“Hanya mereka yang pernah menangis dalam kesendirian yang mengerti kekuatan air mata” “Dalam setiap kehilangan, ada kesempatan untuk belajar tentang kekuatan yang tak terduga dalam diri kita,namun kali ini aku tak akan biarkan dia pergi dariku lagi” ucap xulan sembari meninggalkan tempat itu
———-
‘Korea utara’
”minho” “bagaiman keadaanmu”. Tanya soe kim
”cukup menganguk saja minho,aku tahu mulutmu sangat parah terluka”
Minho yg ingin mengeluarkan suara namun tidak bisa ia kesakitan tenggoroknya terluka mulutnya penuh luka irisan pisau.
“Aku sangat prihatin pada mu minho,aku soe kim adalah sepupu mu,bagaimana pun aku adalah sodaramu,dulu maupun sekarang” kata soe kim.
(Minho menganguk)
“Akan ku kembalikan kebahagianmu walau hanya sekejab minho,akan ku hadirkan gadis yg selalu kamu ucapkan minho” ucap soe kim.
Mendengar itu, tetesan pertetesan air mata seorang manusia, perempuan malang terus
berceceran,membasahi wajah cantiknya. Tak sanggup menahan tangisan itu,tersedu sedu wanita itu,ia adalah xulan yg telah tiba ke korea utara.
Hentekan per hentakan kaki ke tanah, xulan berjalan kearah minho,dengan gerakan ter patah-patah,wajahnya benar-benar basah,air mata xulan yg tak kunjung henti terus mendidih layak api membara sekujur tubuh.
“Minhoo” ”minhoo” apakah itu kamu minhoo”
”tidakkk itu benar kamu,itu benar kamuu (menangis)
“Minhoo……” “minhooo” (menangis,teriak histeris)
“Katakan pak katakan itu bukan minho,katakan pakk aku mohon pak katakan padaku orang yg terluka parah itu bukan minhoooo”
Teriakan xulan pada soe kim xulan terus berteriak bertanya kepada soe bahwa itu bukan minho,ia memohon untuk mengatakan itu bukan minho,minho tidak terluka itu bukan minho,ucapnya dengan tangisan yg tersedu sedu.
“Itu minho” ucap soe kim
(Teriak histeris sembari menangis)
Tangisan itu berdengung seisi ruangan yg gelap hanya ada satu penerang kecil yg dibawa soe kim.
Takkan ada kata bahagia bila tak ada kata sedih, jadi kebahagiaan akan lebih terasa apabila kita pernah merasakan kesedihan. Saat kesedihan melanda hatimu, maka berdoalah. Tuhan selalu tahu bagaimana caranya menciptakan kebahagiaan untukmu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berlianfrb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Minho Pembunuh?
Aku membisikan pada Minho “bagaimana ini”
“Aku ada rencana, tenanglah” ucap Minho sambil menggenggam tangan ku.
Aku hanya terdiam memandang minho sambil berada di pelukannya yang membuat aku terpana, aku tidak merasakan hal serupa dengan daniel.
“Bos, kenapa kau membelakangi kami” ucap anak buah daniel.
Seorang anak buah nya terlihat curiga dan berjalan ke arah kami, ia ingin membalikan badan ku yang menghalangi wajah minho yang mereka kira itu adalah bos mereka yaitu daniel marotta.
Saat ia ingin menyentuh ku tiba tiba saja bunyi ambulan terdengar di luar, mereka langsung lari kluar berhambran dan mengosngkan tempat ini.
Hanya berdua yang tersisa, kami meninggalkan tempat ini dengan raut wajah yang sangat tegang.
“Minho!!” ucap ku.
“Terus berlari, selin”
“Tidak, maksudku apa kamu benar sekarang adalah suami ku?” Minho pun berhenti berlari berbalik memandang ku, ia memegang pipi ku dengan kedua belah tangan nya yang sangat lembut itu.
“Maafkan aku, selin, aku terpaksa melakukanya”
“Tidak, maksudku!!, apa kamu serius untuk itu”
Saat ingin menjawabnya dari belakang kami mendengar suara anak buah daniel yang sudah menyadari bahwa bos nya telah mati, “ayo selin” sambil berlari ia menggenggam tangan ku
“Minho aku tidak kuat lagi, aku sangat lelah” keluh ku pada minho aku benar lelah, keringat sekujur tubuh ku yang sudah mulai letih, kami berada di sepanjang jalanan sepi hanya ada rerumputan liar di sebelah jalan, dan tanah kosong seperti gurun pasir.
“Ayolah!!” ia mengangkat ku ke atas badannya, ia menggendongku di belakangnya, berlari terus berlari tanpa arah yang jelas!.
Malam semakin gelap, bulan yang terang terus meredup, aku sangat ketakutan namun melihat perjuangan minho membuatku tertegun, ku harus bisa, aku tidak mau hanya jadi beban untuk nya.
“Bertahanlah selin, bertahanah” teriak minho pada ku yang tidak mau aku putus asa.
Berjam jam kami melakukan pelarian, tidak ada satupun kendaraan yang melintas.
“Itu mereka, kejar!!” terdengar suara anak buah daniel yang hendak mengejar kami dengan mobil mobil yang berwarna hitam gelap itu.
Sepanjang waktu kami di cahaya kan oleh lampu yang mereka berikan pada kami, aku melihat minho yang sangat letih, ia hampir kehilangan kesadaran nya.
“Minho, tidak!!, kamu tidak boleh pingsan aku mohon” teriak ku pada minho yang akan roboh bersama ku.
‘Jatuh’
“Minho, minho!!” aku berteriak pada minho yang sudah jatuh bersama ku di tengah jalan itu.
