Akhir dari Bumi ini, telah ditakdirkan, tidak ada yang bisa menyelamatkannya.
Pada akhirnya, Hero terakhir juga dikalahkan, dan dibunuh oleh kejahatan.
Tapi, kesempatan itu datang padanya, Hero terakhir yang bertahan.
Dia mengalami sesuatu yang ada dalam cerita 'regressed'.
Tapi, Bumi yang ia tinggali jauh berbeda dengan apa yang ia tahu, Bumi yang merupakan dunia sihir, juga
ternyata adalah dunia XXXX.
[Semakin banyak dukungan, semakin semangat update]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ESNemesis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18 : Menyerah
Sihir elemen khusus, jika sihir elemen biasa berdasarkan dari elemental, dan walaupun tingkat sensitivitas pada awalnya mempengaruhi bakat elementalnya, bukan berarti seorang penyihir hanya bisa menguasai satu elemental saja. Sedangkan sihir elemen khusus, merupakan elemen unik, terkadang elemen unik itu bisa sama dengan elemental, tapi akan berbeda, tapi bisa juga sangat berbeda. Biasanya juga penggunaan sihir elemen khusus ditentukan sejak mereka lahir, belum ada penyihir bisa belajar menggunakan sihir elemen khusus.
Dan lawan Lynn, sekarang ini sedang menggunakan sihir elemen khusus, ke dirinya.
Walaupun Setsuna sedang bersusah payah, membuat Lynn terjatuh.
Setidaknya, berat Lynn telah dikali sebanyak 60 kali, tapi Lynn hanya sedikit terduduk saja, dan juga batas dari Setsuna, untuk sihir pertama yang Setsuna lakukan dengan sihir elemen khusus.
Memang benar fisik Lynn kuat, di tambah Lynn telah melatih keturunan naganya, tapi yang berperan penting, membuat Lynn tidak terjatuh karena sihir itu, adalah tubuh resistensi sihirnya, yang membuat efek sihir itu berkurang.
“Sepertinya, golem yang tadi itu, tidak terlalu banyak menggunakan Mana untuk menggerakkan, berati dia lumayan hebat untuk penyihir elemen tanah, sehingga membuat dia bisa menggunakan sihir kuat seperti ini ke diriku. Mana miliknya masih cukup banyak ya,” pikir Lynn.
Setsuna melihat ke Lynn, dengan wajah yang meragukan bahwa Lynn adalah seorang manusia, sama seperti dirinya.
Sambil mempertahankan sihir pertamanya itu, Setsuna melancarkan sihir keduanya. Karena hal tersebut membuat Setsuna memperlihatkan warna dari sihir elemen khususnya, dalam bentuk garis-garis, seperti benang yang tebal.
Melihat itu, Lynn berpikir.
“Warna itu, hitam dengan di bagian tepinya merah tipis, jika aku tidak salah baca, sihir elemen khususnya adalah gravitasi, ini menarik.”
Sebuah bola kecil berwarna hitam pekat, dengan tepiannya berwarna merah sangat tipis, tercipta di belakang Lynn. Itu adalah sihir yang dilancarkan Setsuna, bola gravitasi.
Bola gravitasi itu menarik Lynn, tapi sayangnya walaupun Lynn masih dalam keadaan terkena sihir gravitasi, pemberatan atau peningkatan gravitasi, Lynn masih bisa menahan tarikan dari bola gravitasi itu.
Seraya mempertahankan kedua sihir itu. Setsuna menggunakan sihirnya lagi, membentuk peluru batu, dari berbatuan di sekitarnya, yang mana di tambahkan, sihir gravitasinya, peringanan atau pengurangan gravitasi.
Satu peluru batu itu meluncur ke Lynn. Peluru batu itu meluncur sangat cepat ke Lynn. Dengan refleksnya yang cepat, juga Lynn yang bisa membaca arah serangannya, membuat Lynn berhasil menghindarinya.
