NovelToon NovelToon
Ketika Talak Telah Terucap

Ketika Talak Telah Terucap

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Leny Fairuz

Pernikahan yang terjadi antara Ajeng dan Bisma karena perjodohan. Seperti mendapat durian runtuh, itulah kebahagiaan yang dirasakan Ajeng seumur hidup. Suami yang tampan, tajir dan memiliki jabatan di instansi pemerintahan membuatnya tidak menginginkan hal lain lagi.
Ternyata pernikahan yang terjadi tak seindah bayangan Ajeng sebelumnya. Bisma tak lain hanya seorang lelaki dingin tak berhati. Kelahiran putri kecil mereka tak membuat nurani Bisma tersentuh.
Kehadiran Deby rekan kerja beda departemen membuat perasaan Bisma tersentuh dan ingin merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya, sehingga ia mengakhiri pernikahan yang belum genap tiga tahun.
Walau dengan hati terluka Ajeng menerima keputusan sepihak yang diambil Bisma. Di saat ia telah membuka hati, ternyata Bisma baru menyadari bahwa keluarga kecilnya lah yang ia butuhkan bukan yang lain.
Apakah Ajeng akan kembali rujuk dengan Bisma atau menerima lelaki baru dalam hidupnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leny Fairuz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 Menangis Dalam Kesendirian

Tidak ada perubahan berarti dari sikap Bisma mengetahui bahwa Ajeng telah mengandung buah cinta mereka. Di mata mama dan Mayang, kelihatan bahwa ia suami sangat siaga. Ia cukup khawatir dengan kondisi Citra saat pingsan ketika mereka sedang sarapan bersama.

Tapi kembali lagi, tidak ada keinginan Bisma untuk mencari tau bagaimana menjaga mood bumil yang turun naik. Ia merutuk diri sendiri, karena sampai detik ini belum bisa menerima kehadiran Ajeng di sisinya.

Ia sudah berusaha mencoba, tapi perasaan tidak bisa dibohongi. Ia ingin merasakan getaran yang membuatnya merasakan rindu dan ingin selalu berada di sisinya dan membahagiakan pasangannya.

Bisma ingin merasakannya sekali saja. Tapi sudah memasuki lima bulan pernikahan, ia merasakan biasa saja. Karena sudah terbiasa mandiri, ia yakin kehadiran Ajeng tidak begitu berarti di hidupnya. Apalagi ia datang hanya di akhir pekan, itu pun jika ia tidak menginap di Bandung atau  Bogor.

Ia merasa berdosa karena membiarkan Ajeng menanggung semuanya seorang diri. Ia memang bukan imam yang baik. Karena itulah ia ingin melepas Ajeng untuk mencari kebahagiaannya sendiri.

Ia yakin, mama dan  Mayang akan menerima keputusannya. Pernikahan yang tidak ia inginkan membuatnya merasa terbelenggu untuk melakukan sesuatu yang bukan inginnya.

Sebelum terjadinya pernikahan, ia merasa bebas. Walau pun sebulan sekali ia pulang tak ada tuntutan dari mama. Tetapi begitu ijab qabul terjadi, ia memiliki kewajiban untuk selalu pulang di akhir pekan.

Bisma merasakan kosentrasinya akan pekerjaan menjadi terbagi. Ia sudah tidak fokus dalam bekerja, seperti dikejar waktu harus pulang di akhir pekan. Hingga tak terelakkan ia selalu membawa pekerjaan pulang ke rumah.

Ia sudah yakin Ajeng menerima keputusannya. Apalagi selama empat bulan bersama, sedikit pun tidak pernah ia mendengar keluhan Ajeng tentang sikapnya selama ini. Mama dan Mayang pun adem-adem saja. Ajeng memang perempuan yang baik, hanya saja dirinya belum merasakan feel, dari hubungan yang telah tercipta.

