Author update hari, SELASA dan KAMIS
Reyna Maureen Alexandria seorang gadis dingin tak tersentuh. dia juga seorang ketua Geng motor Black Rose.
Reyhan Saputra Smith adalah ketua OSIS sekaligus kapten basket disekolah TUNAS BANGSA. Reyhan adalah cowok dingin dan cuek dia terkenal di sekolah Tunas bangsa disebut Ketos kutub karena sifatnya yang dingin sama orang lain.
Reyhan juga adalah siswa paling pintar disekola Tunas bangsa. Setelah kedatangan siswi baru yang bernama Reyna, Reyhan menjadi pribadi banyak bicara.
Apakah mereka akan tumbuh benih-benih cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinta Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Sesampainya di Markas, Reyna langsung menghampiri Dion yang tengah duduk sendirian di ruang Tamu.
"Dion, kapan ada balapan lagi?" tanya Reyna yang sudah mendaratkan bokongnya di sofa single.
"Malam ini ada balapan, ada geng motor baru yang mau ikut balapan juga." Jawab Dion.
"Kalau menang taruhannya berapa?" tanya Reyna lagi.
"Taruhannya uang 200.000 juta dan sebuah motor sport."
"Taruhannya lumayan besar." Ucap Reyna
"Iya, katanya kali ini bakal banyak geng motor yang ikut kali ini."
"Daftarkan gue Dion, gue mau ikut." Reyna berdiri dan berjalan keluar dari markas sementara Dion hanya menggeleng.
"Udah kebiasaan, belum selesai ngomong udah ditinggalin." Gumam Dion kesal.
"Napa tu muka kayak belum distrika." Tanya Aldhi melihat temannya cemberut.
"kesel gue." Ucap Dion meninggalkan kedua sahabatnya naik ke lantai dua. Soalnya di lantai dua itu ada kamarnya. Bisa dibilang markas itu rumah kedua Dion.
...****************...
Reyna dihadang oleh seorang preman yang dikirim oleh Salma.
"Hai cantik, temening abang dong." Ucap preman berbadan besar itu dan preman itu ingin mencolek Reyna namun Reyna dengan sigap menepis tangan preman itu lalu memukul wajah preman yang berani menyentuhnya.
"Jangan pernah sentuh gue atau gue akan mematahkan tangan Lo." Ancam Reyna.
"Ha ha ha, Uuhhh takut." Ejek preman itu pada Reyna yang membuatnya geram. Tanpa Reyna sadari ada seseorang di belakangnya yang mengendap-endap di belakangnya. Dan dengan cepat orang itu menyuntikkan sesuatu ke tubuh Reyna.
"Apa yang lo suntik kan kepada gue." Tanya Reyna. Namun sebelum kesadaran Reyna menghilang ia segera memberi isyarat pada Reyhan agar Reyhan segera menolongnya dan melacak keberadaannya.
"Angkat dia, pasti bos sangat senang karena kita berhasil menangkap gadis manis ini."
Meraka pun mengangkat Reyna ke mobil karena ia akan membawa Reyna ke markasnya untuk ketemu bosnya.
Mereka hanya butuh waktu 30 menit untuk sampai di markas.
Preman itu mengangkat Reyna dan membawanya ke kamar untuk berbaring dan tak lupa mengikatnya agar tidak kabur.
"Ini bagian kalian." Ucap pemuda itu dan memberikan amplop pada anggotanya karena berhasil menjalankan tugasnya.
"Terima kasih, bos." Ucap preman itu sambil membungkuk dan meninggalkan pemuda yang masih duduk di sofa sambil menghisap rokoknya.
Setelah selesai menghisap rokoknya, ia membuangnya dan berdiri untuk pergi menemui tawanannya.
Ceklek.
"Lo sudah bangun, Sayang." Ucap pemuda itu lalu berjalan mendekati Reyna sementara Reyna hanya menatap pemuda yang berani menangkapnya itu.
"Ternyata Niko yang menangkap gue, apa dia tahu identitas gie kalau guelah yang mengalahkan dia ketika setiap ada balapan." Ucap Reyna dalam hati masih memandang Niko tajam.
"Jangan menatapku seperti itu sayang. Kita akan bersenang-senang sebentar lagi." Ucap Niko sambil tersenyum. Kemudian ia meninggalkan Reyna yang masih terikat.
Sementara itu Reyhan yang sedang rapat dengan rekan bisnisnya terpaksa berhenti karena mendengar suara jam tangannya yang menandakan Reyna dalam bahaya.
Reyhan langsung berdiri dan meninggalkan ruang rapat tanpa berkata apa-apa. Namun ia bertemu dengan ayahnya di depan ruang rapat.
"Rey, kamu mau ke mana buru-buru banget?" tanya Pak Dirly.
"Kok Ayah ada disini, Siapa jaga Bunda dirumah sakit ya?" Tanya Reyhan balik tanpa menghiraukan pertanyaan ayahnya.
"Bunda di jaga sama Bibi, karena sebentar sore Bunda bisa pulang. Terus kamu mau kemana sampai meninggalkan rapat." Tanya Pak Dirly lagi.
Reyhan menepuk jidatnya karena harus cepat-cepat menyelamatkan Reyna.