Artara terpisah dari teman-temannya saat satu kelas terpanggil ke dunia lain.
Disaat semua orang terpanggil di sebuah kerajaan, hanya Artara yang terpanggil ke sebuah pulau aneh.
The Island Of Dark Forest, pulau yang dipenuhi monster-monster mengerikan bersemayam.
Artara bertahan hidup di pulau yang mengerikan itu, tapi dia tidak usah khawatir tentang kematian, berkat job Immortal yang dia miliki.
Walaupun begitu, dia mengalami kematian yang terus berulang, dan di setiap kematiannya, dia akan naik level. meski harus menahan sakit dari kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Spiral King, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13 Pelayan Sang Raja II
Ras Golem, ras yang terbentuk dari Mana alam yang menggumpal hingga menjadi sebuah core. Semisal core berada di bawah tanah, maka akan tercipta ras Golem tipe tanah. Jika core berada di air, maka sama, Golem akan menjadi tipe air. Core sama dengan jantung, jika core dihancurkan maka Golem akan menghilang dan mati, letak core berada ditengah-tengah dada yang ditutupi oleh tubuh dari Golem.
EarthLava Golem Galiros, evolusi dari Golem tipe tanah. Tingginya hanya tiga meter, memiliki tubuh hitam besar dengan lahar yang mengalir di celah-celah tubuhnya. Matanya sama, terbuat dari lahar, bersinar dengan warna jingga menyala.
Meski tubuhnya hanya tiga meter, namun dia memiliki satu skill yang dapat membesarkan dirinya hingga berkali-kali lipat dari bentuk asalnya "Greater Gigantes".
Artara langsung memberikan energi yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Lalu beralih pada Golem lainnya.
Golem kedua adalah Golem dengan tipe kayu, Grand Darkwood Golem. Lebih tinggi dari EarthLava Golem Galiros, dengan wujud seperti pohon besar. Kakinya terbuat dari akar, tangannya dari ranting, dedaunan tumbuh di badannya, persis seperti pohon pada umumnya. Hanya saja dia memiliki mata, mulut, dan hidung yang terukir di batangnya.
"Senang bertemu dengan anda."suara serak dari Grand Darkwood Golem menyapa.
Artara membalas dengan tersenyum.
"Merunduk lah!"ucapnya. Artara tidak terlalu banyak bertanya seperti sebelumnya, dia sudah dapat melihat semua kemampuan monster dihadapannya dengan skill, dia hanya akan bertanya jika ada sesuatu yang aneh seperti "Evolusi Khusus" ataupun sesuatu yang menurutnya aneh.
Pilar cahaya kembali muncul, kini jumlahnya ada delapan total dari semuanya.
Ras berikutnya adalah ras Bird, ras burung yang tinggal di pegunungan tinggi. Ada tiga tipe burung di ras Bird, Giant Bird, Great Bird, Grand Bird. Setiap tipe miliki ukuran besar masing-masing, Giant Bird memiliki besar sama dengan manusia dewasa, Great Bird dua kali lipatnya, dan Grand Bird lebih besar dari dua tipe lainnya, besarnya bisa hampir menyamai para naga. Namun sangat jarang tipe seperti Grand Bird menampakkan dirinya.
Mythical Garudas, monster burung dengan tipe Grand Bird, berbulu berwarna emas cerah dengan sayap lebar membentang, mata yang tajam dan paruh melengkung tegas, serta kuku-kuku besar di kakinya membuat dia semakin terlihat berwibawa.
"Dia sudah terlihat seperti lambang negara, jika diperhatikan lebih lama."ucap Artara dalam hati memandang Garudas.
"Tundukkan kepalamu! Aku mau menyelesaikan ini dengan segera."perintah Artara.
Pilar cahaya kembali muncul, tersisa dua monster lagi.
Monster berikutnya adalah Phoenix, dari ras Bird dengan tipe Giant Bird. Seluruh bagian tubuhnya terbuat dari api yang terus-menerus menyala, ekornya panjang menjuntai, paruhnya jingga menyala, dan di kepalanya ada surai panjang yang tercipta dari api. Artara sangat tertarik dengan salah satu skill Phoenix "Immortal", sama dengan miliknya, hanya saja milik Artara bukan sebuah skill, melainkan sebuah job.
