NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Ayah Sahabat Ku

Menikah Dengan Ayah Sahabat Ku

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Duda / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Ibu Tiri / Tamat
Popularitas:2M
Nilai: 4.6
Nama Author: Mey(◕દ◕)

Ganti judul: Bunda Rein-Menikah dengan Ayah sahabat ku

"Rein, pliss jadi bunda gue ya!!" Rengek Ami pada Rein sang sahabat.

"Gue nggak mau!" jawab Rein.

"Ayolah Rein, lo tega banget sama gue!"

"Bodo amat. Pokok nya, gue nggak mau!!" tukas Rein, lalu pergi meninggalkan Ami yang mencebik kesal.

"Pokoknya Lo harus jadi bunda gue, dan jadi istri daddy gue. Titik nggak pake koma!" ujarnya lalu menyusul Rein.

Ayo bacaa dan dukung karya iniii....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mey(◕દ◕), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Malam semakin larut, hanya terdengar suara jam berjalan. Di sebuah ranjang king size, Davin tampak gelisah dalam tidurnya. Pria itu mengernyitkan dahi sambil mengigau.

"Carissa..."

Setetes air mata jatuh dari sudut matanya. Dalam tidurnya, Davin menangis dan terus menyebut nama seorang perempuan.

"Jangan pergi, Carissa... Tunggu aku... Jangan pergi..."

Tiba-tiba, ia terbangun dengan wajah berkeringat, napasnya memburu. Davin menutup mata dan mengusap air matanya perlahan.

Mimpi itu... lagi.

"Kenapa kamu tinggalkan aku dan Ami?" gumamnya lirih.

Matanya menatap ke arah sebuah foto yang tergantung di dinding. Seorang wanita cantik dalam balutan gaun putih tersenyum manis ke arah kamera.

Dia Carissa Nugraheni. Istri Davin Artama. Mereka dulunya adalah sahabat semasa kuliah. Kisah persahabatan yang tumbuh menjadi cinta. Memang benar kata orang, tidak ada yang nama nya sahabat jika itu adalah pria dan wanita.

Hingga tiba suatu hari Davin memberanikan diri mengungkapkan perasaannya. Ia sempat mengira akan ditolak, namun ternyata Carissa juga mencintainya. Itu artinya, cinta Davin tidak bertepuk sebelah tangan.

Hubungan mereka berjalan mulus, apalagi Davin sudah mengantongi restu kedua orang tua Carissa, hingga akhirnya mereka menikah setelah lulus kuliah. Tak hanya sampai disitu, kebahagiaan pasangan baru itu pun bertambah saat Carissa dinyatakan hamil beberapa bulan setelah menikah.

Davin yang pada dasar nya begitu mencintai istrinya menjadi sangat protektif. Ia melarang Carissa melakukan aktivitas berat apa pun. Ia ingin memastikan istrinya dan calon bayi mereka baik-baik saja.

Tibalah saat waktu persalinan, Davin tetap setia menemani Carissa. Calon ayah itu memanjatkan doa terus menerus untuk keselamatan Carissa dan calon bayi mereka, namun takdir berkata lain. Dunia Davin runtuh seketika saat wanita yang paling ia cintai pergi untuk selamanya.

Carissa mengalami pendarahan hebat dan menghembuskan napas terakhirnya sehari setelah melahirkan.

Kini, Davin hanya memiliki satu alasan untuk terus hidup, anak mereka yang mungil. Amira Artama. Buah hati yang mereka nantikan selama sembilan bulan.

Davin tidak pernah menyalahkan Ami atas kepergian Carissa. Ia menyadari bahwa hidup adalah tentang menerima kehilangan dan menyambut kedatangan. Carissa memang pergi, tapi Tuhan menggantikannya dengan kehadiran Ami. Itulah sebabnya Davin sangat menyayangi anak semata wayangnya.

...----------------...

07.20 pagi....

"Daddy, mana Rein?" tanya Ami sambil duduk di meja makan. Ia sudah rapi, namun Davin belum juga muncul.

"Nggak tahu," jawab Rein sambil menata makanan di atas meja.

"Rein, tolong cek kamar Daddy ya. Aku lupa ambil barang di kamar," ucap Ami lalu berlari sambil terkekeh.

"Dasar anak itu," gumam Rein, namun ia tetap menuruti.

Rein berjalan menuju kamar Davin yang berada tepat di sebelah kamarnya.

Tok tok...

"Om Davin, ayo sarapan," panggil Rein sambil mengetuk pintu.

Tidak ada sahutan. Rein mencoba membuka pintu, ternyata tidak terkunci. Ia masuk perlahan dan melihat Davin masih terlelap, terbungkus selimut.

"Om Davin, bangun... kita sarapan bareng," ucapnya lembut.

Mata Davin terbuka perlahan.

"Rein...," gumamnya lirih.

"Om sehat?" Rein mendekat dan meletakkan tangan di dahi Davin.

"Eh, Om demam. Sebentar, saya ambil kompres dulu."

Ia langsung berlari ke dapur.

