Fiandra tak menyangka jika dirinya akan berjodoh dengan seorang dosen yang selalu memarahinya bernama Ilham. Mereka di paksa menikah dan menjalani pernikahan, meskipun keduanya menolak. Keinginan kedua orang tua Fiandra dan Ilham begitu kuat untuk menikahkan mereka, hingga mereka melakukan satu cara, untuk menjebak keduanya agar bisa menikah... bagaimana kisah mereka? akankah cinta hadir di tengah permusuhan mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berangkat Ke kampus
Jam menunjukkan pukul enam pagi. Cahaya matahari bersinar cerah. Ilham yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung menuju jendela untuk menyibak tirai. Seketika ruangan itu menjadi terang benderang.
Ilham menghempas napas panjang ketika melihat istrinya masih tertidur lelap tak terpengaruh oleh biasan Cahaya. Tak ingin terlambat ia menghampiri istrinya.
"Fi! bangun Fi. Sudah siang!" Ucapnya mengguncang tubuh istrinya yang masih meringkuk di balik selimut. Namun jangan kan membuka mata, dengkuran halus itu terdengar semakin kencang.
"Fi bangun!" Ujarnya lagi dengan lemah lembut
Dengan mata yang masih terpejam Fi menarik selimut tebalnya."Hmm, bentar Nyak. Aye masih ngantuk."
Bola mata Ilham terbelalak mendengar itu
"Nyak- Nyak! ini bukan Nyak lo! Ayo bangun!" Ilham terus menguncang tubuh istrinya. Dia mencoba untuk sabar dengan bersikap lemah lembut.
Maklum saja tadi malem mereka bertempur sampai tiga ronde.Sebenernya dia juga masih merasa lemah. Namun sebagai dosen teladan yang selalu on time dia tak mau melakukan kesalahan sedikitpun.
"Aduh bagaimana ya caranya bangunin istriku ini. Mau di kasarin natar dia marah, nanti malam gak dapet jatah pasti." Ilham bergumam, otaknya yang cerdas itu langsung mendapatkan ide.
"Aku tahu caranya!" Ilham tersenyum nakal, lalu dia membuka selimut yang menutupi wajah istrinya. "Fi bangun, Fi. Hari ini ada mata kuliah pak Ilham," bisiknya lirih.
Seketika kelopak mata yang tertutup itu langsung terbelalak. Fiandra langsung menyibak selimut dan bangkit. "Gawat hari ini ada mata kuliah dosen killer itu," ucapnya dengan napas terengah-engah.Tanpa pikir panjang Fi menyibak selimut lalu terjun dari atas ranjang."Mampus gue! bisa bisa gue di katakan dodol Garut, dodol durian, pkoknya segala dodol keluar," cicitnya sambil mengibas rambutnya yang kusut.
Ilham tertawa cekikikan melihat reaksi spontan istrinya yang terburu-buru menuju kamar mandi. "Fi kamu mau kemana?" tanyanya.
"Mau mandi!" Fiandra berhenti melangkah kakinya, seakan baru tersadar setelah mendengar suara Ilham. "Eh iya pak Ilham kan udah jadi laki gue." Wanita itu pun menoleh. Bruk tiba-tiba matanya menjadi gelap karena tertutupi sesuatu.
Fiandra meraih handuk yang menempel di wajahnya.
"Kebiasaan! Pakai handuk kamu! Nanti aku khilaf lagi, "omel Ilham.
Dengan terkekeh Fiandra menoleh ke arah Ilham sambil memakai handuk untuk menutupi tubuhnya yang masih polos ." Aku lupa, Pak."
"Sudah sana, Mandi. Ntar kita telat!"
"Ah kalo telat juga aku gak bakalan di marahin! wae!" celetuk Fiandra sambil menjulurkan lidahnya ke Ilham lalu buru-buru berjalan ke kamar mandi. Hatinya senang dan riang karena mata kuliah matematika tak lagi horor baginya.
Tak lama Fiandra keluar dari kamar mandi. Seketika aroma masukin lembut menyeruak memenuhi indra penciumannya. Menggetarkan syarat-syarat halus di tubuhnya.
