Geng motor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayliz_Mavka97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
STRANGE SCIENCE
..."Berbagi ilmu itu indah"...
...~ Jeslyna Clarabella Maxime ~...
Milan, Italia
Markas Black Dragon
Keesokan harinya
Di dalam kamar bernuansa hitam putih itu seorang lelaki tampan yang memiliki sejuta pesona sedang bolak balik seperti setrika, dia sejak tadi melakukan hal itu.
Membuat sang Kakak merasa jengah, dan pusing melihat tingkah laku Adiknya.
Buk!
Alzian melempar bantalan kursi pada Arzhel, hal itu membuat sang iceboy itu menoleh ke arah Alzian.
Arzhel menatap datar Alzian. "Why?" tanyanya.
"Ck, seharusnya gue yang nanya lo kenapa? Dari tadi kayak setrika bolak balik mulu, gue pusing lihatnya Ar, kenapa? Lo ada masalah?" tanya Alzian.
Arzhel menghela nafas, dia berjalan duduk ke arah sofa. "Gue lagi mikirin perang nanti malam Bang, gue khawatir sama Aileen," jawabnya.
"Apa yang lo khawatirkan? Bukannya, Sheina sudah biasa ikut misi yang berbahaya seperti itu?" tanya Alzian.
"Gue tau Bang, kalau Aileen itu berbakat dan ahli dalam misi seperti ini, dia juga sering ikut perang dengan tim miliknya, tapi tetap saja gue khawatir," jawab Arzhel.
Alzian menatap Arzhel. "Gue ngerti kalau lo khawatir tapi jangan terlalu dipikirkan, lo harus yakin kalau semuanya akan baik-baik saja, dan percaya sama kemampuan yang dimiliki Sheina," ucapnya.
"Geovano pernah bilang kalau Sheina juga punya dark side kayak lo, itu artinya dia bisa melindungi dirinya sendiri dengan baik, jadi jangan khawatir terlalu berlebihan sama dia," tambah Alzian.
"Lagian, ini bukan pertama kalinya Sheina ikut dalam perang antar geng, dia udah biasa jadi gue yakin dia pasti baik-baik saja. Gue juga, lihat sendiri secara langsung kemampuan yang Shiena miliki selama satu bulan ini, dan gue yakin dia akan aman," lanjut Alzian mengingatkan Arzhel.
"Sekarang, lo temuin Sheina supaya perasaan lo jadi lebih baik," titah Alzian pada Arzhel.
Arzhel mengangguk. "Thanks Bang, gue balik ke kamar dulu," pamitnya.
Alzian hanya mengangguk, dia menatap punggung Arzhel dengan tatapan sulit diartikan.
Alzian menghela nafas. "Gue, harap Sheina akan jadi sumber kebahagiaan lo, boy. Semoga dia bisa buat lo, jadi Adik gue yang ceria lagi seperti dulu, selama ini lo udah banyak mengalami hal buruk karna ulah Mami sendiri," ucapnya, mengepalkan tangannya.
Arzhel yang berdiri di balik tembok bisa mendengar ucapan Alzian, dia mengepalkan tangannya, mimik wajahnya semakin datar dan tatapan tajam.
Beberapa detik lalu Arzhel kembali ke dalam kamar untuk mengambil hp miliknya, Arzhel berhenti dan bersembunyi di balik tembok saat dia mendengar ucapan Alzian.
Arzhel kembali melangkah ke luar kamar dengan langkah yang pelan, dia berjalan ke arah kamar Sheina.
Arzhel berjalan cepat saat dia sudah ada di depan kamar Kakaknya. Raut wajah Arzhel saat ini sangat tidak bersahabat
Bola matanya sudah berubah menjadi warna merah, yang menandakan bahwa emosinya saat ini sudah melewati batas, hal itu membuat sosok lain dari diri Arzhel bangun.
Dark Side Arzhel mode on!
***
Warning!!!
Di dalam kamar bernuansa gelap itu, seorang gadis cantik yang memilki warna bola mata langka sedang asik duduk menonton drama kesukaanya, ditemani beberapa cemilan yang memang disediakan oleh tunangannya.