Tentu saja untuk menghindarinya membutuhkan usaha yang besar, selain gerak peluru batu itu tambah cepat karena di beri sihir gravitasi, peringanan, tapi peluru batu tersebut juga tambah cepat lagi, karena ditarik oleh bola gravitasi. Disisi lain, selain Lynn harus menahan penambahan gravitasi, Lynn juga harus bertahan dari tarikan bola gravitasi, membuat kondisi Lynn saat ini sangat terpojok.
“Jika aku menyerah, harusnya sudah tidak apa-apa kan? Tapi terlalu disayangkan, memang bisa digunakan untuk latihan fisik. Jika seandainya ini bukan duel, pasti aku minta bantuan untuk pelatihan fisikku, jadi di kesempatan ini, lebih baik bertarung lebih lama, untuk meningkatkan tubuh resistensi sihir milikku,” pikir Lynn.
Sisa-sisa peluru batu itu ditembakkan ke arah Lynn.
Lynn tidak dapat melihatnya dengan jelas, tapi Lynn bisa memprediksinya, bagaimanapun Lynn seorang pemanah, jadi melihat jalur tembakan bukan hal yang sulit bagi Lynn.
Lynn kembali berdiri dengan tegak, dan gagah, menyiapkan Katana miliknya, dan mulai menangkis semua peluru batu yang mengarah kepadanya.
Lynn dengan mudah menangkis semua peluru batu itu, yang kemudian meluncurkan, tertarik bola gravitasi di belakang Lynn.
Karena tidak bisa berada terus dalam keadaan seperti ini, Lynn menggunakan kesempatan, saat bola gravitasi itu mulai bisa menarik sedikit dari cahaya sekitarnya, untuk memotong dengan Katana, dan tentunya menggunakan Auranya agar semuanya berjalan lancar.
Lynn dengan sengaja membuat tertarik oleh bola gravitasi tersebut.
Di saat tersisa jarak antara Lynn dan bola gravitasi itu, sebanyak setengah meter, Lynn bersiap menebas, tapi sebelum itu Lynn menggunakan Auranya, menyelimuti sedikit bagian bilah Katananya di bagian ujung yang menjadi bagian yang akan digunakan.
Lynn langsung mengayunkan Katana miliknya, memotong bola gravitasi itu, menjadi dua bagian, kemudian Auranya juga langsung menghilang. Dengan bola gravitasi yang menarik cahaya, membuat Aura yang digunakan Lynn dapat disembunyikan dengan baik.
Kedua bagian bola gravitasi itu, membuat gravitasi di sekitarnya kacau, sebelum akhirnya menghilang.
Setsuna yang melihat itu merasa senang karena melihat lawan yang sepadan dengannya, dan kemudian berpikir –
“Terlepas dari kualitas pedangnya itu, sebenarnya seberapa kuat fisiknya hingga bisa memotong bola gravitasi? Ini sangat menyenangkan.”
Lynn melangkah maju, berlari ke Setsuna, walaupun kecepatan lari Lynn berkurang, tapi bukan berarti kecepatan larinya bisa dianggap remeh.
Setsuna yang melihat kecepatan lari Lynn masih termasuk cepat. Membuat dia menggunakan sihir pengurangan gravitasi ke dirinya, dan bergerak mundur, membuat kecepatan gerak mereka berdua tidak jauh berbeda.
Setsuna kemudian memegang tongkat sihir dengan kedua tangannya, dan membuat tongkat sihirnya dalam posisi horizontal. Dari tongkat sihir tersebut, muncul rantai, berjejeran di sepanjang tongkat sihir, berjumlah lima. Setsuna menggunakan sihir gravitasi, rantai gravitasi, rantai tersebut berukuran cukup besar, dengan warna yang sama seperti sihirnya, hitam dengan bagian tepinya berwarna merah tipis.
Rantai-rantai gravitasi tersebut, bergerak mengarah Lynn.
Lynn sendiri tahu bahwa rantai-rantai tersebut bukan rantai biasa, tapi Lynn tidak tahu efek darinya. Membuat Lynn putuskan, untuk menghindarinya.
