NovelToon NovelToon
Pilihan Hati Di Sekolah

Pilihan Hati Di Sekolah

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Sistem / Kehidupan Tentara / Perperangan / Persahabatan / Harem
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: AYANOKOUJI

Di sebuah SMA ternama di kota kecil, siswa-siswi kelas 12 tengah bersiap menghadapi ujian akhir. Namun, rencana mereka terganggu ketika sekolah mengumumkan program perjodohan untuk menciptakan ikatan antar siswa. Setiap siswa akan dipasangkan dengan teman sekelasnya berdasarkan kesamaan minat dan nilai akademis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYANOKOUJI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 24

Bersama-sama, mereka memandang ke langit malam yang dipenuhi bintang-bintang, menyadari bahwa perjalanan mereka telah membawa mereka jauh melampaui impian awal mereka. Namun, mereka juga tahu bahwa masih banyak yang harus dilakukan.

Keesokan harinya, keluarga Andi memulai tur global mereka sebagai pemenang Nobel Perdamaian. Mereka mengunjungi berbagai negara, dari kota-kota besar hingga desa-desa terpencil, membawa pesan perdamaian dan pemahaman lintas budaya.

Di sebuah sekolah di pedesaan India, Amira memimpin workshop tentang penggunaan media sosial untuk mempromosikan dialog antar budaya. Para siswa dengan antusias berbagi ide-ide kreatif mereka, dari vlog masak lintas budaya hingga pertukaran seni digital dengan teman-teman di seluruh dunia.

Di Maroko, Putri mengadakan festival makanan internasional yang menampilkan hidangan dari puluhan negara. Acara ini tidak hanya merayakan keragaman kuliner, tetapi juga menjadi platform untuk diskusi mendalam tentang tradisi, sejarah, dan nilai-nilai yang tercermin dalam setiap hidangan.

Sementara itu, Andi menghadiri konferensi PBB di New York, di mana ia mempresentasikan proposal ambisius untuk "Kurikulum Bridging Cultures" yang akan diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Proposal ini mendapat dukungan luas dari para delegasi, membuka jalan bagi perubahan sistemik dalam cara generasi muda belajar tentang budaya lain.

Namun, perjalanan mereka tidak selalu mulus. Di beberapa tempat, mereka menghadapi skeptisisme dan bahkan penolakan. Namun, dengan kesabaran dan ketekunan, mereka perlahan-lahan mampu membuka dialog bahkan dengan kritik terkeras mereka.

Setahun setelah menerima Nobel, keluarga Andi kembali ke Indonesia untuk peluncuran proyek baru mereka: "Desa Global". Ini adalah komunitas model yang menampilkan arsitektur, makanan, dan tradisi dari berbagai budaya di dunia, semuanya hidup berdampingan dalam harmoni. Desa ini tidak hanya menjadi destinasi wisata populer, tetapi juga pusat penelitian dan pendidikan tentang kehidupan multikultural.

Pada malam pembukaan Desa Global, Andi, Putri, dan Amira berdiri di atas panggung, dikelilingi oleh ratusan pendukung dan kolaborator dari seluruh dunia.

Andi memulai pidatonya, "Ketika kami memulai perjalanan ini bertahun-tahun yang lalu, kami hanya memiliki sebuah mimpi sederhana: untuk membangun jembatan antara budaya melalui makanan dan cerita. Hari ini, melihat semua yang telah kita capai bersama, saya menyadari bahwa kekuatan dari mimpi sederhana itu jauh melampaui apa yang pernah kami bayangkan."

Putri melanjutkan, "Setiap hidangan yang kita bagikan, setiap cerita yang kita tuturkan, adalah batu bata dalam jembatan pemahaman yang kita bangun bersama. Dan jembatan ini sekarang membentang ke seluruh dunia."

Amira mengakhiri dengan kata-kata yang penuh harapan, "Ini bukan akhir dari perjalanan kita. Ini adalah awal dari era baru, di mana perbedaan kita tidak lagiAmira mengakhiri dengan kata-kata yang penuh harapan, "Ini bukan akhir dari perjalanan kita. Ini adalah awal dari era baru, di mana perbedaan kita tidak lagi memisahkan kita, tetapi memperkaya kita. Mari kita terus membangun, terus belajar, dan terus menjalin hubungan yang melampaui batas-batas budaya dan negara."

Tepuk tangan riuh memenuhi udara malam itu. Orang-orang dari berbagai latar belakang, ras, dan agama berpelukan, air mata haru mengalir di wajah mereka. Momen itu menjadi simbol nyata dari visi Bridging Cultures yang telah menjadi kenyataan.

Dalam bulan-bulan berikutnya, Desa Global menjadi pusat inovasi untuk dialog lintas budaya. Para peneliti dari seluruh dunia datang untuk mempelajari model kehidupan multikultural yang harmonis. Sekolah-sekolah mengadakan kunjungan lapangan, memberi siswa pengalaman langsung tentang keragaman global.

Sementara itu, program "Duta Muda Bridging Cultures" yang baru diluncurkan mulai membuahkan hasil. Para alumni program ini kembali ke komunitas mereka masing-masing, menerapkan apa yang telah mereka pelajari untuk mengatasi konflik lokal dan membangun pemahaman antar budaya.

Namun, tantangan baru muncul. Ketegangan geopolitik di beberapa wilayah dunia mengancam kemajuan yang telah dicapai. Andi dan keluarganya menyadari bahwa pekerjaan mereka jauh dari selesai.

Mereka memutuskan untuk mengambil langkah berani berikutnya. Dengan dukungan dari PBB dan berbagai organisasi internasional, mereka meluncurkan "Bridging Cultures Peace Zones" - wilayah netral di daerah konflik di mana orang-orang dari pihak-pihak yang berselisih dapat bertemu, berbagi makanan, dan terlibat dalam dialog damai.

Zona perdamaian pertama didirikan di perbatasan Israel-Palestina, diikuti oleh yang lain di Kashmir, Sudan Selatan, dan wilayah konflik lainnya. Meskipun awalnya disambut dengan skeptisisme, zona-zona ini perlahan-lahan mulai membawa perubahan positif.

Pada ulang tahun ke-10 Bridging Cultures Foundation, Andi, Putri, dan Amira mengadakan konferensi global di Jakarta. Kali ini, mereka tidak sendirian di atas panggung. Bersama mereka ada puluhan "Duta Muda" dari seluruh dunia, masing-masing dengan cerita inspiratif tentang bagaimana mereka telah menerapkan prinsip-prinsip Bridging Cultures di komunitas mereka.

Salah satu momen paling mengharukan adalah ketika seorang pemuda Israel dan seorang pemuda Palestina naik ke atas panggung bersama-sama, berbagi cerita tentang bagaimana mereka menjadi teman dekat setelah bertemu di salah satu Peace Zone.

Andi memandang ke arah penonton yang beragam, matanya berkaca-kaca. "Ketika kita memulai perjalanan ini, kita bermimpi tentang dunia di mana perbedaan budaya tidak lagi menjadi sumber konflik, tetapi sumber kekayaan dan pembelajaran. Hari ini, melihat kalian semua di sini, saya bisa mengatakan bahwa mimpi itu semakin dekat dengan kenyataan."

Putri menambahkan, "Namun, kita tidak boleh berpuas diri. Masih ada banyak jembatan yang harus diban memisahkan kita, tetapi memperkaya kita.

1
sakura
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!