"Maafkan aku mas, aku sudah berusaha untuk mencintai kamu, tapi nyatanya aku gak bisa, aku hanya menganggap ini hubungan balas budi.." Kinara menyodorkan sebuah map "Aku mohon lepaskan aku, agar aku bisa menjalani hidupku dengan pria yang aku cintai... tolong..
ceraikan aku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai
Anita benar- benar marah saat Yoga mengatakan bahwa dia akan menunggui Kinara dirumah sakit, hingga akhirnya Anita gelisah semalaman karena memikirkan Yoga berdua saja dengan Kinara.
Di pagi hari Anita melihat pelayan masuk ke kamarnya dan memindahkan semua pakaiannya.
"Apa yang kalian lakukan?"
"Maaf Nyonya, Pak Yoga meminta agar pakaian Nyonya di pindahkan ke kamar tamu" para Pelayan menunduk takut, bagaimana pun Nyonya baru mereka mengerikan, sangat galak, dan sering membentak, jauh berbeda dengan Nyonya mereka yang dulu, Kinara.
Kinara bahkan tak pernah membentak meski mereka melakukan kesalahan, hanya menasehati dengan halus, dan memberi pengertian.
"Apa katamu!" Anita bangkit duduk.
"Tidak! jangan sentuh itu.. pergi kalian dari sini!" Anita berteriak geram, untuk apa Yoga meminta pelayan memindahkan barang-barangnya.
Anita meraih ponselnya di nakas, dan segera menghubungi Yoga, tanpa basa- basi Anita langsung menembak Yoga dengan kata-katanya. "Apa maksud kamu meminta pelayan memindahkan barang-barang aku Mas?."
Yoga mendesah lelah "Kinara akan pulang hari ini, bukankah aku sudah mengatakannya"
"Lalu kenapa harus aku yang pindah.."
"Mengertilah Anita, saat kami masih menikah disana adalah kamar kami.." kamar utama yang dulu di tempati Kinara dan Yoga kini di tempati Yoga dan istri barunya, Anita.
"Kamar kami?"
"Jadi selama dia disini kamu akan satu kamar dengannya begitu? keterlaluan kamu Mas! kamu bilang aku tidak akan terganggu, lalu maksud kamu apa dengan memindahkan aku, meski pun ini kamar kalian dulu, itu dulu Mas!, sekarang aku yang istri kamu, dan teganya kamu memindahkan aku ke kamar tamu!"
"Mengertilah Anita..."
Anita mematikan ponselnya lalu melemparnya ke tembok hingga hancur berkeping-keping.
"Brengsek kamu Mas!, sialan kamu Kinara, wanita murahan, tidak tahu diri!" Anita terus marah- marah hingga para pelayan mengkerut ketakutan.
"Aku jadi takut kerja disini, Nyonya Anita tidak seperti Bu Kinara.."
"Iya, aku jadi was-was setiap hari kerja, takut di pecat.."
"Kasian ya Bu Kinara, dikhianati sahabatnya sendiri.." para pelayan itu saling berbisik di luar pintu kamar Anita, mereka tak menyadari Anita mendengarkan dengan geraman dan tangan terkepal.
Sialan kamu Kinara.
.
.
Kinara di papah oleh Yoga dan memasuki rumah, saat masuk Yoga meminta pelayan membantunya, meski kebingungan pelayan itu membantu Yoga membawa mereka ke kamar utama dimana kamar yang dihuni Anita sekarang.
Kinara mengeryitkan dahi saat melihat tata letak kamar yang berubah "Kapan aku mengubah kamar ini?"
Yoga menghela nafasnya " Beberapa bulan lalu" beberapa bulan lalu saat Anita memasuki rumah ini, dekorasi kamar memang Anita rubah.
Kinara memegang kepalanya "Aku gak bisa ingat.."
"Pelan-pelan kamu akan ingat" Yoga meletakkan pelan diatas ranjang dan membuat Kinara berbaring.
"Jangan terlalu banyak berfikir.."
"Oh ya aku udah bilang kan kalau Anita tinggal disini"
Kinara mengangguk "Lagipula bukankah kamu bilang kita sudah sepakat waktu itu.."
Yoga mengangguk.
" Sayang sekali aku gak ingat Anita sudah menikah, kasian sekali harus terpisah dengan suaminya" Yoga mengatakan Anita tengah hamil dan suaminya harus bekerja ke luar negeri, hingga Kinara tak tega untuk membiarkan Anita tinggal sendiri maka dari itu Kinara dan Yoga meminta Anita tinggal bersama mereka.
Yoga menelan ludahnya. "Aku.. akan minta pelayan merapikan dulu kamar ini kamu istirahatlah" Yoga pergi meninggalkan Kinara yang masih terbaring di atas ranjang.
