Arina khumaira putri seorang ibu rumah tangga, dengan 3 orang anak yg masih kecil yang dipanggil Bunda, Anak pertama bernama Muhammad Gala Samudera berumur 8 thn dipanggil Gala, Anak kedua seorang perempuan bernama Arumi Chintya Ananda berumur 3 tahun dipanggil Rumi, Anak ketiga bernama Muhammad Raihan Al Gibran di panggil Al.
Aku harus meninggalkan rumah bersama ketiga buah hatiku dan kota tempat kami tinggal secara diam- diam tanpa sepengetahuan suamiku dengan bantuan sahabatku astrid, akibat kekerasan fisik yang aku dapatkan dari suamiku seminggu yang lalu membuat aku membulatkan tekad ku untuk pergi meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sha-Queena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Sahabat Rasa Saudara
Setelah mencari tahu bagaimana bisa puding cinta bisa diketahui banyak orang ternyata pelaku utama nya adalah si Farid.
"APAAAA????? JADI ULAH KAKAK YA" teriak Astrid sehingga membuat kami semua jadi kaget, termasuk anak-anak Arina yang sudah trauma dengan suara keras, akhirnya si bungsu Al menangis dan langsung memeluk Arina.
"Astagfirullah... Astrid kamu itu kenapa sih nak seperti tar*an saja, suka teriak-teriak mana buat kaget semuanya, tuh liat si Al sampe menangis begitu ketakutan karena dengar suara kamu" tegur mama sambil memukul tangan Astrid dan Astrid mengaduh kesakitan.
"Aduuuhhh...sakit mama, ini sudah KDRT namanya sama anak " keluh Astrid sambil memegang tangannya yang memerah.
"Siapa suruh suka teriak-teriak, tidak lihat apa nak kalau disini ada anak kecil, yang belum bisa terima suara keras seperti itu" jelas mama kembali sambil mengambil Al dari Arina, dan sekalian mengajak Gala dan Rumi ke taman belakang mama.
"Ini semua gara-gara kak Farid" kesal Astrid sambil melirik tajam ke kakaknya.
"Loh kok salah kakak sih? kan kakak cuma bantu Arin buat promosi pudingnya" Farid membela diri
"Apaan sih kak Farid panggil-panggil arin...arin...itukan cuma aku yang boleh panggil dia arin....kakak NO" sahut Astrid komplain karena Farid panggil Arina sama seperti dia memanggilnya Arin.
"Astagfirullah...kenapa sih kalian berdua dari tadi seperti tom dan jerry, perkara nama juga kok jadi bertengkar As" tegurku ke Astrid dan sekilas aku melihat ke kak Farid yang sedari tadi menatapku, jadinya aku merasa tidak enak hati, jadi untuk menghindari rasa gugup ini karena ditatap begitu dalam oleh kak Farid, akhirnya aku balas satu persatu pesan yang dikirimkan teman-teman kak Farid, untuk men dealkan harga dan waktu kapan mau pudingnya diantarkan, setelah deal semuanya menyetujui harga yang kuberikan dan varian rasa yang mereka mau juga aku catat semua.
Sekarang yang kupikirkan aku harus belanja bahan-bahannya sekarang, namun anak-anak bagaimana? tidak mungkin aku membawanya semua karena akan jadi ribet akunya nanti saat belanja.
"As aku boleh minta tolong tidak?" tanyaku ke Astrid dan kuliat kak Farid lagi sibuk dengan ponsel, dan tidak menatapku lagi jadi aku agak lega dan bisa lebih santai berbicara dengan Astrid.
"Aku tau kamu mau minta tolong apa Rin...mau ditemani belanja kan?"jawab Astrid sambil menaik turunkan alisnya kepadaku
"Hehehe...kamu seperti cenayang saja As bisa tahu apa yang aku pikirkan"
"Iya aku mau minta tolong ditemani belanja, tapi anak-anak bagaimana ya? tidak mungkin kan mereka ikut semua" tanyaku ke Astrid.
"Gala sama adik-adiknya biar aku yang jaga rin, kamu pergi belanja saja sama Astrid" tiba-tiba kak Farid menyahut.
"Haaa...eh...ka..ka serius mau bantu jaga anak-anakku? Tanyaku kaget karena tiba-tiba kak Farid menawarkan diri untuk menjaga anak- anakku.
"Iya dek kakak serius, nanti kakak ajak mereka main atau nonton kartun" jawab kak Farid.
" Cieee yang mau belajar jadi hot daddy neh....semangat...semangat kakak, adekmu mendukung hahaha" celetuk Astrid tiba-tiba namun membuat farid jadi memerah mukanya, karena malu digoda oleh Astrid didepan Arina.
