Hidup di jalan sebenarnya bukanlah pilihannya , tapi nyatanya kekayaan tak membuatnya cukup nyaman . Dan inilah sebuah kisah tentang seorang pria bernama Bramatyo Yudo Sadewo , pria muda dengan segala ambisinya ! Yang tanpa dia tahu jika suatu saat seorang wanita biasa bisa membuatnya bertekuk lutut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
*********
Assalamualaikum Mas Gibran ,
Kuharap kau pulang dari Jogja dengan keadaan sehat tidak kurang apapun . Aku tahu aku sudah bukan siapa siapa ketika menulis surat ini untukmu. Jodoh kita sudah terputus tapi aku masih berharap tali silaturahmi kita masih tetap bisa terjalin dengan baik .
Aku kembalikan cincin yang sudah mengikatku untuk tetap ada di sisimu , bukan bermaksud apa apa tapi cincin itu membawa kenangan yang terlalu indah untukku . Terimakasih ... terimakasih sudah menjadikan aku ratu di rumahmu . Kau beri aku kesempatan untuk merasakan kasih sayang seorang ibu , sesuatu yang bahkan tidak pernah aku mimpikan sebelumnya . Kau juga membuatku merasakan tanggung jawab seorang kakak . Kau memberiku keluarga ...
Aku juga mengembalikan kartu yang kau berikan padaku karena itu bukan lagi menjadi hakku . Uang lima ratus juta dan semua sisa uang bulanan masih utuh di kartu itu . Aku tidak menolaknya , anggap saja aku sudah menerimanya tapi aku serahkan kembali padamu untuk kau serahkan pada ibu . Karena aku yakin beliau yang akan menggantikan aku mengatur keuangan keluarga .
Perhiasan dan surat surat penting aset keluarga masih tersimpan rapi di brankas , kuncinya aku simpan di kotak perhiasan yang ada di dalam.laci lemariku . Suplemen vitaminmu ada di lemari pendingin , aku harap kau tetao menjaga kesehatanmu sendiri .
Aku titip Ibu dan Vina Mas , bahagiakan ibu karena surgamu ada di kakinya dan jaga Vina karena dia menjadi tanggung jawabmu sebelum tanggung jawab itu kau serahkan pada suaminya kelak .
Untuk proses perpisahan aku serahkan padamu Mas , aku tidak akan mempersulit ! Aku akan datang jika kedatanganku memang benar benar di perlukan untuk proses itu .
Dan di akhir surat ini aku harap kita masih bisa saling mendoakan , semoga suatu saat kita akan di beri jalan agar bisa menemukan kebahagiaan kita masing masing ...
************
Gibran terpaku , walau sudah selesai membaca semuanya tapi badannya seakan tak mampu untuk bergerak . Rasa rindu , sesal dan rasa bersalah sedang bergejolak di hatinya . Wanita yang sudah ia sakiti ternyata sama sekali tidak membencinya .
Seharusnya ia tidak menuruti emosinya waktu itu , tidak ada yang sempurna begitupun dirinya . Sangat banyak kekurangan yang ia miliki tapi Gista tak mau membalas semua hinaan dan cacian yang ia lontarkan waktu itu .
Bahkan dengan kejamnya ia mengingatkan dan menyebut sang istri sebagai anak yatim piatu , sesuatu yang pasti sangat menyakiti hati wanita itu . Tapi semua sesal di hatinya sepertinya akan sia sia karena talak tiga sudah ia ucapkan .
Dengan masih membawa surat yang ditulis mantan istrinya Gibran perlahan melangkah menuju ranjangnya . Pria itu merebahkan badannya di atas ranjang yang selama ini menjadi tempat memadu kasih dengan belahan jiwanya .
Gibran memejamkan matanya dan tanpa sadar perlahan masuk ke dalam alam mimpinya . Satu tetes air mata tampak mengalir di pipi pria yang samar menyebut nama wanita yang ternyata masih merajai hatinya ...
" Gista ... pulang ya sayang "
Sementara itu di luar kamarnya dua wanita sedang sibuk di dapur . Sofi yang diberitahu tentang kepulangan putra sulungnya langsung terjun ke dapur untuk menyiapkan makan siang mereka nanti .
" Kemana daging dan telur ?? Kenapa tidak ada apapun di lemari pendingin ini !! Wanita si*lan , mau pergi saja masih merampok isi kulkas, " umpat Sofi yang kesal karena tak menemukan apapun di lemari pendingin selain beberapa buah yang setengah membusuk .
" Ya jelas kosong ! Kak Gista kan lebih senang makanan yang fresh , dia jarang membeli bahan makanan untuk disimpan di lemari pendingin . Paling suplemen Kakak , minuman makanan ringan sama susu kotak yang ditaruh di sana " kata Vina yang duduk di meja makan dan melihat ibunya kalang kabut .
" Kenapa tidak pesan on line saja ?? Lebih mudah dan pastinya lebih enak , Vina nggak yakin ibu masih inget cara masak . Secara selama ini Mbak Gista yang selalu menyediakan makan buat kita "
" Pesan on line ?? lde bagus ... kenapa tidak ngomong dari tadi sih !! "
Sofi mengeluarkan ponsel dan tampak mengetikkan sesuatu sambil bergumam ,
" Gurameh Adam pedas , ayam penyet sambel ijo , udang goreng tepung dan sayur asem .... done !! Hahhh lima ratus dua puluh lima ribu rupiah .. mahal amat sih !! "
Setelah selesai dengan ponselnya Sofi kembali menaruh apron yang tadi sempat ia kenakan . Dengan santainya ia melenggang kembali ke dalam kamarnya .
" O iya Vin kamu duduk di teras rumah sana !! Siapa tahu pesanan makanan ibu datang "
" Hemmm .. uangnya mana ?? "
" Pakai uang kamu dulu , cuma enam ratus ribu . Nanti kalau Masmu sudah transfer pasti ibu ganti "
" Tapi Bu !!! " protes Vina karena ia pun merasa tidak punya uang sebesar itu sekarang . Uang yang rutin ditransfer oleh Gista pun sudah hampir habis padahal ini masih awal bulan .
" Berisik , ibu masih capek banget !! Sana cepetan ... "