NovelToon NovelToon
Obsesi Tuan Pemaksa

Obsesi Tuan Pemaksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Panda Merah

"Anda yakin Mrs. Aquielo?"

"Jangan asal mengubah nama ku seenakmu, aku masih seorang Rainer asal kau tahu saja."

"Ya untuk sekarang kau mang masih seorang Rainer, tapi sebentar lagi kau akan segera mengganti nama belakangmu itu dengan nama keluargaku."

"Seperti aku mau saja dengan dirimu."

"Oh apa kau lupa yang aku katakan dipesawat kemarin Ms. Rainer."

Viona hanya dapat terdiam tentu ia tidak lupa dengan ancaman pria gila ini kemarin. Dan sialnya kalau semua yang dikatakan nya benar adanya maka tidak ada jalan lain lagi bagi Viona untuk menolak semua keinginan pria itu.

Itu buruk....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panda Merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Hari ini Viona pergi bersama Audrey untuk berkunjung kerumah temannya Kylie Burnet seorang perancang perhiasan terkenal serta anak dari pengusaha berlian.

Saat sampai didepan rumah Kylie Viona hanya dapat melongo melihat betapa mewahnya bangunan didepannya saat ini, rumah itu bahkan lebih mewah dari rumah mereka.

Dan didepan rumah sudah tampak seorang wanita cantik yang sedang menunggu kedatangan mereka.

Wanita itu Kylie sang pemilik rumah...

"Lama tidak bertemu Kylie," sapa Audrey pada Kylie dan mereka tampak berpelukan singkat.

"Ya sudah lama kita tidak bertemu, kau sangat sibuk sekarang sampai-sampai tidak punya waktu untuk bermain seperti dulu lagi!" seru Kylie lalu menatap kearah Viona.

"Siapa wanita ini?" tanyanya sambil memperhatikan tampilan Viona.

"Oh iya,,, perkenalkan dia Viona adikku yang sering ku ceritakan padamu dulu!" seru Audrey.

Setelah keduanya berkenalan singkat merekapun di ajak oleh Kylie untuk masuk kedalam rumahnya, dan saat sampai didalam Viona kembali terpana dengan penampakan perabotan rumah itu yang sangat mewah.

"Aku sengaja mengajaknya kemari karena takut dia kebosanan kalau tinggal sendirian dirumah," ucap Audrey yang lalu dibalas anggukan oleh Kylie.

"Apa dia belum bekerja?" tanya Kylie tiba-tiba.

"Belum dia bahkan baru seminggu tinggal disini," jawab Audrey. "Dan kami juga tidak tahu jenis pekerjaan apa yang bisa ia lakukan." Tambahnya lagi.

"Ya pasti sangat sulit menentukan pekerjaan apa yang cocok dengannya karena dia kan maaf,,, bukan lulusan Harvard seperti kita," mendadak pembicaraan ini membuat Viona merasa tidak nyaman, ditambah tatapan merendahkan yang dilayangkan Kylie padanya.

"Tapi tenang saja dengan nama papa dan kakakmu kau pasti akan mendapat pekerjaan yang bagus itupun kalau kau ingin bekerja." Viona hanya dapat menyunggingkan senyum tipisnya, dan ia menatap Audrey yang tampak biasa saja meski Viona merasa kini sahabat kakanya itu sedang merendahkan dirinya.

Setelah tidak mendapat respon dari Viona kini Kylie mulai berbicara dengan Audrey dan mereka membicarakan soal bisnis dan tren fashion masa kini yang membuat Viona tidak bisa masuk dalam pembicaan keduanya itu.

"Aku melihat koleksi baju yang baru kau promosikan, itu benar-benar luar biasa Audrey," puji Kylie.

"Aku juga sudah melihat koleksi perhiasan barumu musim ini, dan itu tampak sangat indah apalagi kalung batu emerald itu aku sangat menyukainya!" balas Audrey.

"Oh benarkah,,, aku masih menyimpan satu untuk diriku, tapi kalau kau benar-benar menyukainya aku bisa memberikannya padamu." Tawar Kylie.

"Kau yakin?" tanya Audrey ragu.

"Tentu saja, kau adalah teman terbaik yang pernah kumiliki satu hadiah kecil seperti itu tidak ada apa-apanya bagiku."

Dan begitulah seterusnya Viona tidak mendapat tempat untuk berbicara sama sekali dan perlahan dia mulai merasa bosan sendiri.