Anita keluar dari kamar mandi dengan santai hanya dengan menggunakan handuk "Oh, Anita kamu disini?" Kinara mengerutkan keningnya "Apa kamar mandi tamu sedang rusak?"
Anita menyeringai lalu membuka lemari dan Kinara semakin mengerut saat melihat pakaian Anita tergantung di sana, terbukti dengan tanpa canggung Anita memakainya disana.
"Oh, kata Mas Yoga, kamu hilang ingatan?"
Kinara mengangguk "Ya,.. aku lupa sebagian, dan sejak kapan kamu memanggil Mas Yoga dengan sebutan Mas?" Kinara mengepalkan tangannya di balik selimut, Kinara tak menyangka Anita bahkan tega membunuh anaknya hanya untuk bersama Yoga, wanita di depannya ini sudah sangat terobsesi pada Yoga hingga berani melakukan kejahatan.
"Sejak menikah..."
"Ah iya, kata Mas Yoga kamu juga sudah menikah , dan sedang hamil lalu kami memintamu tinggal disini karena suamimu yang pergi bekerja di luar negeri.." belum selesai Anita bicara Kinara memotongnya. "Maaf aku tidak mengingat momen itu, kamu pasti bahagia di hari itu.. tapi sekarang harus di tinggal suami kamu"
Anita mengerucutkan bibirnya "Tapi tidak masalah, disini ada aku.. setidaknya anak kamu baik-baik saja.." Kinara menangis "Anakku tidak akan kembali Anita.."
Anita menyunggingkan senyum sinis, lalu bergerak ke arah meja rias dan membubuhkan skincarenya.
Yoga datang dan membawa nampan berisi obat dan air juga makanan, Yoga menelan ludahnya saat melihat istri dan mantan istrinya ada di kamar yang sama.
"Sayang minum obatnya dulu" Anita membelalakan matanya saat Yoga memanggil Kinara 'Sayang' Anita bahkan baru menyadari sejak mereka menikah Yoga tidak lagi memanggilnya 'Sayang'.
Kinara tersenyum "Iya Mas.." Kinara melihat ke arah Yoga lalu Anita "Mmmhh Anita bisa tidak kamu keluar dulu, ada sesuatu yang harus aku bicarakan dengan Mas Yoga.." Anita menatap tajam Yoga yang mengangguk kearahnya tatapan mata Yoga seolah memohon agar dirinya keluar dari dalam kamar.
Anita menghentakkan kakinya lalu pergi dan berdiri di depan pintu, Anita tidak akan meninggalkan Yoga dan Kinara berdua saja, namun mendengar percakapan antara Yoga dan Kinara membuatnya terbakar.
"Mas, kok aku rasa Anita aneh ya.. dia jadi gak sopan gitu.. ya meskipun dulu juga dia sering pake punya aku, tapi kan dia izin dulu.. dia barusan buka lemari, terus pake makeup aku.. tapi bentar, aku gak kenal baju-baju yang ada dil lemari..?"
"Mungkin karena Anita sudah gak segan lagi sama kita.." Yoga menyuapkan makanan ke mulut Kinara, dia masih bersikap santai.
"Tapi, aku juga merasa tatapan Anita ke aku beda, dia kayaknya benci banget sama aku.. aneh banget deh"
"Jangan difikirkan nanti aku yang peringatin Anita supaya jangan begitu.."
"Udah ah Mas, aku kenyang." Kinara menolak suapan makanan yang ke empat.
"Kamu harus makan banyak biar cepat sembuh.."
"Gak mau, nanti aku gendut, kamukan tidak suka wanita gendut" Yoga terkekeh. "Sampai- sampai aku fikir kamu gak mau aku hamil soalnya gak mau aku bakalan jadi gemuk.."
"Ya sudah, kalau begitu minum obatnya, lalu istirahat"
"Tapi aku mau tidur ditemani kamu" Kinara meminum obatnya lalu berbaring.
"Kamu jadi manja sekali ya" Yoga naik ke atas ranjang.
"Aku mau tidur di peluk kamu Mas, aku kan lagi sakit.." Yoga menaikan selimut lalu memeluk Kinara.
Anita benar- benar sudah tak tahan, Anita pergi dengan marah.
Kinara mengangkat sudut bibirnya 'Ini belum seberapa Anita, akan ku buat Yoga tergila- gila padaku, hingga dia meninggalkanmu.' Kinara tahu Anita mendengarkan mereka di balik pintu, Kinara memejam dan beberapa saat kemudian dia merasakan Yoga mulai melonggarkan pelukannya dan bangun dari tempat tidur.
Kinara membuka matanya saat mendengar pintu tertutup pelan, Kinara lekas bangun lalu menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.
.
.
.
Like..
Komen..
Vote..
kudungung banga wanita seperti itu ..
ketika tau dihiyanati ...
langsung putuskan ,mencari jln yg lebih baik kedepan x....