Brahma Satria Mahendra merasa lelah dengan banyak wanita yang terus mendekati serta mengejarnya. Kedua orang tuanya terutama sang ibu sering kali mendesaknya untuk segera menikah. Pernah mencintai dan berpacaran cukup lama dengan sahabatnya sejak SMA bernama Ajeng Notokusumo. Namun hubungannya kandas di tengah jalan karena Ajeng memilih fokus kuliah dan mengejar cita-citanya di luar negeri. Membuat hati Brahma tumpul dengan yang namanya cinta.
Brahma menyodorkan sebuah kontrak pernikahan pada gadis asing bernama Starla yang baru ia kenal di stasiun. Takdir membawa keduanya dalam sebuah pernikahan tanpa cinta. Hanya sekedar rasa tanggung jawab semata. Tanpa sengaja Brahma telah mengambil kesucian Starla yang dikenal sebagai primadona gang Ding Dong sekaligus klub malam ternama yakni Black Meong, karena pengaruh obat dari seseorang. Tanpa Brahma tahu, hidup Starla tak lama lagi.
Bagaimana kehidupan pernikahan kontrak mereka selanjutnya yang tak mudah ?
Bagian dari novel : Bening🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 - Mengeluarkan Unek-Unek
"La," cicit Brahma.
"Kamu jahat, Mas. Kamu jahat!" pekik Starla dalam kondisi mata terpejam seraya memeluk tubuh Brahma begitu erat.
Brahma sendiri pun heran pada istrinya yang sebelumnya ia yakini sudah tertidur pulas, namun sekarang Starla justru berucap tidak jelas seperti orang yang sedang berbicara saat tertidur alias mengigau.
"Hiks...hiks...hiks..." tangis Starla pun keluar. Air matanya menetes dan membasahi seragam dinas Brahma terutama area pundak dan punggung.
"Aku cinta kamu, Mas. Aku sudah coba buang cinta itu, tapi enggak bisa. Cintaiku cukup dua tahun saja sampai kontrak kita selesai. Walaupun itu hanya pura-pura. Setelah itu Mas bebas sama Mbak Ajeng mau ngapain saja," racau Starla dengan suara sesenggukan.
Lelah menangis dan mengigau tidak jelas, akhirnya suara Starla semakin lirih. Brahma menatap lekat-lekat wajah istrinya yang sembab, namun tetap sama seperti sebelumnya yakni mata Starla masih terpejam rapat khas orang yang sedang tidur.
Brahma merapikan anak-anak rambut yang berjatuhan menutupi wajah cantik Starla. Ia menghapus buliran air mata yang membasahi pipi istri itu.
"Aku benci kamu, Mas. Aku benci Mbak Ajeng. Aku sakit," gumam Starla lirih yang ternyata masih juga mengigau.
Tak berselang lama Starla sudah diam dan tak meracau atau mengigau lagi. Brahma membaringkan tubuhnya di samping Starla. Ia menatap langit-langit kamar hotel seraya menghela napas beratnya.
Akhirnya ia bisa tahu isi hati Starla yang sebenarnya. Segala unek-unek yang selama ini dipendam Starla keluar begitu saja tanpa sengaja, usai istrinya itu mengigau tadi. Lalu Brahma menoleh dan berbaring ke arah samping seraya menatap Starla.
"Kenapa kamu jatuh cinta sama aku, La? Maafin aku," batin Brahma.
Akhirnya Brahma bangkit dan membuka tas belanjaan Starla yang tadi sudah mereka beli di mall. Brahma memutuskan mengganti baju Starla agar istrinya itu lebih nyaman tidurnya. Terlebih saat ini Starla masih mengenakan b*ra. Yang Brahma ketahui, tidur memakai b*ra itu kurang baik untuk kesehatan.
Bak arena uji nyali menyentuh tubuh cantik istrinya hingga menyisakan kain berenda segitiga di bawah perut Starla, membuat hasratnya perlahan naik. Hal ini menunjukkan bahwa dirinya pria normal. Namun ia berusaha menahan gejolak itu karena tak mungkin menyerang Starla dalam kondisi seperti ini setelah istrinya itu menangis dalam tidur dan mengeluarkan unek-unek tanpa sadar padanya.
Akhirnya setelah memakan waktu kurang lebih setengah jam, Brahma berhasil mengganti baju Starla. Lalu, ia pun memutuskan bangkit dari ranjang dan masuk ke dalam kamar mandi guna bersih-bersih.
Malam ini keduanya tidur di atas ranjang yang sama tanpa melakukan hal lebih. Namun Brahma memeluk tubuh Starla dan menata selimut dengan baik agar istrinya itu tidak kedinginan. Bak medan magnet yang bertemu logam, Starla tanpa sadar justru memeluk tubuh Brahma yang ia kira guling. Bahkan Starla mendusel-dusel di dada Brahma. Hasrat yang awalnya sudah mereda, seketika perlahan bangkit. Membuat Brahma pusing sepanjang malam untuk meredamkan serta memukul mundur hasratnya sendiri.
☘️☘️
Pagi hari pun tiba, Starla yang bangun terlebih dahulu tampak terkejut saat membuka matanya. Sebab, posisi saat ini bukan Starla yang memeluk Brahma tapi justru sebaliknya. Bahkan wajah Brahma saat ini hinggap pada area mahoni kembar milik Starla yang masih bersembunyi di balik kain piyama tidurnya.