Tiba tiba cahaya terang mendekat dari depan, oh tidak itu adalah mobil yang sedang mengarah kencang pada kami. “Tidak, tidak, minho bangun aku mohon. Mobil itu akan menabrak kita, minho…!!!!
—------
“Nona!, nona!, nona..!!”
“Apa ini..”
“Dimana aku..”
Aku terbangun dari pingsan ku, ‘mengapa aku disini’, pertanyaan itu terus ku lontar kan. Aku sangat heran, di depan ku sudah berdiri banyak lelaki memakai jas rapi, rambut klimis yg mengkilap.
“Tenang lan nona, kami yang menolong mu dan tuan”
Aku terkejut saat mereka mengatakan, “tuan?” . tanya ku dengan heran pada mereka.
“Kami menemui saat pingsan di tengah jalan, dan mobil yang di depan mu itu adalah kami”
“Tidak!, kalian akan membunuh kami, bukan?”
“Tidak nona, bagaimana mungkin kami membunuh wanita yang bersama tuan kami sendiri”
“Tuan?, aku sungguh tidak paham, siapa tuan yg kalian maksud”
Aku benar benar penasaran dan heran, semua yang mereka katakan pada ku, saat ia ingin menjawab, tiba tiba minho datang dan memotong pembicaraan.
“Selina!!”
“Minho?”
“Aku sangat mengkhawatirkanmu”
“Sungguh?”
“Ya..”
‘Tuan..’
“Mari bicara di luar” ucap minho pada orang orang memakai jas hitam itu.
____
“Jangan katakan kalau kita dari bangwan utara”
“Kenapa tuan”
“Saat perjalananku ke italia ini, aku tidak sengaja menabrak seorang pria tua, dan aku meninggalkan nya begitu saja”
“Maksut mu tuan, ia adalah ayah dari nona muda itu?”
“Ya.. tapi dia belum tau itu, rahasiakan kebenaran nya”
Aku mendengar pembicaraan mereka di balik pintu yang lupa mereka tutup, hati sangat hancur, aku berada di dekat pembunuh ayah ku, aku benar benar hancur, dan dia sudah menikah dengan ku, walau itu dalam keadaan darurat, “apa yg aku lakukan” ucap ku sambil menangis dalam hati ku ini, aku sangat terluka bahkan lebih sakit dari tertusuk pisau.
Aku tidak kuasa menahan tangis ku, minho kembali masuk
“Mengapa mata mu basah, apa kamu sedang menangis”
Aku hanya diam saat minho bertanya pada ku, ia lalu mengusap mata ku dengan tangan nya yang lembut itu. Karena emosi, aku mengelak tanganya hingga dia mundur beberapa langkah.
“Ada apa denganmu, selina..!” bentak nya pada ku, aku sangat terkejut, ternyata ini lah sifat asli nya, yang sebelumnya aku tidak tau. Namun sekarang kami sudah menikah, ini sangat buruk bagi ku.
“Aku butuh sendiri”
“Tapi mengapa”
“Kau pembunuh”
“Apa!!!”
“Kau membunuh ayah ku, brengsek!!”
“Apa yang kamu katakan, selin!!”
“Pergi dari hadapan ku, pembunuh!!”
“Selina!!”
“Pergi!, pergi… aku mohon pergi dari hadapan ku” sambil menangis terteguk lesu, melemahkan badan ku, aku, benar benar hancur.
“Ini hanya salah paham, selina”
“Setelah melakukan nya kau masih katakan itu, minho!!..”
“Maafkan aku, selina”
“Jangan pernah tunjukan muka mu depanku, minho, aku sungguh membencimu”
aku langsung pergi, dari rumah itu, berlari tanpa arah, dengan tangisan, tetesan air mata yang membasahi wajah ku, aku benar benar tidak leluasa saat ini, aku hancur, hati ku hancur, mengapa, mengapa dia harus hadir di hidup ku dengan menikahi ku, mengapa ia tak membiarkan daniel yang menikahi ku, mengapa harus dia, mengapa.
—----
“Apa yang aku lakukan, aku membiarkan nya pergi begitu saja”
“Apa tuan mencintai nya?”
“Aku tidak punya rasa, tapi aku sudah menikahi nya”
“Tenang saja tuan, ia juga akan paham, itu hanya pernikahan darurat untuk menyelamatkan nya”
“Apa yang kau katakan brengsek”
“Maafkan aku tuan”
Pikira ku kacau, selina yanng sudah pergi meninggalkan ku, aku mengkawatirkan nya, aku harus mencari nya, ia masih belum aman untuk saat ini.
Saat mengelilingi kota, aku menemukan sebuah taksi yang terdapat selina di dalam nya.
“Hentikan taksi itu” perintah ku pada anak buah ku.
“Apa yang terjadi, kenapa kau berhenti tiba tiba” ucap selina pada sopir taksi.
“Maaf nona, ada yang berdiri di depan”
Pintu taksi taksi terbuka
“Keluar!!”
“Minho, apa yang kau lakukan”
“Keluar, selina”
“Pergi, pergi!!”
“Keluar, atau ku bunuh sopir taksi itu” ucap ku sambil menatap nya dengan tajam, dan melirik sopir taksi yang sedang ketakutan itu.
Aku membawa selina kembali kerumah, mengunci nya di dalam kamar, agar ia tidak kabur lagi.
“Minho, lepaskan aku, keluarkan aku dari sini, aku mohon..!!!”
“Kamu adalah istriku, maka kamu adalah tanggung jawab ku sekarang, selin!!”
“Tidak, minho, aku tidak sudi untuk hal itu, lepaskan aku, lepaskan!!!...