Saat ini Sheina sedang duduk di sofa kamar Arzhel dengan tenang, dia sejak bangun tidur belum keluar sama sekali, ia bahkan tidak ikut sarapan bersama yang lainnya.
Mode mager on!
Itulah yang dikatakan Sheina, saat Leon datang ke kamarnya untuk mengajak gadis cantik itu sarapan bersama.
Sheina mengatakan pada Leon kalau dirinya ingin menyimpan tenaga untuk perang yang akan mereka lakukan nanti malam.
Tok!
Tok!
Tok!
"Siapa yang datang? Arzhel? Tapi, kalau dia kenapa nggak langsung masuk aja," guman Sheina.
Pintu kamarnya kembali diketuk, hal itu membuat Sheina mendengus kesal.
"Ck, siapa sih? Nggak sabaran banget," gerutunya.
Sheina mengambil remot yang ada di meja, lalu dia menekan tombol yang ada di remot tersebut.
Ceklek!
rang yang mengetuk pintu kamar Sheina langsung masuk.
"Ck, lo lama banget buka pintunya, padahal tinggal klik doang. Gue, hampir lumutan nunggu di depan pintu kamar lo," protes Laura.
Sheina hanya melirik malas keempat sahabatnya itu.
"Kalian ngapain ke sini?" tanya Sheina.
"Gue, mau numpang nonton," jawab Jeslyn.
"Di kamar kalian juga bisa, kan? Kenapa harus ke sini? Ini kamar Arzhel anjir! Kalau dia nanti marah sama gue, gimana?" tanya Sheina.
"Itu sih, derita lo," jawab Evelyn santai.
"Shibal!" umpat Sheina.
"Udah, lo santai aja kali, gue yakin Mr. Bucin nggak akan marah sama lo," tutur Jennifer.
Shiena hanya bisa mendengus kesal melihat keempat sahabatnya yang non akhlak itu.
"Lyn, gimana rasanya abis ehm...ehm sama Kenzo?" tanya Laura.
Uhuk uhuk!
Evelyn batuk mendengar pertanyaan nyeleneh Laura yang tiba-tiba.
"Penasaran amat lo, Ra. Pengen juga lo?" tanya Jeslyn.
"Gue memang penasaran," jawab Laura. "Pengen sih, tapi kalian tau gue nggak punya suami" tambahnya dramatis.
"Oh iya, sekarang cuma lo doang yang jones, Sheina, sama Evelyn udah sold out soalnya, kasian amat lo, Ra," cibir Jeslyn.
"Shibal!" umpat Laura.
"Jadi gimana rasanya?" tanya Laura lagi menatap Evelyn.
"Rasanya enak, puas lo," ketus Evelyn.
"Santai aja kali jawabnya," ucap Jennifer.
"Lyn, lo sama Kenzo sampai mana? Cuma leher? Atau lebih? Lo harus jawab, kalau nggak rekaman lo gue sebar," tuntut Laura.
"Gila! Seniat itu lo pengen tau sampai pake ancam segala," sahut Jennifer. "Jawab aja Lyn, itung² lo berbagi ilmu sama Laura yang jones," tambahnya.
Laura menghela nafas, "Nasib jadi jones," ucapnya.
"Sampai py' gue," jawab Evelyn.
Uhuk uhuk!
"Ya ampun Shei pelan-pelan," ujar Jennifer.
Sheina menatap Evelyn, "Omongan lo terlalu no filter," tegurnya.
"Terus gue harus bilang apa?" tanya Evelyn.
"Lo bilang aja jelly, choco pie, semangka, melon, squishy, the twins, marshmallows," celetuk Laura.
"Buset! Kenapa jadi makanan semua," cetus Jennifer terkekeh kecil.
"Biar nggak nyeleneh, itu biasanya yang gue pake di novel buatan gue," jelas Laura.
"Wait, lo sampai sejauh itu? Nggak nyangka gue ternyata lo suhu juga soal gituan," tanya Jeslyn.
Evelyn menghela nafas. "Kemarin cuma sampai leher," jawabnya.
"Hah! Maksud lo? Gimana? Gue nggak ngerti?" tanya Laura.
"Ck, kepo banget lo semua," kesal Evelyn.
"Berbagi ilmu itu indah," ucap Jeslyn.