Dari arah lain, Ami kembali dan bertanya, "Mau ngapain Rein? Daddy mana?"

"Om Davin demam. Coba lo lihat deh," ujar Rein.

Ami pun langsung berlari ke kamar ayahnya.

"Daddy! Daddy nggak apa-apa, kan? Ayo kita ke dokter!"

Davin menatap Ami dan tersenyum kecil.

"Daddy baik-baik saja. Ini cuma demam biasa. Nggak perlu panik."

"Saya kompres dulu, Om," ucap Rein sambil mendekat dan mulai menempelkan kompres ke dahi Davin.

Ami tersenyum melihat Rein yang telaten.

"Ami pamit kuliah ya. Rein, tolong jagain Daddy, please?"

Rein mengangguk. Hari ini ia masuk kuliah siang, jadi masih sempat menjaga Davin.

"Iya, kamu hati-hati. Itu bekalnya udah aku siapin."

"Stop! Iya, iya, nanti aku makan. Bye Daddy, bunda!"

Ami mengecup pipi Davin dan Rein, lalu pergi.

Davin dan Rein saling pandang, dan Rein buru-buru berdehem.

"Om mau saya buatin bubur?" tanya Rein agak canggung.

"Boleh. Maaf, sudah merepotkan."

"Nggak apa-apa, ini udah jadi tugas saya," jawab Rein, cepat-cepat ke dapur.

Sambil menyiapkan bubur, ia bergumam, "Kemarin anaknya yang sakit, sekarang bapaknya. Doyan banget mereka sakit, ya."

"Ini Om, bisa makan sendiri?" tanya Rein.

Davin menggeleng pelan. Tubuhnya terasa lemas.

"Bisa disuapin?"

Rein mengangguk dan mulai menyuapinya. Namun baru beberapa sendok, Davin menolak.

"Udah, saya nggak mau lagi. Rasanya pahit."

Rein mengambil air dan obat penurun demam.

"Minum dulu, biar cepat sembuh."

Davin langsung menolak dan menutup mulutnya.

"Nggak mau. Obatnya pahit."

"Kalau manis itu permen, Om," jawab Rein kesal.

Davin masih menghindar.

"Om minum obat ya, saya masih ada kerjaan lain," bujuk Rein.

Davin tersenyum misterius, membuat Rein merinding.

"Aneh, masa demam bikin gila?" pikirnya.

"Kamu mau saya minum obat, kan?" tanya Davin.

Rein mengangguk, waspada.

"Kalau gitu bantu saya. Saya punya cara supaya obatnya nggak terasa pahit."

"Gimana caranya?" tanya Rein curiga.

Tanpa aba-aba, Davin memasukkan obat ke mulut Rein, lalu menarik tengkuknya dan mencium bibirnya. Obat dalam mulut Rein berpindah ke mulut Davin.

Rein membelalak kaget. Ia mencoba mendorong Davin, tapi pria itu menahannya dengan cukup kuat. Setelah selesai, Davin minum air lalu tersenyum.

"Sudah selesai. Terima kasih, Rein."

Rein berdiri terpaku, syok, lalu...

Plak!

"Om Davin! Kenapa nyium saya?!" teriaknya sambil memukul Davin.

Davin panik dan menghindari pukulan demi pukulan.

TBC...

1
Dewa Rana
Thor, hari gini semua via online, gak ada petugas nagih UKT atau SPP secara manual gitu...
Dewa Rana
kalau kuliah bayarannya namanya UKT Thor, bukan SPP
Yudith Lahay
kok ga sampai tamat kpn lanjutanya
Diana Resnawati
critanya bagus
Chris Antono
Luar biasa
📧🇮🇩
masih panggil tante krn belum resmi jd istri davin
📧🇮🇩
jd selama 22 thn ini Aldrich hb sm ana ya
канف
agak aneh bikin kejutan nya, kok kiss sm orang lain, ya bikin sedih orang lah
маяшан
davin ga mikir klo dia punya anak gadis, bgmn klo hal itu terjadi pada anaknya? rein juga seperti pin pin bo
Sumi afiz
sudah aku kirim vote kopi dan bunga buat tambah semangat nulisnya kak 🥰
EembuL
ni aslinya yg mana siiihhh?????
bukanx tdi kata dokterx anak ke 1& 2 laki2, baru yg nomor 3 nya cewek.
lah terus knp ketika menyusui si Rein bilangx anak yg nomor 3 cowok .??!!??
Diana Resnawati
Davin ga peka sm istrinya
Hamaseu Nur Fadillah
akhirnyaaa
Ryha Fa
maaf bertanya. charter sebelumnya kan bilang kandungan mungkin 2-3 minggu, terus sekarang 3minggu berlalu. harusnya sudah 5 minggu usia kandungannya kan? atau aku salah kira 🤔
nissa
dasar om duda bucin
nissa
waduh kembaran
nissa
parah tu cewek pakek peluk2 davin
nissa
duh jangan sampai salah paham nanti nya
nissa
bagus
nissa
romantis bingit
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!