Entah bagaimana caranya, Lynn berhasil menghindari semua rantai gravitasi tersebut, walaupun beberapa kali, Lynn haru menggunakan Katana miliknya, untuk menangkis rantai gravitasi tersebut.
Sadar karena sihir gravitasinya tersebut tidak berguna, Setsuna menghilangkan sihir gravitasi, rantai gravitasinya, dan tetap mempertahankan sihir gravitasi, peningkatan gravitasi di Lynn, dan pengurangan gravitasi pada dirinya sendiri.
Menggunakan batu di sekitarnya, lalu menggunakan sihir elemen bumi, membentuk kubus batu, yang mana ukurannya lebih besar dari mereka berdua, sebanyak lima kubus batu. Lalu dengan sihir gravitasinya, membuat pengurangan gravitasi ke kelima kubus batu itu.
Lalu Setsuna mengendalikannya, kemudian menggunakan kelima kubus batu itu, menyerang Lynn.
Lynn dengan mudah menghindarinya, dan melewatinya begitu saja.
Tapi sayangnya, dari belakang Lynn, Kelima kubus batu itu bergerak lagi, mengarah ke Lynn.
Lynn yang menyadari tidak mungkin baginya untuk menghindarinya, Lynn menghadapinya, dan kemudian memotongnya walaupun harus berhenti mengejar lawan duelnya.
Disisi lain, saat Lynn berhenti mengejar dirinya. Setsuna berhenti kabur menjauh, lalu menghilang sihir gravitasi pada dirinya, yang kemudian menyiapkan serangan terakhirnya, sambil tetap mengendalikan kelima kubus batu tersebut.
Lynn sudah memotong satu kubus batu. Berrkat kubus batu itu tetap bergerak terus, di samping Lynn, walaupun di samping Lynn itu ada bilah Katananya yang lurus secara horizontal, karena memang sedang di dalam posisi memegang ke arah samping.
Sekarang hanya tersisa empat kubus batu.
Dari depan, belakang, kiri, dan kanan, secara serentak kubus batu itu meluncur ke Lynn.
Percuma saja bagi Lynn untuk menghindarinya, karena itu Lynn memasuki kembali Katana yang Lynn pegangan, ke sarungnya.
Lynn menyiapkan tinjunya, kemudian berjalan maju, menghampiri kubus batu di depannya, dan kemudian –
Bomm!
Tinju Lynn membentur keras kubus batu itu, kubus batu itu hancur dengan tinju milik Lynn.
Tersisa tiga kubus batu, Lynn kemudian mundur, menghampiri salah satu dari tiga kubus batu di belakang, dengan tinjunya, kemudian kubus batu itu hancur, sama seperti sebelumnya karena ditinju oleh Lynn.
Dari sampai Lynn, kubus batu menghantam Lynn. Tapi Lynn sempat beraksi, membuat tangan kanan Lynn menahannya, walaupun Lynn tetap terdorong, kemudian dengan tangan kirinya, Lynn meninju, menghantam kubus batu itu.
Tinggal sisa satu kubus batu. Kubus batu itu menyerang dari belakang dadakan, tapi Lynn telah menyadarinya dahulu, kemudian perlahan berbalik, dengan tangan yang meninju cepat ke kubus batu, bahkan sebelum tubuh Lynn berbalik sepenuhnya.
Tiba-tiba, serangan dadakan dari samping Lynn meluncur cepat.
Lynn sempat beraksi, dan kemudian menarik Katananya, kemudian mengayunkan ke serangan tersebut dari bawah ke atas, walaupun Lynn sendiri tidak tahu apa yang menyerangnya, dan kemudian –
Tang!
Katana Lynn tertahan dan tidak bisa menahannya dengan baik, karena Lynn tidak dapat mempersiapkan pertahanan lebih baik.
Lynn terdorong mundur sangat cepat, walaupun tidak bisa melihat jelas serang tersebut karena debu yang berhamburan, Lynn menggunakan segenap tenaga, melanjutkan ayunan Katananya ke atas, hingga membuat serangan itu berbelok, terpental ke atas.