Fiandra mesam-mesem terbayang akan malam indahnya bersama Ilham. Sambil menunggu istrinya siap-siap, Ilham membuka laptopnya mengerjakan sesuatu.
Fiandra merias wajahnya ala kadarnya saja. Namun tetap membuatnya cantik. Hanya saja kelelahan di wajahnya tak mampu di tutupi dengan make up tipis itu.
"Mau sarapan dimana kita, Fi?" tanya sambil menutup laptopnya.
"Dimana saja boleh, Pak," jawab Fiandra sambil meraih ranselnya. Sepertinya mereka sudah siap untuk pergi.
Ilham berdiri di hadapan Fiandra meliriknya dengan mesra. "Mau gandengan?" tanyanya sambil tersenyum.
Fiandra membalas senyumnya sambil menyusupkan telapak tangan di celah lengan Ilham.
Keduanya bergandengan mesra menuju pintu. Cek lek...pintu terbuka seketika aroma harum menyeruak di hidung mereka. Bola mata mereka terbelalak ketika melihat dua entitas ber-daster tengah sibuk menata meja makan.
"Nyak!" seru keduanya secara serempak. Dag dig dug jantung mereka berdetak kencang.
Dengan cepat Fiandra melepaskan gandengan tangannya. Sementara dua orang itu malah tersenyum nyengir.
"Selamat Pagi manten baru!" ucap Romlah.
"Sini!" panggil Rohaye sambil melambaikan tangannya. "Nyak bikin nasi goreng."
Ilham dan Fiandra berjalan perlahan seakan masih tak percaya dengan pandangan mereka sendiri."Nyak kok ada disini?" tanya Ilham sambil menarik kursi meja makan.
"Hehe, Nyak sengaja mau bikin kejutan untuk kalian berdua," sahut Romlah sambil tertawa terkekeh mengejek.
"Katanya kemaren gak mau ikut," celetuk Fiandra yang ikut kesel.
"Iya, awalnya Nyak gak mau ikut. Tapi karena Nyak khawatir, kalian bakal tinggal di tempat yang terpisah. Eh gak tahunya bulan madu kalian sukses kan ya! lagian lo pade sok jual mahal duluan, haha," tukas Romlah sambil menepuk bahu Ilham mengejek.
"Iya mana mainnya ganas banget lagi semalam. Sampe ranjang berderik- derik, untung kagak roboh kan?" sahut Rohaye sambil mencolek dagu putrinya.
Dengan wajah yang memerah Fiandra dan Ilham menelan ludah membasahi tenggorokan yang kering.
Fiandra mendelik lalu melipat kedua tangannya di dada. "Ah udahan Nyak, gak usaha di omongi lagi, Aye pan malu!"
"Hehe kagak usah malu! pan Nyak sudah pernah merasakannya," celetuk Rohaye.
"Bagaimana Fi, rasanya terong Betawi Arab?" tanya Romlah sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Biasa saja," dengus Fiandra sambil mencebikan bibirnya.
"Kalau biasa saja gak mungkin lo, menjerit habis itu tertawa, menjerit lagi, tertawa lagi, haha!" ledek Romlah sambil menepuk meja.
Fiandra pasrah sambil menahan malu, wajahnya memerah. Namun ia tak bisa ngeles lagi karena apa yang dikatakan Nyak itu benar.
Ilham menarik bapas panjang sambil memutar bola matanya "Jangan-jangan yang kemaren tertawa seperti suara kuntilanak itu Nyak?" tanya Ilham.
"Emang!" sahut Romlah dengan santai sambil menyuapi nasi goreng ke dalam mulutnya.
"Dasar Nyak kagak ada Akhlak, bikin merinding sebadan badan saja, " rungut Ilham.
Haha mereka berdua kembali membully penganten baru itu. Dengan wajah merengut Ilham dan Fiandra menikmati sarapannya.
apa kabar dengan duo enyak udah dapat belum berburu para duda 😍 semoga dapat ya nyak 😂😂😂😂