Kini Ajeng telah mengandung buah cinta yang tentu saja tidak pernah ia kehendaki sebelumnya. Ia tentu tidak bisa memaksakan kehendaknya begitu saja. Dalam Islam tidak boleh menceraikan wanita yang dalam keadaan hamil, apalagi ia sadar saat melakukannya.

Bisma memijit kepala yang tiba-tiba terasa sakit. Ia salah langkah. Ia lupa hubungan fisik  tanpa melibatkatkan yang terjadi antara dirinya dan Ajeng pasti berisiko. Walau pun di mata orang awan itu adalah normal. Tapi bagi dirinya ....

“Mas gak usah khawatir. Aku baik-baik saja,” suara Ajeng membuat Bisma mengalihkan tatapan pada wajah istrinya yang kini bangkit dari pembaringan.

Ada rasa berdosa pada sisi hati kecil Bisma dengan perbuatan yang ia lakukan. Tapi kembali keegoisan selalu membenarkan apa pun yang ia perbuat.

“Tidak Jeng. Kita akan melalui ini bersama,” ujar Bisma di keheningan malam setelah memikirkannya secara seksama.

Ajeng merasa ucapan Bisma tidak tulus. Ia terlalu  sering berhadapan dengan nasabah, jadi bisa membedakan mana yang serius dan yang main-main. Dalam pekatnya tatapan suaminya ia melihat bahwa ucapannya sebatas  tanggung jawab tanpa rasa sayang di dalamnya.

Ia membalik badan membelakangi Bisma dengan air mata yang langsung tercurah seperti bah. Tiada tempat untuk ia berbagi kedukaan saat ini. Ia terluka. Berita kehamilannya sangat membahagiakan bagi mertua dan kakak iparnya. Tapi disaat bersamaan ia tidak melihatnya pada raut wajah suaminya.

“Ya Allah... kuatkan hamba-Mu menjalani semua ini .... “ lirih Ajeng dalam do’a   yang ia selipkan untuk menguatkan mental dalam menjalani hari-hari ke depan.

Pagi itu seperti biasa Ajeng melayani nasabah tanpa banyak drama dalam kehamilannya. Hari Senin yang bagi sebagian orang tidak menyenangkan, tetapi sangat berarti bagi Ajeng.

Ia lebih nyaman dalam lingkungan kerja. Semua rekan mendukung dan saling menghibur satu sama lain.  Tiada kesedihan yang ia rasa jika berada di lingkungan kerja.

Tetapi begitu kembali ke rumah, hanya kesepian yang melanda. Tiada kehangatan apalagi pelukan mesra dari seorang yang bergelar suami. Hanya di tikar sembahyanglah tempat ternyaman bagi Ajeng untuk menumpahkan segala kegundahan yang ia rasa.

Saat usia kehamilan tujuh bulan pun, Bisma tidak bisa hadir. Acara pengajian meriah di gelar Nurita di kediamannya. Ia sangat bersyukur atas kehamilan menantunya.  Mayang pun antusias menyambut kedatangan tamu yang sebagian adalah keluarga besar mereka.

Ajeng merasa senang karena ayahnya dan Dimas serta lek Sumi adik perempuan satu-satunya sang ayah mau ikut berkunjung. Walau pun kebahagiannya kurang sempurna, tapi Ajeng bersyukur di kelilingi orang-orang yang menyayanginya.

“Bojomu ndi?” pak Samiran bertanya pelan sambil  memandang putrinya lekat karena tidak melihat keberadaan Bisma sejak kedatangannya dua jam yang lalu.

“Sih ono gawean di Jakarta pak,” Ajeng berkata lirih.

Ia berusaha menyembunyikan kesedihan. Ia tak ingin di usia sepuh bapaknya masih kepikiran hal-hal berat. Apalagi penyakit asma yang sudah lama ia idap, membuat fisiknya tampak lemah di usianya yang sudah menginjak 70 tahun.