Lynn menarik nafas beberapa kali, seraya berpikir, “Itu sebenarnya apa, apa yang dilakukan dia saat aku sibuk mengacuhkan kubus batu? Juga karena debu ini juga aku tidak bisa melihat dengan jelas.”
Disisi lain, saat Lynn sibuk mengurus lima kubus batu.
Setsuna dengan sihir elemen bumi, menggunakan batu di sekitarnya membentuk meriam, kemudian menggunakan Mana, menggunakan sihir elemen bumi, membuat meriam itu terbentuk juga oleh besi.
Proses meriam itu terjadi tidaklah sebentar. Setelah meriam itu selesai, Setsuna mengisi meriam itu dengan sihir gravitasinya.
Melihat Lynn telah menyelesaikan urusannya, membuat Setsuna terpaksa menembak.
Tembakan yang dilancarkan oleh meriam tersebut biasa, yang seperti bola besi, yang digunakan untuk meriam, hanya saja bola tersebut terbuat dari gravitasi, dan tidak menarik, seperti yang di awal, bola gravitasi tersebut sangat berat, tapi meluncur cepat yang tidak sesuai dari berat, hal tersebut bisa terjadi karena bola gravitasi itu berasal dari sihir gravitasi.
Kemudian setelah tembakan itu, Setsuna langsung mengisi meriam itu kembali dengan sihir gravitasinya.
Setelah Lynn membuat bola gravitasi itu meluncur ke atas, membuat langit-langit gua mengalami kerusakan, dan batu-batu di tembok langit-langit gua tersebut runtuh, kemudian jatuh, hingga membuat gua tersebut bergetar, juga debu yang berhamburan hampir menutupi seluruh area tempat duel Lynn dan Setsuan, sebelum batu-batunya berhenti berjatuhan.
Tidak selang waktu yang lama, akhirnya meriam itu telah siap menggunakan kekuatan penuhnya.
Dikarenakan kemampuan Setsuna yang baik dalam sihir, ditambah sihir gravitasi yang masih menempel pada Lynn, tidak butuh lama Setsuna mengetahui keberadaan Lynn.
Disisi lain, Lynn menggunakan semua indranya, dan Lynn sudah siap dengan seragam dadakan dari arah mana pun.
Setsuna tanpa berlama-lama, langsung menembakkan serangan dari meriam tersebut, tembakan ‘burst’ meluncur ke arah Lynn, sebuah tembakan seperti laser cahaya, dengan warna hitam, di iringi garis-garis tipis seperti aliran listrik di sekitarnya, berwarna merah.
Serangan itu muncul dari balik debu, tepat di depan Lynn. Tapi Lynn tidak terkejut akan hal tersebut, Lynn sudah mengetahuinya.
Lynn balik menghantamnya dengan ayunan Katananya, tapi tentu saja Lynn yang kalah, ia terdorong mundur, walaupun kakinya masih menapak, hingga membuat tanda di dataran baru itu, seperti suatu hal yang diseret.
Semakin lama, kecepatan Lynn terdorong semakin cepat, hingga membuat dia terhantam, tembok gua di belakangnya.
Setelah satu menit selang, tembakan burst tersebut berhenti, bersama meriamnya yang hancur lebur, besi dari meriam itu menghilang, dan batu dari meriam itu terjatuh semua, memperlihatkan tidak lagi terdapat meriam berdiri di tempat tersebut.
Debu tebal menyelimuti area tembok, tempat berada Lynn, membuat Setsuna, dan penonton yang di luar kubah, tidak mengetahui keadaan Lynn.
Tiba-tiba tidak lama setelah itu, debu tersebut terbawah ke samping oleh sesuatu hal.
Itu adalah ayunan Katana milik Lynn. Debu itu menghilang, memperlihatkan sosok Lynn yang berdiri teguh.