Arina pun jadi bingung maksud dari ucapan Astrid mengenai hot daddy, mau dia tanyakan tapi malu juga karena ada kak Farid, nanti saja di jalan begitu pikirnya Arina untuk cari aman saja dari pada nanti malu sendiri.
"Aku ganti baju dulu ya Rin...tunggu sebentar ya" Astrid berkata sambil berlalu ke kamarnya dan meninggalkan Arina dan Farid berdua diruang tamu.
"Maaf kak, Arina sudah merepotkan kakak untuk menjaga anak-anak" kata Arina ke Farid karena merasa tidak enak hati.
"Tidak apa-apa dek, kakak juga lagi tidak ada kerjaan, semalam habis ada tugas luar jadi bisa santai" jawab kak Farid sambil senyum-senyum, dan aku merasa kak Farid agak aneh deh kepadaku.
"Kalo begitu aku permisi kebelakang kak, mau bilang ke anak-anak dulu, biar nanti tidak mencari" kataku sambil berdiri mau ke taman belakang rumah Astrid.
"Tunggu dek sekalian sama kakak, biar nanti dijelaskan ke anak-anak kalo ditinggal sama kakak dulu dirumah" sahut kak Farid hingga akhirnya kami berdua bersama ke taman belakang, dimana ada anak-anak bersama mama sedang bermain.
"Bagaimana nak sudah beres masalah pudingnya?" tanya mama kepada Arina
" Alhamdulillah sudah ma...ini aku mau keluar sama Astrid untuk belanja bahan-bahannya, namun anak-anak aku mau titip disini dulu tidak apa-apa Ma, aku jadi tidak enak ma, katanya kak Farid mau bantu aku jagain anak-anak disini" jawabku merasa tidak enak ke mama dan kak Farid karena merepotkan untuk menjaga anak-anakku.
"Iya mama biar aku yang jaga mereka karena aku juga tidak ada kegiatan" sahut kak Farid juga
"Ya tidak apa-apa nak mama juga senang mereka disini rumah jadi ramai sayang"ucap mama sambil mengelus kepala Rumi.
Farid langsung berjongkok didekat anak-anak yang lagi bermain lego, mainan mereka yang slalu mereka bawa kemana mana.
"Anak ganteng dan anak cantik tidak apa-apa kan Bunda pergi dulu sama tante Astrid sebentar, untuk belanja keperluan kue bunda, kalian sama om Farid dirumah, nanti kita main dikamar om farid atau nonton film kartun...bagaimana???
Ketiga anakku langsung melihat ke aku seolah-olah bertanya apakah benar yang dikatakan kak farid kepada mereka, dan aku mengangguk membenarkan.
"Boleh tidak nak Bunda pergi sama tante Astrid sebentar nanti bunda belikan lego lagi mau???" tanyaku pada anak-anakku
"Iya bunda boleh kok, biar Gala yang bantu jaga adik-adik disini" sahut anak sulungku
"Makasih sayang sudah mau bantu Bunda...sayang kakak Gala banyak-banyak" sambil kupeluk anakku bertiga, dan tanpa sengaja aku melihat mama menitikkan air mata, begitu juga kak Farid namun kak Farid langsung menoleh kesamping, karena tidak mau terlihat kalau sedang menangis..."kenapa ya mereka?" tanyaku dalam hati.
"Mama...kak Farid aku tunggu Astrid diluar ya, makasih sebelumnya sudah mau bantu jaga anak-anak" kataku sambil aku mencium tangan mama, dan anak-anak salim kepadaku ,kemudian aku berlalu menuju ruang tamu menunggu Astrid.
Sesampai diruang tamu bersamaan dengan datangnya Astrid dari kamarnya.
"Ayo kita lets go Rin" kata Astrid sambil mengambil kunci mobil diatas lemari yang ada diruang tamu.
"Siap tuan putri hamba mengikuti saja hahahaha" sahutku sambil tertawa...itulah kami disaat bersama pasti ada saja yang buat kami tertawa....sahabat rasa saudara.
Jangan pernah tumbang oleh keadaan
Karena masih ada seribu mimpi
Yang masih harus di wujudkan
Skenario Allah sudah tertulis
Begitu indah, baik dan sempurna
Tugas kita hanya memastikan
Bahwa setiap halaman dibuka dengan Doa
Semoga rasa sabar ini makin diluaskan
Agar kuat dalam menghadapi
Setiap ujian yang datang.
terutama suamimu biar tahu diri