Kinara yang menjadikan Geffie sang suami sebagai panutan lantas harus di hadapkan dengan kenyataan terpahit yang menuntun dirinya membuka tabir kepalsuan yang di sembunyikan oleh suaminya selama ini.
Hati perempuan mana yang tak runtuh ketika melihat suami yang begitu penyayang dan penuh kehangatan, ternyata berselingkuh dengan sahabat dekatnya sendiri tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ketika rasa terjatuh karena perselingkuhan suaminya semakin menusuk hatinya, Kinara dipertemukan dengan seseorang yang mempunyai luka yang sama dengannya.
Mampukah seorang Kinara memperbaiki segalanya? akankah segala hal yang mereka lalui berakhir dengan kandas? atau malah berlabuh ke lain hati?
Ikuti terus kisahnya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menantu idaman
Hari ini sesuai agenda hariannya, Nabila tengah melakukan pemotretan di sebuah restoran sebagai bentuk promosi restoran tersebut. Nabila nampak anggun memakai dress sabrina dengan panjang selutut yang berwarna soft pink, membuat penampilannya terlihat cantik dan anggun.
Begitu banyak pasang mata yang melihat kagum ke arah Nabila, pihak restoran sendiri memang sengaja tidak menutup restorannya, namun mereka memberikan jarak agar antara pelanggan dan sesi pemotretan berjalan dengan selaras, awalnya pihak restoran memang sedikit ketar ketir takut Nabila akan menolak permintaan mereka tentang ini, namun di luar dugaan pihak Nabila menyetujui untuk restoran tetap buka, namun dengan jarak yang di buat agak terpisah sehingga Nabila bisa fokus pada pemotretannya.
"Baik satu, dua, tiga senyum ke kanan sedikit... nice." ucap sang fotografer mengambil foto demi foto. "Coba angkat cangkirnya sedikit lebih atas lalu senyum, siap ya kita mulai satu... dua... tiga... good." imbuhnya lagi.
Sementara itu dari kejauhan di sebuah meja yang tersedia untuk enam orang, terlihat Sila dan beberapa teman sosialitanya tengah melakukan arisan sekaligus kumpul kumpul bersama. Ada yang menarik dari obrolan sekumpulan ibu ibu itu, entah tadinya membahas tentang apa? hingga tiba tiba seorang ibu ibu menyelutuk kagum akan sosok Nabila yang nampak anggun kala sesi pemotretan berlangsung.
"Bukankah modelnya kali ini benar benar cantik jeng?" tanya salah satu ibu ibu.
"Iya jeng beruntung banget deh yang jadi suaminya, andaikan itu anak saya pasti akan saya bawa dan perkenalkan kepada jeng jeng semua." ucap salah satu ibu ibu itu tanpa sungkan, sehingga membuat obrolan kian riuh karena nampak dari sebagian ibu ibu itu juga tampak meributkan Nabila.
"Waduh bakalan tersaingi nanti mantu saya, kalau memang jeng Erna mau mengambil mantu model iklan itu." timpal yang lainnya menggoda.
"Tapi nih ya jeng, ada rumor yang beredar bahwa model iklan itu telah menikahi seorang pengusaha kaya raya di negara ini, hanya saja siapa dan seperti apa orangnya tidak ada yang tahu pasti akan kebenaran dari rumor itu." ucap yang lainnya.
Disaat semua teman temannya sedang asyik mengobrol tentang Nabila, Sila hanya sibuk mendengarkan saja seakan enggan bercerita dan menanggapi cuitan ibu ibu di meja itu. Padahal dalam hatinya ia juga mengagung agungkan kecantikan Nabila.
"Halah meski suaminya kaya raya, tetap yang menang putra ku karena bisa memiliki hatinya." batin Sila sambil meminum teh di cangkirnya.
"Kenapa jeng Sila diam saja?" tanya Erna kemudian karena melihat Sila hanya diam saja sedari tadi tanpa ikut menanggapi obralan demi obrolan yang sedang berlangsung.
"Oh tak apa jeng, saya hanya menikmati teh di sini saja, bukankah rasanya sangat enak?" ucap Sila sambil tersenyum kemudian meminum teh di cangkirnya, sedangkan Erna dan lainnya hanya menatap aneh ke arah Sila yang malah membahas tentang teh.
***********
Sementara itu di sebuah sekolah taman kanak kanak, Kinara nampak sedang menunggu Delisha di halaman depan. Hari ini Kinara sengaja menyempatkan diri menjemput Delisha langsung ke sekolahnya, yang tentu saja tanpa memberitahu Delisha terlebih dahulu karena Kinara hanya ingin memberikannya kejutan.
"Bunda..." teriak Delisha dari arah pintu gerbang sambil berlarian menuju ke arah Kinara di susul Nining di belakangnya.