Kalau tahu akan seperti ini Viona lebih memilih mati kebosanan sendiri dirumah, daripada diabaikan begini.

Setelah beberapa jam berlalu akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pulang dari rumah Kylie. Karena Kylie yang memiliki janji untuk pergi makan siang bersama keluarga tunangan nya.

"Dia wanita yang baik bukan,,, lihat dia bahkan memberikan aku kalung yang berharga ratusan ribu dolar!" seru Audrey senang sambil menunjukan kalung pemberian Kylie tadi.

"Hm,,, iya kalung itu cocok untuk mu kak," jawab Viona lalu menatap keluar jendela mobil yang mereka kendarai.

"Dia memang benar-benar beruntung, sudah terlahir dari keluarga yang kaya memiliki wajah cantik dan juga tubuh yang bagus. Tidak heran kalau keluarga Aquielo memilihnya sebagai calon menantu mereka."

Viona hanya sesekali menanggapi ucapan Audrey yang terus-terusan membanggakan Kylie didepannya, seolah-olah wanita bernama Kylie itu seorang dewi yang begitu sempurna tanpa cacat cela.

"Kau harus bersikap baik padanya, meski terkadang kata-katanya terdengar pedas tapi aslinya dia orang yang sangat baik!" seru Audrey meskipun kakaknya terus mengatakan hal seperti itu tapi Viona yakin kalau Kylie tidak sebaik itu aslinya.

"Ah perutku sudah merasa lapar, bisakah kita berhenti untuk makan siang?" tanya Viona karena ia sudah bosan mendengar Audrey yang terus memuji Kylie itu.

"Sayang sekali sepertinya aku tidak bisa menemani mu makan siang kali ini, karena tiba-tiba ada seseorang yang ingin bertemu denganku dibutik. Jadi tidak apa-apa kan kalau kau makan sendiri." Ucap Audrey sambil menatap Viona.

"Tentu saja,,, tapi sebelumnya bisa kakak carikan restoran yang bagus untuk ku terlebih dahulu," pinta Viona yang langsung diiyakan oleh Audrey.

Dan disinilah Viona sekarang berada, didalam restoran bintang lima yang mewah. Rupanya meminta kakaknya untuk memilihkan restoran merupan kesalahan besar karena wanita itu malah menurunkan ia ditempat seperti ini.

Viona kesal bukan karena jumlah uang yang harus ia keluarkan melainkan porsi makanan yang disediakan sangat sedikit dan membuat dia tidak kenyang sama sekali. Karena tempat ini dikunjungi banyak orang-orang kaya Viona jadi sungkan untuk memesan lebih banyak makanan untuknya.

Saat sedang memakan daging yang ia pesan tiba-tiba Viona melihat Kylie yang sedang berada dimeja yang tidak jauh darinya, dan Viona dapat melihat dari tempat duduknya kalau raut wajah wanita itu tampak berseri bahagia tapi tidak dengan pria yang mengenakan setelan jas rapi yang duduk disampingnya.

Meski Viona tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena terhalang seseorang tapi Viona merasa tidak asing dengan postur tubuh pria itu, seolah- olah mereka pernah bertemu sebelumnya.

Pria itu tampak menepis tangan Kylie yang berusaha menyentuhnya.

"Astaga apa pria itu benar-benar tunangannya," pikir Viona.

Lalu tanpa sengaja Viona bertatap mata dengan pria itu sekilas, karena malu ketahuan sedang memperhatikan mereka Viona segera mengalihkan pandangannya kearah lain. Dan segera menghabiskan makanan nya yang tinggal sedikit.

Setelah selesai Viona segera melangkah keluar namun sialnya karena kurang hati-hati dia malah menabrak orang didepannya yang ternyata seorang pria paruh baya.

"Hati-hati Nona!" seru pria itu ramah membuat Viona merasa tidak enak padanya, padahal dia sudah menabraknya tapi pria ini tidak marah sama sekali.

"Ah iya,,, maaf sudah menabrak anda saya benar-benar tidak sengaja!" seru Viona sambil menundukan kepala.

"Tida apa-apa lain kali hati-hati saat sedang berjalan," ucap pria itu lalu pergi.

Setelah pria paruh baya itu pergi Viona segera berjalan menuju keluar karena malu menjadi pusat perhatian disitu. Saat sampai diluar Viona segera menghubungi sopir untuk segera menjemputnya karena sekarang ia sudah dilarang naik taxi oleh papanya.