Ajeng hanya ingin membahagiakan bapaknya. Sudah terlalu lama keluarga mereka merasakan sulitnya kehidupan sebagai petani yang memiliki lahan pas-pasan. Kini dirinya sudah bekerja, dan materi yang didapat dari suaminya juga melimpah ruah. Saatnya ia memberikan kebahagiaan pada bapak dan lek Sumi yang selalu mendukungnya sejak awal.

“Apa mas mu gak bisa pulang barang sebentar?” bisik lek Sumi ketika mereka sedang duduk bersama di hadapan ust. Fajrin yang akan memberikan tausiyah sekaligus doa selamat untuk dirinya dan janin yang kini semakin bertumbuh di dalam rahimnya.

“Mas Bisma sedang diklat di Yogya,” Ajeng berkata dengan wajah sedih, “Mungkin tiga hari lagi baru kembali.  Tugasnya juga dadakan ....”

“Yo weslah. Semoga kamu dan calon bayimu selalu sehat dalam lindungan Allah .... “ ujar lek Sumi sambil mengusap tangan Ajeng.

“Lihatlah sayang .... banyak yang sayang sama ade dan bunda,” lirih Ajeng dalam hati berusaha menguatkan hatinya sambil membelai perutnya yang semakin besar.

Malam setelah acara syukuran tujuh bulanan, Ajeng beserta bapak, Dimas dan lek Sumi kembali ke rumahnya. Saat ini ia merasakan kebahagiaan karena berkumpul bersama dengan bapak dan keluarganya dari kampung.

“Pak, aku sudah mendaftarkan bapak dan lek Sumi umroh bulan depan,” ujar Ajeng sambil menyerahkan berkas lengkap ke tangan kedua orang tua yang sangat ia kasihi.

“Lho nduk, apa tidak berlebihan?” lek Sumi menatapnya terharu dengan sorot berkaca-kaca.

“Tidak lek. Selama ini lek Sumi udah merawat bapak. Semua ini tidak seberapa dengan bantuan yang telah lek Sumi berikan pada bapak  dan Dimas.”

“Alhamdulillah ya Allah nduk. Semoga kamu dan bayimu sehat. Dilancarkan lahiran serta rezeki mu selalu melimpah.”

Rasa haru memenuhi hati Ajeng mendapat pelukan dari lek Sumi yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri. Begitu tulus menyayangi dirinya dan Dimas dan selalu mengurus semua keperluan  bapak selama Ajeng  kerja di Malang.

Memang ia tidak kekurangan kasih sayang dari mertua dan iparnya. Tapi ketulusan darisaudara terdekatnya membuat ia bersemangat dalam menjalani hidup.

Sebelum merebahkan diri di pembaringan, Ajeng memeriksa kembali ponselnya untuk melihat pesan yang masuk. Matanya menatap nanar pesan yang dikirim Bisma barusan.

“Maaf aku tidak bisa meninggalkan tugas. Mungkin Sabtu lusa aku tidak bisa pulang ke Malang. Angga minta aku langsung ke Bandung.”

Ajeng menyimpan kembali ponselnya dengan perasaan sedih. Suami sebagai tempat bermanja, apalagi disaat  baru melahirkan keturunannya. Ia sangat membutuhkan dukungan suaminya. Tapi ibarat pungguk merindukan bulan, Bisma semakin jauh dari jangkauan.

Mama mertua dan supir pribadi lah yang selalu menemani saat ia harus kontrol bulanan, untuk mengetahui tumbuh kembang janin dalam rahimnya. Ia tidak berharap banyak pada Bisma.

Saat-saat menjelang persalinan pun tiada kehadiran Bisma. Ia lebih mengutamakan pekerjaan ketimbang istri dan calon buah hatinya yang bakal lahir ke dunia.

Kini Ajeng sadar. Memang betul ujian pernikahan itu banyak. Ia mendapat mertua dan ipar yang kelewat baik, materi yang berlimpah, tapi suami yang seharusnya menjadi orang terdekat  malah  tak pernah peduli dan menganggapnya tak ada.