Walaupun Setsuna menanti sesosok lawan duel yang layak, tapi melihat Lynn masih bisa bertahan, dan mengingat Lynn sama sekali tidak pernah menggunakan sihir, membuat bulu kuduk Setsuna berdiri, di tambah Setsuna sudah tidak memiliki banyak Mana tersisa, dan Mana tersebut terus terpakai untuk sihir gravitasi yang ada di Lynn.
“Aku…. Menyerah.”
Ucap Lynn, yang dalam berkata hal tersebut menarik nafas berkali-kali.
Ucapan tiba-tiba yang membuat semua orang terkejut, termasuk Setsuna, yang kemudian menghilangkan sihir gravitasi di Lynn, walaupun memiliki sedikit rasa kecewa, tapi perasaan lega lebih banyak dialami Setsuna, bahkan membuat Setsuna menunduk yang juga kelelahan karena duel tersebut.
Duel itu berakhir.
Lingkungan sekitar mereka mulai kabur, dan menghilang, bersamaan kubahnya terbuka.
Final duel itu berakhir.
Setelah berakhir, Setsuna dan Lynn diperolehkan beristirahat di ruangnya masing-masing, sebelum pembagian hadiah.
Di dalam ruangannya, Lynn melepaskan white masknya, wujud kembali normal. Dan sekita Lynn menjatuhkan dirinya di sofa, dengan televisi yang menampilkan siaran langsung duel, atau lebih tepatnya sekarang persiapan pemberian hadiah, yang dimulai dengan sambutan kata dari raja kerajaan ini.
“Ah, jika tidak salah ingat, keluarga kerajaan hadir menyaksikan duel ini ya,” pikir Lynn.
Selama menunggu dipanggil kembali, Lynn memulihkan dirinya dengan Kekuatan Sucinya.
Seluruh tubuhnya setidaknya terkena memar, karena menahan sihir gravitasi, yang memberatkan dirinya, terutama di bagian otot kedua kakinya, dan kedua tangannya. Telapak kaki, juga tangan terluka, tapi yang paling parah berada di belakang badan Lynn, karena berbenturan dengan dinding gua tersebut.
Dalam keadaan terbaring lurus di sofa itu, Lynn memfokuskan menyembuhkan, bagian belakang badanya, juga kakinya terlebih dahulu.
Tidak lama setelah itu Lynn dipanggil, karena itu Lynn kemudian menggunakan white mask, dan kembali ke wujud Nemesis. Tentunya pemulihan jauh dari kata selesai, tapi setidaknya, mengurangi rasa sakitnya.
Lynn memasuki arena tersebut, yang sekarang berubah menjadi tempat penerimaan penghargaan, pemenang duel, juara satu dan dua.
Lynn berdiri di tempat juara dua, dan kemudian tidak lama Setsuna datang, berdiri menempati tempat juara satu, tepat sebelah Lynn. Tanpa melihat ke lawan bicara, Setsuna berkata –
“Tadi itu duel yang hebat. Itu benar-benar menjadi pengalaman yang menarik.”
Lynn mendengar itu, kemudian menjawab, tanpa memandang Setsuna, “Sama-sama.”
Setelah itu, dari penyelenggaraan acara. Lynn di kalungi mendali yang terbuat dari perak dan emas. Di mendali itu terdapat tulisan-tulisan tertentu, yang menjadi penanda bahwa di kompetisi duel saat ini, Lynn jadi juara ke dua.
Setelah itu, Lynn diberikan sebuah kotak hadiah persegi panjang khas Natal, berwarna merah, dengan pita berwarna emas.
Lynn membuka sedikit, mengintip isi kotak hadiah itu. Di dalam terdapat kain putih menjadi tatakan, dan di tengahnya terdapat ginseng hitam, ditaruh lurus, yang berukuran kira-kira 30 cm.
Disisi lain, Setsuna mendapatkan piala kecil, sebagai tambahan, selain mendali, dan hadiahnya.
Walaupun Lynn menyerah, tapi dari awal memang Lynn berencana menjadi juara dua, dengan begitu hadiah yang dia incar didapatkan.