Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Curiga
Sudah satu minggu Nana dan Adit tidak saling bicara. Adit sengaja mendiamkan Nana karena masih kesal dengan sipat keras kepala gadis itu.
Adit yang seorang pimpinan perusahaan selalu terbiasa memerintah dan semua harus berjalan sesuai kendalinya.
Namun itu tidak berlaku didalam rumah tangganya.Nana type orang yang susah diatur dan keras kepala. Adit tidak bisa mengendalikan Nana seperti keinginannya. Justru kenyataannya Nana lah yang lebih banyak mengendalikan Adit. Adit lebih banyak mengalah menghadapi istrinya.
Pagi ini Nana sudah siap dengan seragam sekolahnya. Hari ini ia harus ke sekolah karena harus menyerahkan beberapa lembar pas photo untuk kelengkapan administrasi sekolah.
Waktu hampir jam delapan namun Adit masih bergelung diatas kasur sambil memeluk Aaran. Tidak ada tanda-tanda pria itu akan bangun apalagi pergi ke kantor.
"Mas.. bangun nanti aku terlambat ke sekolah " Nana mengguncang-guncang tubuh Adit.
"Hmm.. " Adit enggan membuka matanya
"Cepetan bangun, emangnya kamu tidak ke kantor? "
"lagi males " jawab Adit
"Ya udah kalau begitu aku pergi sekolah sendiri saja " ujar Nana
"ya " jawab Adit. ia kembali memejamkan matanya
"Mas.. bangun " Nana kembali membangunkan Adit, kali ini dengan suara sedikit lembut
"Apalagi? "
"Aku tidak punya uang " ujar Nana lirih
Demi apapun Adit ingin tertawa, namun ia tahan. Nana baiknya kalau pas minta uang saja. Tapi walaupun begitu Adit bahagia karena Nana mau menerima nafkah dari Adit, meski bukan nafkah batin.
"Ambil sendiri didompet " Adit menunjukan dompetnya yang tergeletak diatas nakas
"Aku ambil dua ya " Nana memperlihatkan dua lembar uang berwarna merah kepada Adit sebelum pergi. Adit tersenyum.. seandainya diambil semua pun Adit tidak keberatan.
*
*
*
"Tumben tidak diantar mas Adit? " tanya Amanda ketika melihat Nana turun dari ojek online
"lagi ga ngantor dia " jawab Nana
"Ooh."
Hari ini pihak sekolah memberikan undangan untuk orangtua wali siswa untuk hadir pada acara perpisahan yang akan dilaksanakan minggu depan, sekaligus pengumuman siswa dengan nilai tertinggi ujian nasional.
Setelah selesai dengan urusan sekolah, Nana dan Amanda keluar gerbang sekolah dengan beriringan.
drrt.. d drrt ponsel Nana bergetar. Ada satu pesan masuk dari Dewi, teman sekolahnya waktu Nana tinggal dirumah abah
"Na.. aku lagi di Jakarta abis dari rumah om,pengen ketemu kamu dong kangen! "
"Dewi, aku juga kangen " balas Nana
"Sore aku pulang. pokoknya sekarang aku tunggu di restoran x. aku shareloc "
"oke " jawab Nana
"Amanda lo ikut gue yuk, ketemuan sama temen sekolah gue dulu. mumpung dia lagi disini " ajak Nana
"cowok apa cewek? " tanya Amanda
"Cewek.. namanya Dewi "
Setelah Amanda setuju, mereka pun memesan taksi online menuju alamat yang dikirimkan oleh Dewi.
"Nana.. aku kangen " Sebuah pelukan hangat dari Dewi menyambut kedatangan Nana
"Sama gue juga kangen " Nana membalas pelukan Dewi
"Aku juga kangen sama Aaran.. Kenapa kamu pindah secara tiba-tiba? aku ga punya temen yang bisa aku contek "
"Kebiasaan nyontek " cibir Nana
"ini temen kamu? " mata Dewi tertuju pada Amanda yang sedang tersenyum menyaksikan pertemuan kedua sahabat itu.
