternyata alasan nya karena Ayah mu sedang memperhatikan kami. Wanita baik, kasihan sekali suaminya harus meninggal. Hufff! Aku kok jadi merasa sedih ya..."
Ayubi membayangkan wajah Abimanyu yang cemburu pada Zainal, ia kini merasa lucu. “Siapa suruh Abang berbohong padaku dan selama ini... ternyata Aku bukan Janda!“
Ayubi mengintip ke arah jendela yang mengarah ke jalan raya, ia mengingat peringatan dari Kezia jika ada orang yang mengikuti dirinya dan harus berhati-hati dalam bertindak.
.
.
Di sebuah kamar di hotel, dua orang sedang berolahraga di ranjang hingga mereka berdua berkeringat menyatukan peluh di tubuh mereka.
Brukkk
Laki-laki itu terkapar lemas di sebelah si wanita setelah mendapatkan apa yang ia incar demi balas dendam nya.
Dasar wanita bodoh! Semoga dia hamil, hubungan kami akan tetap direstui meski mereka membenciku!
Bram tersenyum simpul membayangkan akan membalas dendam pada orang-orang yang memenjarakan nya selama 5 tahun ini, ia mengincar Fenita setelah keluar dari penjara setelah seseorang yang ia suruh menyelidiki tentang orang yang memenjarakan nya. Orang itu menginformasikan tentang pelakunya, yang ternyata adalah Tuan Darma dan putranya. Saat melihat wajah anak dari Tuan Darma, Bram geram karena dia mengenali jika itu adalah wajah Abimanyu meski dengan nama yang berbeda yakni Abidzar.
Kini, dia datang kembali untuk membalaskan dendam bahkan ia sudah mengetahui keberadaan mantan istrinya, Ayubi.
Lantas tentang Azka, apa ia tahu anak itu adalah anak kandungnya? Tentu saja Bram tahu! Ia akan mengambil secara paksa putranya jika Ayubi tidak memberikan Azka padanya.
Cup!
Bram mendekap tubuh polos Fenita, dia mengecup kening wanita itu. “Makasih udah memberikan hal berharga milikmu padaku ya, sayang. Aku janji akan segera melamar mu! Tunggu beberapa waktu lagi, aku akan datang ke rumah mu. Sekarang, satu kali lagi ya?“
Bram ingin secepatnya Fenita hamil, agar ia mudah memporak-porandakan keluarga Tuan Darma.
“Jangan lama-lama datang menemui Ayahku ya, aku takut hamil.“ Cicit wanita berusia 22 tahun itu.
“Jika kamu hamil, aku malah senang akan punya anak darimu wanita yang aku cintai. Jangan takut... aku nggak akan kabur karena kau adalah segalanya bagiku."
Begitu manis kata-kata pria brengseek itu, setelah dipenjara bukannya kapok tapi malah menjadi-jadi. Bahkan jika semuanya lancar, dia berencana akan menjadikan Ayubi istrinya lagi.
Menyesal kah Bram telah menyia-nyiakan Ayubi? Ya! Dia sangat menyesalinya. Saat di dalam penjara, dia mengetahui jika wanita yang ia perjuangkan kerena mengandung anaknya dan rela membuang Ayubi ternyata hamil anak pria lain.
Sungguh ironis, ia menikahi wanita yang hamil anak pria lain lantas menceraikan wanita yang jelas-jelas mengandung anaknya.
Mendengar kata-kata serupa pujian dari sang kekasih, Fenita tersenyum-senyum bahagia.
“Aku percaya padamu, sayang.“
Bram benar-benar puas, wajah tampannya ternyata ada gunanya juga.
.
.
Malam itu Kezia demam, ia terus menangis saat di kuburan bahkan saat sampai di kamarnya ketika pulang dia kembali menangis.
Abimanyu baru pulang dari pemeriksaan proyek, dia bahkan belum sempat memeriksa keadaan Ayubi dan anak-anaknya hari itu dari rekaman Cctv saking sibuknya.
Ia mengerenyitkan dahinya melihat Kezia sudah berada di bawah selimut, padahal baru pukul 8 malam.