"Jadi?" tanya Sheina.
Semua menatap ke arah Sheina. "Penasaran juga lo?" tanya Jennifer.
Sheina mengangguk dengan polos, mereka terkekeh melihat wajah polos Sheina.
***
Tap!
Tap!
Tap!
Suara langkah kaki Arzhel melewati setiap lorong Paviliun milik Kakaknya, kamar Alzian memang tidak berada di dalam Markas.
Dia memiliki Paviliun pribadi di sebelah kiri Markas, Arzhel terus berjalan keluar dengan raut wajah yang menyeramkan.
Mungkin jika orang yang baru melihat sisi dark side Arzhel on seperti itu, pasti mereka akan segera lari menjauh.
Wajah Arzhel saat ini benar-benar menyeramkan, dia berjalan dengan keadaan tangan mengepal erat, tatapan mata yang sangat tajam, wajahnya semakin datar.
Saat Arzhel sudah ada di dekat pintu masuk Markas, dia tidak sengaja melihat Edgar dan yang lainnya, ia mempercepat langkah kakinya ke arah pintu.
Tapi...
"Boy," panggil Nathan.
Arzhel menghentikan langkah kakinya, tapi dia tidak menoleh ke belakang, ia sengaja melakukan hal itu karna Arzhel sadar jika saat ini sisi dark sidenya sudah keluar.
"Boy," panggil Nathan sekali lagi saat tidak mendapat jawaban dari putranya.
Arzhel masih diam di tempatnya, dia tidak menjawab ataupun menoleh, saat ini dirinya cosplay menjadi patung.
Alis Nathan berkerut bingung melihat sang putra tidak membalas panggilannya, Arzhel juga sama sekali tidak melihat ke arahnya.
Di posisi Arzhel saat ini, ia memejamkan matanya untuk mengendalikan dirinya yang hampir dikuasai dark sidenya.
Nathan menatap Edgar dan yang lainnya, lalu dia berjalan ke arah Arzhel.
Puk!
Nathan menepuk pelan bahu Arzhel, Arzhel yang merasakan tepukan Papinya menghela nafas kasar.
"Boy, kamu marah sama Papi?" tanya Nathan.
"Aku tidak marah," jawab Arzhel dingin.
"Kalau tidak marah, kenapa kamu tidak mau melihat wajah Papi? Apa wajah Papi menyeramkan?" tanya Nathan. "Atau karna Papi tampan, makanya kamu tidak ingin melihat wajah Papi yang sangat tampan peripurna ini yang bisa membuat mata seseorang silau saat menatap wajah Papi," tambahnya memuji diri sendiri.
Elzion yang mendengar perkataan Papinya hanya bisa memutar bola mata malas. "Papi terlalu percaya diri, bahkan diantara kita wajah Arzhel yang paling tampan jauh di atas Papi," ucapnya.
Nathan hanya bisa melirik sinis sang Putra. "Bilang saja kalau kamu iri dengan ketampanan Papi, lagian kalian bisa punya wajah tampan seperti itu karna Papi juga. Kalian itu hasil cetakan Papi, jadi kamu harusnya berterima kasih pada Papi karna bisa memiliki wajah tampan seperti itu," jawabnya.
Elzion dan Nathan terus beradu argumen soal siapa yang paling tampan, hal itu membuat Edgar merasa jengah dengan tingkah absurd Elzion dan Nathan.
Puk!
Edgar pelan punggung Arzhel, dia heran apa yang membuat sang cucu diam seperti patung sejak tadi. Bahkan, Arzhel tidak peduli dengan perdebatan Papi dan Kakaknya.
"Boy," panggil Edgar.
Arzhel menghela nafas kasar, ia membuka matanya dan menoleh ke arah Edgar.
DEG!
Edgar, dan semua orang yang ada di sana tersentak kaget saat melihat mata Arzhel yang sudah berubah warna jadi merah artinya : dark side Arzhel mode on.
Edgar tersadar dari keterkejutannya. "Boy, are you okey? Ada apa, Nak? Kamu ada masalah? Kalau iya, cerita sama Abuelo," tanyanya pelan.
(Apakah kamu baik-baik saja?)