Starla yang awalnya terkejut justru kini berubah tersenyum geli melihat tingkah Brahma.
"Pak Ndan, kalau mau bilang saja. Kenapa pas aku tidur malah ndusel begini ke bagian ini kayak bayi. Hehe..." batin Starla seraya terkekeh sendiri.
Perlahan tapi pasti, Starla memajukan wajahnya ke arah Brahma.
Cup...
Sebuah kecupan hangat seketika mendarat sempurna dari bibir Starla di kening Brahma.
"Love you," ucap Starla lirih.
Namun tak lama, Starla pun heran karena melihat bajunya sudah berganti menjadi piyama tidur.
"Apa Mas Brahma yang semalam ganti bajuku?" gumam Starla.
Tiba-tiba suara maskulin suaminya terdengar, semakin membuat Starla terkejut.
"Iya, aku yang ganti bajumu." Brahma menjawabnya dalam kondisi mata yang masih terpejam.
Ya, Brahma sebenarnya sudah bangun sejak kecupan hangat ia rasakan di keningnya. Bahkan ia mendengar jelas kalimat Starla yang menyatakan bahwa istrinya itu mencintainya. Namun ia sengaja masih pura-pura tidur di depan Starla. Tubuh Brahma perlahan menggeliat lalu matanya pun terbuka.
"Hah, ja_di Mas Brahma yang buka semua bajuku semalam terus ganti jadi piyama tidur ini?" tanya Starla dengan nada terbata-bata.
"Iya, aku. Masa pelayan hotel. Enak saja!" gerutu Brahma tanpa sadar bahwa ia tak terima jika ada orang lain yang melihat tubuh Starla dalam kondisi polos apalagi sampai menyentuhnya. Tak sadar lisannya telah mendahului berbicara bahwa isi hatinya cemburu mengenai hal itu.
Seketika Starla menutup area dadanya yang masih berbalut piyama tidur dengan kedua telapak tangannya.
"Apa Mas Brahma melihat luka itu?" batin Starla bergemuruh hebat.
Ia takut Brahma mengetahuinya. Saat malam pertama mereka berdua, bisa jadi Brahma tak terlalu memperhatikan tubuh Starla karena sedang berada di bawah pengaruh obat. Namun kini saat sadar sepenuhnya, pastinya berbeda.
"Tenang saja, aku enggak memper_k0samu saat tidur. Lebih enak saat sama-sama sadar. Hehe..." ujar Brahma seraya terkekeh sendiri.
Brahma mengira Starla menutup area dada secara terkejut barusan karena mengira semalam telah melakukan hal itu bersamanya. You know what I mean.
"Bukan itu, Mas. Kalau misal Mas Brahma memang ingin, aku siap melayani kok. Kapan pun Mas mau. Cuma aku terkejut saja sudah berganti baju. Hehe..." ucap Starla seraya tertawa kecil. Ia berusaha menutupi rasa cemasnya agar tidak terlihat oleh suaminya itu.
"Mas mau mandi dulu atau aku?"
"Kamu saja dulu, aku masih mau rebahan di kasur."
"Mau aku temenin rebahannya?" goda Starla.
"Boleh," jawab Brahma yang seketika membuat Starla terkejut. Tumben suaminya seperti ini. Biasanya Brahma sering menghindarinya jika Starla tengah menggodanya.
Tanpa basa-basi Starla mengurungkan niatnya untuk pergi ke kamar mandi. Ia langsung naik ke atas ranjang dan masuk kembali ke dalam selimut yang sama bersama Brahma. Bahkan ia memeluk tubuh suaminya itu hingga mendusel-dusel yang sontak membuat Brahma kegelian.
"Haha... geli, La."
"Biarin, bau Mas Brahma enak soalnya."
"Kan ini masih bau jig0ng, belum mandi. Kok malah enak. Lucu banget kamu, La."
"Pokoknya aku suka," ujar Starla seraya tersenyum bahagia.
"Jangan erat-erat peluknya nanti ada yang bangun," celetuk Brahma.
"Apa?" tanya Starla yang mendadak bingung. Maklum pagi hari baru bangun tidur, pikirannya masih belum fokus. Ia mendongakkan kepalanya seraya menatap wajah Brahma. Sontak Brahma pun menurunkan pandangannya membalas tatapan Starla.
"Bagian tubuhku yang selalu bangun secara otomatis setiap pagi terutama. Semua laki-laki normal begitu," jawab Brahma tanpa tedheng aling-aling.
Blussh...
Seketika pipi Starla memerah karena tersipu malu. Akhirnya ia paham yang dimaksud oleh Brahma yakni megalodon yang ada di bawah perut suaminya itu. Senjata yang membawa bibit masa depan yang otomatis bangkit setiap pagi. Terlebih ditambah bersentuhan kulit dengan lawan jenis seperti sekarang ini, semakin bangkit pastinya megalodon milik Brahma.
"Mau aku bantu tidurkan?" goda Starla tanpa basa-basi sekaligus menawarkan suatu kenikmatan yang hakiki pada suaminya itu.
Bersambung...
🍁🍁🍁
sok suci, ngaca woiiiii 🤬🤬🤬