“Zia! Bangun! Aku mau bicara! Candra bilang kamu tadi dari makam Abidzar, apa nggak ada yang mengikuti mu? Kenapa kau ceroboh? Gimana kalau rencana kita berantakan?! Sudahlah, aku mau membatalkan saja perjanjian kita! Aku akan menyelesaikan proyek baru dengan memenangkan tender dan akan pergi dari sini secepatnya!“
Tak ada jawaban dari Kezia, wanita itu tetap terdiam namun terdengar nafasnya yang berat dan menderu.
Abimanyu mendekat ke arah ranjang, dia berdiri menatap wajah Kezia.
“Wajah mu merah dan nafas mu terdengar berat. Kau sakit?“
Masih tak ada jawaban, bahkan Kezia tak membuka matanya. Abimanyu memberanikan diri menempelkan punggung tangan di kening wanita itu, ternyata benar Kezia demam.
“Mau aku antar ke rumah sakit atau panggil Dokter Dendi kesini?“
Baru lah Kezia membuka matanya, tatapan mata wanita itu kosong dan terlihat tak ada gairah hidup.
“Biarkan saja aku... aku ingin menyusul suamiku...“ lirihnya.
Abimanyu berdecak, “Kau mati, lalu Keysa? Kau tidak kasihan sama dia? Sudah dia anak yatim, sekarang dia harus kehilangan kedua orang tuanya? Begitu!“
“Ada kamu, Abi... kamu sangat menyayanginya sama seperti kamu menyayangi putri kandungmu selama ini. Aku tahu... apapun yang kamu berikan untuk Azkia, kamu juga berikan pada Keysa. Kamu nggak pernah membeda-bedakan mereka, kamu pria baik... Tidak! Kamu adalah Ayah yang baik untuk Keysa, jadi... kamu bisa menjaganya. Aku akan pergi menemui Abidzar, titip Keysa..."
“Wanita sialan! Kau ingin mati dan menyusahkan ku! Kalau kau mati, aku akan dibunuh oleh Ayah dan kakak laki-laki mu! Mereka sangat menyayangi mu! Sadarlah!!! Selain Abidzar, masih banyak orang yang menyayangi mu! Sial!“
Mata Kezia kicep, baru kali ini Abimanyu berani marah-marah sambil mengumpat nya.
“Wanita sialan? Aku!“ Tiba-tiba Kezia bangun dari baringan nya dengan tatapan kesal.
Dia melempar bantal pada Abimanyu. “Lalu kau?! Kau laki-laki egois! Kau pembohong! Kau pendusta! Kau manusia yang lebih buruk dariku!“
Huff! Abimanyu sedikit lega, kini mata Kezia terlihat berapi-api tidak seperti tadi yang terlihat kehilangan semangat hidup.
“Candra bilang, kau mantan kekasihnya?“
"Hei! Kenapa kau membahas dia?! Dia bohong, kami nggak pernah jadian! Dia aja yang kepedean!“
Abimanyu terkekeh, dia duduk di pinggir ranjang. “Candra banyak cerita, katanya Ayubi dan kamu sangat mirip."
“Apanya yang mirip dari kami berdua!? Pria itu sering berlebihan!“
"Aku percaya pada ucapan Candra, kalau kamu adalah wanita baik seperti Ayubi. Jadi Zia, jangan menjadi jahat hanya karena kau telah kehilangan. Percayalah, Tuhan sedang menyiapkan hal terbaik untukmu... jadi, kita batalkan perjanjian 2 bulan itu dan lepaskan aku.“
"Enggak! Kau terlalu bodoh! Aku harus menyelesaikan misi-ku bersama seseorang!“ Jawab Kezia dengan tatapan mencemooh.
“Ck! Zia... Ayolah!“
“Kalau kamu bisa lebih pintar, baru aku akan melepaskan mu! Sana pergi! Aku mau tidur! Kepalaku terasa mau pecah!"
“Aku telepon Dokter Dendi, dia naksir kamu tuh! Keliatan dari pandangan matanya saat dia datang kesini untuk periksa kesehatan Papa! Suka kok sama istri orang! Upsss... kau kan Janda!“ ledek Abimanyu.
Kezia mendelik kesal, “Bukan urusan mu dia suka padaku! Jangan jodoh-jodohin aku dengan siapapun! Awas aja!“
Abimanyu mendengus, laki-laki itu tak menuruti Kezia dan menelepon Dokter Dendi, Dokter pribadi keluarga.
abimanyu serba slah pelan"harus kashn pengertian k keysa...kshan azkia