"I'm not okey, aku butuh Aileen," jawab Arzhel dingin.
(Aku tidak baik-baik saja)
Edrick yang paham kondisi Arzhel, "Pergilah! Temui, Ai," titahnya.
Arzhel menatap Edrick. "Thanks Grandpa," jawanya membungkuk sebentar, lalu dia berjalan ke arah lantai 5.
"Pa, bagaimana kalau Arzhel melakukan sesuatu pada Princess?" tanya Leon khawatir.
"Boy, tenang saja. Papa yakin Arzhel tidak akan melukai Aileen, Ai adalah belahan jiwa dan jantung Arzhel," jawab Edrick.
"Kamu ingat, dulu mendiang Kakekmu saat dark sidenya mode on maka hanya Nenekmu yang bisa mengendalikannya, begitu juga dengan Arzhel saat ini, hanya Ai yang bisa mengendalikannya," tambah Edrick.
"Kamu tenang saja, selama ini jika dark side Arzhel keluar dia tidak pernah menyakiti siapa pun, saat ini mata Arzhel masih warna merah jadi dia masih bisa mengendalikan amarahnya," jelas Edgar.
"Beda jika mata Arzhel sudah berubah jadi hitam pekat, jika sosok dark side itu yang keluar maka jalan satu-satunya kita harus membius dirinya saat amarahnya tidak bisa dikendalikan," tambah Edgar.
"Arzhel punya berapa dark side?" tanya Ziofano.
"3, Arzhel punya 3 dark side. Itu semua turunan dari Kakek Jack," jawab Alzian yang baru saja datang.
"Loh, kok bisa sama. Ai, juga mewarisi semua dark side yang dimiliki mendiang Kakek Marco," ucap Ziofano.
"Sheina, punya dark side juga, Bang?" tanya Daren.
"Punya, itu dark side turunan dari Kakek Marco, dia yang mewarisi semua dark side milik Kakek," jawab Ziofano.
Para sahabat Arzhel, terkejut saat mengtahui bahwa Sheina juga memiliki dark side sama seperti Arzhel.
"Pantas saja selama ini aura Sheina nggak main², ternyata dia juga punya dark side," ujar Reyhan.
"Al, apa terjadi sesuatu pada adikmu? Kenapa dark sidenya bisa keluar? Kamu bertengkar dengannya?" tanya Nathan.
Bukan Alzian yang menjawab. "Papi yang benar saja, aku sama Al, tidak pernah bertengkar dengan Arzhel sekalipun," protes Elzion.
"Ck, kenapa kamu yang jawab? Papi tanya sama, Al. Bukan kamu bocah," kesal Nathan.
"Aku sama Arzhel tidak bertengkar sama sekali," jawab Alzian.
"Apa ada sesuatu yang terjadi? Yang membuat dark side adikmu keluar?" tanya Edgar.
"Tidak ada, tadi dia pamit mau kembali ke kamarnya untuk bertemu Sheina," jawab Alzian.
'Apa mungkin? Ar, mendengar ucapanku tadi?' tanya Alzian dalam hati.
***
Tok!
Tok!
Tok!
Ceklek!
Alis Arzhel berkerut saat melihat bukan Sheina yang membuka pintu.
"Cewek gue mana?" tanya Arzhel dingin.
Glek!
"Sheina di dalam, masuk aja," jawab Evelyn bergeser dari pintu agar Arzhel bisa masuk.
Arzhel melangkah masuk ke dalam kamar.
"Huh," Evelyn bernafas lega. "Mata Arzhel tadi warna merah, bukannya matanya warna biru. Apa mungkin dia sama kayak Sheina?" tanyanya penasaran.
Arzhel tersentak sebentar saat melihat bukan cuma Sheina saja yang ada di dalam kamar tapi ada ketiga sahabat gadisnya juga.
Ekhm!
Arzhel berdehem untuk menyadarkan sang kekasih yang sedang fokus bercerita dengan Laura, Jennifer, dan Jeslyn.
Karna mendengar suara deheman, membuat ke-4 gadis cantik yang asik ngobrol itu melihat ke arah Arzhel.
"Bae," ucap Sheina.
