Anggara Prima Hardian Seorang duda berusia 32 thn yang masih tampan dan keren yang mempunyai seorang anak perempuan berusia 5 thn, bernama Fazila Prameswari Anggara, masih belum bisa membuka hati nya untuk perempuan lain, dia masih setia sama istrinya walaupun dia sadar kalau istri nya yaitu Zievanya putri Baskora ngga mungkin kembali ke pelukan nya.
seorang gadis yang berumur 25 thn yang mempunyai nama Sahara Amanda Putri tanpa sengaja bertemu dengan Zila anak nya Anggara.
Sahara yang terpesona dengan sosok duda keren ini bersatu dengan Zila untuk menakluk kan hati duda keren yang sudah beku.
Zila terus mendukung Sahara agar mendapatkan hati ayah nya, karena Zila sudah merasa nyaman bersama Sahara.
Tapi tidak mudah mendpatkan seorang duda yang keren dan tampan, pasti banyak sekali saingan nya.
yang penasaran dengan cerita duda keren hayalan aku ayo merapat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedekatan Zila dan Ara
Sepulang sekolah Zila pun di jemput sama pak Roni seperti yang di janjikan Anggar.
Ibu-ibu yang pada ganjen pun sudah siap-siap dengan menanti Anggar si duda keren. Begitu mobil Anggar masuk halaman sekolah dan keluarlah pak Roni, ibu-ibu yang sudah menanti dari tadi pun pada kecewa.
"Yahh kirain si duda keren yang jemput, ternyata cuma sopir nya saja" kata bu Wati.
"Iya, sia-sia kita menunggu nya, ya sudah kita pulang saja lah" jawab mamah Dio.
Mereka pun akhir nya pada pergi satu per satu meninggalkan sekolahan.
"Non ayo kita pulang" ajak pak Roni, Zila pun dengan semangat empat lima nya masuk ke dalam mobil.
"Ke kantor papah ya pak" ajak Zila dan di iya kan oleh pak Roni.
*
*
*
Sahara pun lagi menunggu Zila di ruangan pantry, sambil menunggu Ara pun bersih-bersih sambil bersenandung.
"Suara mu semakin hari semakin merdu saja" kata bu Hani.
"Ah bu Hani bisa saja" jawab Ara.
"Kamu bawa bekal lagi apa mau beli makan ke kantin? tanya bu Hani sama Ara.
"Saya bawa bekal bu, ini lagi nungguin Zila, takut nya Zila datang dan nagih makan siang nya, karena kemarin saya sudah janji mau bawa in dia makan siang" jawab Ara.
"Kamu cocok lo jadi mamah nya non Zila, pokok nya ibu mendukung seratus persen kamu sama pak Anggar" kata bu Hani.
"Mamah cantik,,,,,," teriak Zila sambil membuka pintu pantry.
Ara dan bu Hani pun membalik kan badan nya melihat ke arah Zila.
"Sayang sama siapa kamu kesini? Tanya Ara dan langsung memeluk Zila dengan erat.
"Tadi kan Zila sekolah pulang sekolah di jemput pak Roni langsung kesini deh" jawab Zila.
"Wah anak mamah pintar, sekolah nya yang rajin ya sayang, biar bunda di syurga bangga sama kamu" kata Ara sambil mengusap pucuk kepala Zila.
"Iya mamah cantik, mulai sekarang Zila akan rajin sekolah asalkan mamah cantik setiap hari harus bawain dan suapin Zila buat makan siang" jawab Zila.
"Iya mamah akan selalu bawain Zila makan siang" jawab Ara
"Ya sudah ayo kita makan, Zila udah lapar kan? Bu Hani ayo kita makan bareng" Ajak Ara sambil menarik tangan Zila.
"Ibu makan nya di kantin, soalnya tadi bangun nya kesiangan jadi ngga sempat masak" jawab Bu Hani.
"Ini saja Bu. ini juga banyak" ajak Ara, "Ngga usah, makasih, ya udah ibu ke kantin dulu ya" Bu Hani pun pamit lalu pergi ke kantin.
Zila dan Ara pun berjalan menuju sofa lalu mereka duduk berdampingan, Ara pun membuka tempat makan yang dia bawa dari rumah.
"Baca do\*a dulu ya sayang" Ara pun menuntun Zila membaca do^a.
Satu suapan demi suapan Ara berikan kepada Zila hingga tempat makan Ara pun bersih tak bersisa.