Tttrrrrtttt....

Ponsel yang berada didalam tas Viona bergetar lalu ia segera mengambil benda pipih tersebut dan melihat kalau sopir yang akan menjemputnya yang menelpon. Viona pun segera mengangkat panggilan tersebut.

Namun bukan suara sang sopir yang ia dengar melainkan suara seorang perempuan serta sirine ambulan yang terdengar.

Setelahnya lalu perempuan itu menjelaskan kalau sopir itu mengalami kecelakaan yang cukup parah dan membuat ia tak sadarkan diri. Viona pun segera memberi tahu hal tersebut kepada Papanya.

"Kalau begitu papa akan menyuruh sopir pribadi Papa untuk menjemputmu, katakan dimana alamatnya," ucap Jeremy diseberang telepon.

"Tidak perlu,,, aku bisa naik bus atau taxi saja." Jawab Viona sambil berjalan dipinggir trotoar.

"Kau yakin...? Atau kutelpon Audrey saja untuk menjemput dirimu?" tanya Jeremy.

"Ah tidak usah Pa... Kakak pasti sedang sibuk sekarang, aku sudah besar jadi Papa tidak usah khawatir kalau aku naik transportasi umum." Tolak Viona.

Setelah beberapa kali merayu Papanya akhirnya Viona dibolehkan untuk naik kendaraan umum, dan Viona sangat senang karena hal itu.

Dengan langkah setengah berlari Viona menghampiri sebuah bus yang sedang menurunkan sebagian penumpangnya disebuah halte dan tanpa pikir panjang Viona segera menaiki bus itu, dia duduk dikursi bagian belakang.

Selama beberapa jam ia menaiki bus itu untuk mengelilingi kota tanpa tahu tujuannya mau kemana dan sekarang ia memutuskan untuk turun dihalte yang terletak tidak jauh dari sebuah taman bermain.

Setelah ia turun dari bus Viona segera melangkah kearah taman yang tampak sunyi karena hari sudah gelap.

Tidak ada anak-anak kecil yang bermain disana hanya ada beberapa kelompok remaja yang sedang merokok ataupun berpacaran.

Mengabaikan mereka Viona segera pergi kesebuah ayunan dan duduk disana.

Sudah lama sekali dia tidak bermain ditaman seperti ini, mungkin terakhir kali ia melakukannya sekitar sepuluh tahun yang lalu.

Sudah lama sekali....

Saat sedang bernostalgia ria Viona malah dikejutkan dengan asap rokok yang tiba-tiba dihembuskan didepan wajahnya, dengan marah Viona segera menatap sosok orang sudah melakukan hal tersebut.

"Kau cantik sekali... Mau ikut bergabung dengan kami!" seru seorang pria bertubuh gempal sambil menyeringai kearah Viona.

"Maaf,,, tapi nafasmu bau bangkai." Jawab Viona tanpa perasaan sambil menutup hidungnya lalu beranjak pergi dari situ, namun cekalan pria itu dilengannya membuat langkah Viona terhenti.

"Kau sombong sekali mentang-mentang memiliki wajah cantik!" seru pria itu sambil menatap Viona marah.

"Sudah kubilang nafasmu itu bau... Jadi jangan menghembuskannya didepan ku lagi." sentak Viona sambil menarik tangannya sampai terlepas dari pria itu.

"Kau tahu anak manis, aku tidak suka gadis sombong sepertimu kurasa sekarang kau akan mendapat masalah karena sudah membuat aku marah!" ancamnya sambil menatap Viona marah.

Pria itu lalu berusaha menyentuh tubuh Viona dengan paksa, yang beruntung nya dapat Viona hindari karena saat diIndonesia dulu dia sempat ikut kelas bela diri.

Merasa dirinya sudah terancam mau tidak mau Viona akhirnya mengeluarkan kemampuannya itu untuk melawan pria besar ini.

Tidak seperti dugaannya ternya pria gemuk itu tidak sekuat yang ia kira dia langsung kabur setelah mendapat beberapa pukulan dari Viona, dan Viona bersyukur akan hal itu karena sekarang dia sudah sangat kelelahan kalau saja pria itu melawannya dengan sekuat tenaga mungkin Viona akan kalah juga.

Menghindari pria itu kembali lagi Viona segera pergi dari situ dan memutuskan untuk pulang.

1
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!