"Aku pernah membaca tentang Phoenix sebelumnya, dia adalah makhluk abadi yang terus mengulangi kehidupannya dari bayi. Aku tidak percaya bisa melihatnya secara langsung."ucap Artara dalam hatinya.
"Skill immortal yang kau miliki, bagaimana cara menggunakannya? Apa kau bisa menggunakannya semaunya, atau saat kau mati lalu hidup kembali?"tanya Artara pada Phoenix.
"Jika anda tidak keberatan, saya bisa menjelaskan secara singkat."
"Bisa kau jelaskan."
"Aku cukup penasaran dengan skill immortal miliknya, apa skill miliknya sama dengan job milikku."ucapnya dalam hati.
"Skill immortal milik saya akan aktif jika saya terbunuh ataupun mati karena usia. Jika saya mati, maka tubuh saya akan berubah menjadi abu dan dari abu itu akan muncul tubuh baru seperti anak burung yang baru menetas."ucap Phoenix menjelaskan.
"Jadi intinya kau akan terus hidup meski sudah mati ratusan ataupun ribuan kali?"
"Bisa dibilang begitu!"jawab Phoenix.
Artara memegang dagunya, berpikir."Skill miliknya berbeda dengan job milikku. Jika dia mati, maka dia akan terlahir kembali menjadi bayi, sementara aku tidak. Bisa dibilang miliknya lebih lemah dari milikku, tapi inti dari immortal adalah keabadian. Mungkin aku juga tidak akan bisa mati untuk selamanya?"ucapnya dalam benak.
Selesai dengan percakapan singkat itu, Artara memerintahkan Phoenix untuk menundukkan kepalanya. Api Phoenix bersentuhan langsung dengan tangannya, tidak terasa panas, walau kobaran api menyelimuti seutuhnya tangan Artara, lebih terasa hangat daripada panas.
Monster terakhir dari seluruh monster lainnya, ras Nightmare. SleepKing Nightmare, bertubuh hitam dengan belasan tentakel ditubuhnya, terlihat mengerikan di tambah satu mata besar ditengah badannya. Tidak memiliki tangan, kaki, mulut, hidung, ataupun telinga. Dia terlihat seperti gumpalan hitam dengan tentakel yang melayang-layang. Artara bahkan sempat merasa jijik saat melihatnya pertama kali.
"Dia terlihat seperti gurita yang melayang, kalau saja diriku yang dulu melihatnya, mungkin aku akan muntah!"ucap Artara menelan ludah.
"Apa kau bisa bicara?"tanya Artara menatap SleepKing Nightmare yang tidak memiliki mulut.
"Bisa Tuan ku, hanya saja saya berbicara dalam pikiran."balasnya melewati pikiran.
"Menarik! Apa itu termasuk dari kemampuan mu?"tanya Artara.
"Benar Tuan, ras Nightmare menggunakan pikiran jika berkomunikasi dengan ras lain, kami hanya menggunakan mulut saat bicara jika sesama ras. Itu karena ras lain tidak dapat mengerti bahasa yang keluar dari mulut kami."jawabnya menjelaskan.
"Aku semakin penasaran dengan itu! Bisa kau bicara menggunakan mulut?"
SleepKing Nightmare mulai berbicara dengan mulutnya, terasa aneh, suaranya seperti dentuman kecil dan gemericik air, juga terdengar gesekan dan dentuman yang lebih keras. Artara sama sekali tidak memahaminya, satu katapun tidak bisa ditangkap oleh telinganya. Dia menyerah!
"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, semaunya kosong. Bagaimana cara kalian bisa saling memahami dengan bahasa yang tidak tertata?"ucap Artara bingung.
"Jika anda ingin tau lebih dalam, saya bisa menjelaskannya dengan detail."balas SleepKing Nightmare dalam pikiran.
"Tidak tidak, aku tidak tertarik!"balas artara tegas.
Setelahnya Artara memberikan energi pada SleepKing Nightmare. Dengan begitu semua monster sudah dalam tahap evolusi, jumlah pilar menjadi sebelas.
Inilah awal mula terbentuknya 13 Servants of The King.