Evelyn yang berdiri di belakang Arzhel memberi kode pada ketiga curut itu untuk segera pergi dari sana.
Ketiga gadis cantik itu paham situasi mereka segera beranjak dari tempat duduknya, dan berjalan keluar kamar meninggalkan pasangan bucin itu.
Setelah keempat sahabat Sheina keluar kamar, Arzhel melangkah ke arah sofa.
Grep!
Arzhel memeluk Shiena, gadis cantik itu bingung tapi dia tetap membalas pelukan tunangannya.
Tunangan?
Hubungan Arzhel dan Sheina sudah resmi berganti status beberapa hari yang lalu, sekarang status mereka berdua bukan pacaran lagi tapi tunangan.
"What is wrong? Hm?" tanya Sheina.
Arzhel tidak menjawab, dia hanya memeluk Sheina dengan erat.
Sheina menatap ke arah tembok dekat pintu kamar.
Syut!
Sebuah pisau menancap tepat di sebelah empat gadis cantik yang ada di balik tembok itu.
Glek!
Mereka meneguk ludah saat pisau itu hampir saja mengenai wajah cantik mereka, andai mereka tidak memiliki refleks yang bagus.
Bahkan jarak pisau itu tinggal beberapa centi dari wajah Evelyn.
"Keluar!" titah Sheina.
Arzhel melonggarkan pelukannya, Sheina menahan.
"Bukan kamu," bisiknya di telinga Arzhel.
Mereka berempat keluar dari persembunyiannya.
Sheina menatap datar dan tajam sahabatnya.
"Sumpah! Gue, sama sekali nggak niat buat ngintip. Itu anu hp gue sama trio cegil ini ketinggalan," jelas Laura menunjuk ketiga sahabatnya.
Evelyn, Jennifer, dan Jeslyn hanya mengangguk.
Sheina menatap ke arah meja, memang benar ada ponsel mereka semua di sana.
"Bentar," bisik Sheina pada Arzhel.
Arzhel yang paham melepas pelukannya.
Sheina mengambil ponsel di meja.
"Shei, tolong jangan lempar hp gue, di dalam situ ada naskah novel yang udah gue buat, kalau lo mau lempar, hp mereka aja," celetuk Laura.
Perkataan Laura mampu membuat trio cewek cantik itu melotot tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh gadis cerewet itu.
Sheina hanya menatap datar mereka, dia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arah 4 cecan itu.
"Lo, terlalu negatif thinking sama gue," kata Sheina, memberikan ponsel mereka berempat.
"Hehehehe sorry queen," jawab Laura.
"Get out," usir Sheina.
"Ok my queen," jawab mereka bersamaan.
Mereka berbalik ke arah pintu.
Evelyn menoleh sebentar, "Shei, lo masih ingat gaya yang gue ajarin, kan?" teriaknya.
Sheina melotot mendengar ucapan nyeleneh gadis tomboy itu.
Sheina mengambil pisau yang tertancap di dinding, "Pisau ini masih baru belum pernah di coba, lo mau jadi mangsa pertama buat tes ketajamannya, hm?" tanyanya menggertakkan gigi pada Evelyn.
Glek!
Mereka langsung berlari keluar kamar, bahkan ke-4 gadis itu saling dorong saat akan keluar dari pintu.
Sheina menghela nafas, lalu menutup pintu kamar dan menguncinya agar four dajjal itu tidak kembali lagi.
Sheina berbalik, "Kamjagiya!" ucapnya.
(Kamu membuatku terkejut!)
Arzhel menunduk, "Gaya apa?" tanyanya dengan suara bass.
Glek!
'Sial! Kenapa suara Arzhel menggoda sekali, Shit! Stop Shei, gara-gara Evelyn dajjal gue traveling kayak gini. Awas lo nanti,' ucap Sheina dalam hati.
Cup!
Sheina mengerjapkan matanya beberapa kali saat merasakan bibir sexy sang tunangan menempel di bibir miliknya.
...----------------...
*
*
*
To Be Continued
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Minggu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Selasa 🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂✨🙏😇
Selamat hari jum'at ❤️❤️😊
Thanks 🙏🏻🙏🏻❤️❤️😊😊
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Juma't Thor 👍🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Kamis🙂🙏👍
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