"Alhamdulilah makan nya habis, anak pintar, nanti Zila tidur siang ya nak? Kata Ara.
"Iya mamah cantik, eh iya mah aku lupa switer mamah masih di rumah kayak nya di cuci dulu sama bibi" kata Zila.
"Iya ngga apa-apa sayang" jawab Ara.
"Ya sudah kalau gitu Zila duduk di sini dulu ya mamah akan mencuci tempat makan ma minum nya dulu" kata Ara.
"Oke mamah cantik" jawab Zila sambil tersenyum.
Sedangkan di ruangan Anggar, Anggar terus menunggu Zila dengan gelisah, Anggar pun menghubungi pak Roni.
"Pak sudah jemput zila belum? Tanya Anggar.
"Sudah pak tadi minta langsung di antar ke ruangan pantry" jawab pak Roni.
"OKe makasih Pak" kata Anggar lalu menutup panggilan nya, Anggar pun menghubungi ruang pantry dari interkom nya.
"Sebentar ya sayang ada panggilan" kata Ara lalu bicara lewat interkom.
"Bu Hani ada Zila ngga di situ? Kalau ada tolong antar kan ke ruangan saya" kata Anggar yang langsung menutup panggilan nya sebelum ada jawaban.
"Zila di suruh ke ruangan papah nya sayang" kata Ara sambil membelai rambut Zila.
"Antar kan Zila ya mah? Pinta Zila, tapi sebelum Ara menjawab nya interkom pun kembali berbunyi.
"Ara tolong buat kan kopi dan antar kan ke ruangan manager, ngga pakai lama" teriak seseorang dari interkom.
"Maaf ya sayang, kamu ke ruangan papah nya diantar bu Hani saja ya? mamah mau kerja dulu" Kata Ara.
"Bu tolong antar kan Zila ke ruangan papah nya ya? Aku di suruh buat kopi sama pak Gunawan" kata Ara sambil membuat kopi pesanan pak Gunawan.
"Tapi lain kali mamah yang antar Zila ke ruangan papah ya? pinta Zila.
"Iya sayang, mamah janji" jawab Ara sambil tersenyum.
Bu hani pun membawa Zila ke ruangan nya Anggar.
"Permisi pak, saya ngantar non Zila" kata bu Hani yang sudah dapat izin untuk masuk ruangan Anggar.
"Sayang kamu itu kenapa ngga ke ruangan papah sih ko malah ke ruangan pantry" kata Anggar sambil memeluk Zila.
"kalau begitu saya permisi kembali ke ruangan pak" bu Hani pun pergi setelah mendapat angguk kan dari Anggar.
"Kan Zila ke sini mau ketemu sama mamah cantik bukan sama papah" jawab Zila dengan santai nya.
"Zila sayang bisa ngga kamu jangan dekat-dekat dengan orang yang belum kamu kenal" kata Anggar sambil menatap Zila karena Anggar ngga suka Zila memanggil mamah sama perempuan yang belum di kenali nya.
"Ngga bisa pah, Zila udah suka dan sayang sama mamah cantik, pokok nya Zila mau papah sama mamah cantik" teriak Zila sambil menyilang kan ke dua tangan di dada nya.
"Papah ngga bisa suka sama perempuan lain selain bunda kamu nak? Di hati papah masih tersimpan nama dan wajah bunda kamu" jawab Anggar dengan sekuat tenaga menahan air mata nya.
Setiap mereka membahas perempuan Anggar pasti sedih, karena dia ngga mau ada orang yang mengganti kan posisi almarhumah istri nya.
"Papah Zila ngga nyuruh papah menyingkir kan bunda di hati papah, tapi Zila mau kita ada yang ngurusin dan yang sayang sama kita papah" kata-kata Zila sudah seperti orang dewasa.
"Kita ke makam bunda yu sayang, papah kangen bunda" ajak Anggar pada Zila, entah kenapa dia sangat kangen dengan almarhumah istri nya itu.
Anggar kalau lagi kangen sama Anya, selain ber do\*a dia juga selalu mendatangi makam nya Anya, dia mencurahkan semua isi hati nya di sana, bahkan dia sering menangis di atas kuburan almarhumah istri nya.
"Ayo pah, tapi kita beli bunga dulu ya pah? Zila pun dengan senang hati diajak ke makam bunda nya.
