Mengkisahkan Seorang wanita yang akan menikah dengan seorang duda karena Faktor Ekonomi yang membuat ia menerima di nikahi dengan Seorang Pria yang meminta nya untuk melahirkan Seorang putra untuk nya.
Laki-laki duda yang selalu bersikap dingin pada nya. meski tak ingin menikah dan menjadi mesin anak untuk pria seperti itu, Wanita itu tetap mau di nikahi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20 - Keributan Pagi
Saat Mentari baru saja menampakkan diri nya, Suara bentakan Jasson terdengar, hal itu reflek membuat Alyssa terbangun. kedua mata nya terbelalak karena terkejut, mencoba untuk mengumpulkan nyawa nya untuk memahami apa yang terjadi.
"Alyssa."
"Ada apa?." tanya Alyssa bingung.
"Kenapa barang-barang mu kau letakkan seperti ini?, kau merusak pemandangan pagi ku." Bentak Jasson.
"Maaf, Aku tidak tahu harus menaruh dimana." jawab Alyssa.
"Apa kau tidak lihat lemari sebesar ini, Kau bisa menaruh nya di dalam, Apa harus aku yang menaruh nya ke dalam" ucap Jasson. tatapan nya kesal menatap Alyssa.
Keributan pagi itu rupa nya terdengar oleh nyonya Anas yang kebetulan ingin melihat Anak dan Menantu nya tidur bersama. namun saat sampai di depan pintu, malah mendengar suara teriakkan putra nya.
"Ada apa Jasson?." Tanya Nyonya Anas membuka pintu kamar yang tidak terkunci.
"Lihat yang wanita ini lakukan." Ucap Jasson dan berjalan pergi begitu saja.
Nyonya Anas melihat pakaian Alyssa yang berada di atas koper dan handuk basah yang ia gunakan ada di sana, Nyonya Anas mengelengkan kepala nya melihat hal itu.
Alyssa berdiri di samping tempat tidur, menunduk wajah nya tanpa berani menatap nyonya Anas, ia tak menyangka hal sepele ini bisa membuat keributan sepagi ini.
"Alyssa, kamu bisa menaruh barang-barang kamu di dalam lemari, handuk Kamu, kamu letakkan disini."Ucap Nyonya Anas.
"Maafkan saya Nyonya, saya membuat kekacauan sepagi ini."Ucap Alyssa merasa tidak enak.
"Kenapa masih Panghil Nyonya, kamu bisa memanggil saya Mama." Ucap Nyonya Anas
"Em,,, Iya Ma."
"Sekarang susun lah barang-barang kamu, setelah ini semua akan di urus oleh pembantu, kamu taruh lebih duluan barang-barang mu, mereka akan mengikuti." Ucap Nyonya Anas. Alyssa tersenyum tipis dan mengangguk.
Nyonya Anas melihat Alyssa, ia ingin bertanya apa mereka sudah tidur bersama, namun melihat Alyssa dan sikap Jasson pagi ini, Nyonya Anas sudah bisa menebak jawaban nya.
Ia lalu berlalu pergi dari kamar Alyssa setelah itu. Alyssa menutup kedua mata nya, Membuang nafas berat yang terasa menyesakkan dada nya.
Sementara Jasson masuk ke kamar lain nya dengan kesal pada Alyssa, sebenarnya ia tidak begitu peduli dengan apa yang Alyssa lakukan, namun kekesalan mencuat saat ia terbangun dan melihat tangan nya sedang memeluk wanita itu.
Nyonya Anas menghampiri Jasson. "Kamu harus belajar untuk bersikap baik pada Alyssa jasson, Bagaimana pun dia yang akan menjadi Ibu dari anak-anak mu, dia yang akan melahirkan pewaris Untuk keluarga kita. kalau kau bersikap seperti itu pada nya, bagaimana kalian mau tidur bersama."Ucap Nyonya Anas saat masuk ke dalam kamar putra nya.
Seperi biasa, Jasson tak menjawab Omelan ibu nya, ia tahu ini lah keinginan ibu nya, memiliki pewaris Untuk Graham Group.
"Kamu dengar kan Jasson?." Tanya Nyonya Anas.
"Iya Ma."
••••
Di meja makan.
Alyssa sudah duduk bersama kedua mertua nya, Tuan Albert mencoba untuk mengajak Alyssa bicara agar Alyssa tidak begitu canggung.
Jasson lalu datang bergabung. Nyonya Anas yang melihat pun menghentikan Jasson untuk duduk.
"Imah, Ambilkan Dasi Jasson." Ucap Nyonya Anas.
"Kamu itu, selalu saja melupakan dasi mu. pakaian lah biar terlihat lebih rapi."Ucap Nyonya Anas.
Jasson di buat tampak seperti anak kecil yang terus saja di perhatikan oleh Nyonya Anas. Dan Alyssa bisa melihat betapa sayang nya Nyonya Anas pada Jasson.
"Alyssa." Panggil Nyonya Anas.
"Iya Ma."
"Pakaian kan dasi untuk Jasson, kamu bisa kan??" Ucap Nyonya Anas.
"Aku bisa sendiri."Jasson menolak.
"Jangan!, Mama mau Alyssa yang memasangkan dasi nya, biarkan dia lakukan tugas nya sebagai seorang istri Jasson, betul kan Pa." Pak Albert mengangguk setuju. ia tahu istri nya sedang berusaha mendekatkan Alyssa dan Jasson.
Alyssa bangun dari duduk nya, dengan ragu ia mengalungkan dasi itu, Jasson menatap nya dengan tajam, Alyssa tak berani menatap nya, mata nya hanya tertuju pada dasi yang ia pasangkan, tanpa berani melihat mata pria itu.