"Amanda " Amanda mengulurkan tangannya pada Dewi
"Dewi " balas Dewi
Dewi mengajak Nana dan Amanda menuju mejanya.Mereka bertiga pun terlibat obrolan yang seru.
"Gue kangen Aaran, dia udah bisa apa? " tanya Dewi
"udah mulai mau berdiri, tapi kayak masih takut-takut gitu " jawab Nana
"uuhh.. pasti gemesin "
"ngomong-ngomong kamu kesini sama siapa? " tanya Nana
"Sama kak Teguh, tapi dia menemui temennya dulu di rs harapan bunda, nanti dia jemput kesini " jawab Dewi
"ooh "
"Tu dia orangnya datang " tunjuk Dewi pada sosok pria tinggi tegap yang sedang berjalan ke arah mereka.
"Hai Nana apa kabar? " sapa Teguh
"Baik mas " jawab Nana
"Kenalin mas, ini temen aku " Nana memperkenalkan Amanda, merekapun saling berjabat tangan sambil saling menyebutkan nama
"Gimana kabar Aaran? " tanya Teguh
"Baik mas " jawab Nana
Dengan kedatangan Teguh obrolan semakin seru. Teguh banyak memberi masukan kepada tiga gadis yang sedang mencari perguruan tinggi yang cocok . Dari ketiga gadis itu sepertinya Amanda yang tertarik mengikuti jejak Teguh menjadi dokter.
Waktu bergulir sangat cepat, sudah waktunya Dewi dan Teguh untuk pulang. Teguh mengantarkan Nana dan Amanda pulang terlebih dahulu sebelum ia dan Dewi melanjutkan perjalanan meninggalkan Jakarta.
Nana melambaikan tangannya ketika mobil yang Teguh kendarai mulai meninggalkan halaman rumah Nana.
Setelah mobil Teguh hilang dari pandangan,Nana pun masuk. Langkah gadis itu terhenti manakala Adit menghadangnya didepan pintu.
"Diantar siapa? " tanya Adit
"Dewi " jawab Nana singkat
"Cowok itu siapa ? " tanya Adit lagi " yang bawa mobil "
"Ooh itu mas Teguh, kakaknya Dewi " jawab Nana cuek sambil ngeloyor menuju kamarnya
Teguh? Sepertinya Adit pernah mendengar nama itu, tapi dimana? Adit mencoba mengingat-ingat.
Rahang Adit tiba-tiba mengeras manakala ia ingat siapa itu Teguh. Bukannya ia adalah Dr Teguh yang selalu membelikan kebutuhan Aaran selama Nana tinggal di rumah abah.
"Kamu tadi diantar Dr Teguh? " tanya Adit yang langsung menyusul Nana ke kamar
"Iya " jawab Nana
"Ngapain dia ke Jakarta, mau nyariin kamu? " tuduh Adit
Nana menoleh pada Adit dengan tatapan tidak suka
"Kamu janjian sama dia? " cecar Adit
"Apaan sih.. Aku janjian sama Dewi. Orang cuma ngobrol doang " jawab Nana polos.
Menurut Nana wajar saja jika ia menemui Dewi karena mereka lama tidak bertemu, walaupun akhirnya ia harus bertemu dengan Dr Teguh itu hanya kebetulan.
"Sekali tidak diantar jemput sekolah gini nih.. mulai berani " sindir Adit
"maksud mas Adit apa? " hardik Nana
"Berani janjian dengan cowok " jawab Adit
"Siapa yang janjian dengan cowok? " Nana protes
"Kamu.. siapa lagi? "
"Cape ngejelasin sama kamu mas, aku janjian sama Dewi, itu juga aku ajak Amanda. terserah mau percaya mau engga juga " ujar Nana
Nana keluar dari kamar. Ia lelah menghadapi pertanyaan Adit yang terkesan memojokannya. Sementara Adit terlihat masih menyimpan kemarahannya karena Nana pulang diantar Dr Teguh.