Kinara yang mendengar teriakan Delisha lantas dengan spontan membuka kedua tangannya dan langsung merengkuh tubuh mungil itu, kemudian menciumnya dengan sayang berkali kali hingga membuat Delisha kegelian.
"Aduh anak cantik bunda udah pulang, kiss bunda kiss bunda." ucap Kinara sambil menunjuk ke arah pipinya agar Delisha menciumnya. "Sini sayang di sini." imbuhnya menunjuk sisi pipi yang satunya agar di cium oleh Delisha sambil sesekali tertawa kecil.
Ketika keduanya sedang melepas rasa sayang satu sama lain, dari arah depan seorang guru wanita nampak berjalan mendekat ke arah Kinara dan menghentikan kegiatan keduanya.
"Permisi, mamanya Delisha?" ucap guru itu dengan nametag Dina di bajunya.
Mendengar hal itu Kinara lantas melepas pelukannya dari Delisha kemudian bangkit berdiri dan menatap ke arah wanita itu.
"Iya ada apa ya bu?" tanya Kinara kemudian dengan nada yang lembut.
Ada perasaan tidak enak kala guru itu datang mendekat dan menyapa dirinya, pikiran yang tidak tidak mulai menyapa dirinya dan memenuhi pikirannya. Hanya saja Kinara mencoba untuk selalu berpikir positif karena ia yakin putri kecilnya adalah anak yang manis.
"Bisa ikut saya sebentar bu?" tanya Dina yang di balas Kinara dengan anggukan kepala tanda setuju.
Setelah mengatakan hal itu Dina lantas mulai melenggang pergi meninggalkan ketiganya, sedangkan Kinara lantas menatap ke arah Nining dan memberikan pesan pada Nining.
"Tunggu di mobil ya Ning, saya gak akan lama." ucap Kinara kemudian melenggang pergi dari sana mengikuti arah langkah kaki Dina.
**
Ruang kelas.
Dina menuntun Kinara untuk masuk ke sebuah kelas kemudian mempersilahkan Kinara untuk duduk, keduanya duduk dengan posisi saling berhadapan satu sama lainnya, Kinara sungguh penasaran akan alasan Dina memanggilnya kemari, sepertinya masalah kali ini adalah masalah yang cukup serius setidaknya jika Kinara membaca dari raut wajah yang ditunjukkan Dina padanya.
"Maaf sebelumnya kalau saya lancang, apakah ibu dan suami sedang ada masalah?" tanya Dina dengan to the point yang langsung membuat raut wajah Kinara berubah seketika.
Kinara terdiam mendapat pertanyaan itu, karena ia tak ingin membahas lebih dalam dan membuka kembali lukanya, lagi pula wanita di depannya hanyalah orang asing yang tidak harus ikut campur ke dalam masalahnya bukan?
"Saya benar benar minta maaf sekali lagi, saya sungguh tidak bermaksud mencampuri urusan rumah tangga kalian, hanya saja ada yang berbeda dari sikap dan perilaku Delisha belakangan ini." ucapnya kemudian takut Kinara tersinggung akan ucapannya barusan.
"Apa maksud anda bu?" tanya Kinara tidak mengerti maksud dari arah pembicaraan ini.
Melihat wajah Kinara yang bingung, Dina lantas mulai mengeluarkan sebuah kertas dan langsung memberikannya kepada Kinara, Kinara yang memang dari awal sudah mengira ada yang tidak beres lantas mulai membuka kertas itu.
Ketika kertas itu dibuka dan Kinara mulai membacanya, betapa terkejutnya Kinara karena di sana tertulis dengan jelas curahan hati seorang Delisha, Kinara benar benar tidak menyangka bahwa Delisha merekam segalanya, padahal Kinara jelas jelas selalu menyuruh Nining untuk membawa Delisha pergi ke kamar kala pertengkaran antara dirinya dan Geffie terjadi di rumah.
"Sepertinya anda harus segera membawanya ke psikolog anak, agar..." ucap Dina namun terpotong.
Mendengar kata psikolog membuat Kinara tersinggung hingga memotong ucapan Dina barusan.
"Anak saya gak stres bu, jadi jangan sok tahu." ucap Kinara dengan kesal.
"Bukan itu yang saya maksud! anda sungguh telah salah paham terhadap ucapan saya, saya hanya takut mental dan psikis Delisha terganggu bu, itu sangat tidak baik untuk pertumbuhan anak anak." ucapnya lagi karena merasa tidak enak telah membuat Kinara tersinggung.
"Terima kasih atas perhatiannya, tapi saya harap anda jangan terlalu ikut campur terhadap masalah keluarga saya, soal anak saya biar saya yang akan mengurusnya, permisi." ucap Kinara kemudian melenggang pergi dari sana.
Bersambung