“Yang sabar ya, mama yakin suatu saat Bisma akan berubah.... “ ucapan Nurita hanya Ajeng balas dengan senyum dan anggukan.

Ia sudah pasrah dengan yang terjadi. Ternyata sampai detik ini tidak ada keinginan Bisma untuk mutasi ke Malang. Ia tetap asyik dengan dunianya. Dan Ajeng sangat maklum.

“Nanti kalau anakmu lahir, biar bawa pengasuh di rumah mama aja. Kasian kalau sendirian di rumah.”

“Ya ma,” Ajeng mengangguk menyetujui saran mertuanya.

Ia yakin Bisma tidak akan setuju jika ada orang lain, walau pun seorang babby sitter yang tinggal bersama mereka. Terpaksa ia menuruti keinginan mertua.

1
Aidul Putra
MUAK BACA NOVEL INI....... KARAKTER BEGO BIN BODOH SPRTI D NOVEL2 LAIN D IKUTIN......... SUMPAH BNYK PENULIS HANYA SEKEDAR MENULIS BIAR DAPAT CUAN.... TP CERITA SAMPAH..... SDKT BGT PENULIS YG PINTAR BUAT CERITA..... HADEUH.....
Aidul Putra
BNYK BAHT ALUR YG GAK JELAS..... BLM CERAI RESMI SDH PERGI TAHU2 SDH 2 BULAN AJA, TRS IBU PINGSAN KARNA 1 BLM LBH GAK TAHU KABAR MENANTU DAN CUCU NY, YG ANEH NY GAK LAMA MUNCUL TULISAN BISMA TAHU KABAR ANAK NY MELALUI MAYANG,GMN CERITANYA..!!???? HADEUH..... BELUM LG YG BAB BARU INI, HM.... SPRTI NY STRS NY AKAN DPT KOMENT JELEK TRS DAH....
Aidul Putra
SUMPAH CERITA LO GAK JELAS... MIKIR... TIBA1 SDH 2 BULAN BALIK RUMAH... SINOPSIS GAK JELAS.... D TAMBAH IBU NY PINGSAN KARNA GAK KTMU SAM CUCUNYA 1 BULAN LBH.... SEKARANG KAU TULIS BISMA TAHU TENTANG ANAKNYA JIKA SETIAP MINGGU D BAWA SAMA MAYANG..!!?? LAH GMN CERITANYA BEGOKKKKKKKK...... MIKIR DONK....
Dina Mariati Mohamad
Luar biasa
FUZEIN
Betullah tu yg Dimas bagitahu..masa pokok bgoyang kalau tiada angin
FUZEIN
Ya..betul2
FUZEIN
Hadirnya orang baru...lagi dan lagu
FUZEIN
Susah....jatuh satu..ditimpa satu..bila nak end tu
FUZEIN
Padan muka...tapi hilamn mang masih ada rasa dengan dewi....
Sansan Megawati
Luar biasa
FUZEIN
Entah..lelaki dalam ni semuanya semacam watak lemah..sangat2
FUZEIN
Kenapa tak sangat..sepatutnya harus semangat....merasa benar saja
FUZEIN
Makan dalam..ucapan ni
FUZEIN
Benci pulak aku dengan perangai hilman ni......
Aidul Putra: klo mau benci jgn D karakter nya TAPI YG NULIS KARAKTER NY.... KARNA DIA YG BUAT CERITA....... SO SALAH KAPRAH JIKA MENGHUJAT KARAKTER NY... WKWKWK
total 1 replies
FUZEIN
Nyaman dikamu man.mann
FUZEIN
Gila...benar
FUZEIN
La..perasan bagus ni lelakk
FUZEIN
Lelaki macam Hilman tak layak dijadikan suami..no..big no.m
FUZEIN
Ni lagi krjam dari Bisma....tamak..
FUZEIN
Tiada yg benar2 membahagiakan hidup inj..maybe belum..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!