NovelToon NovelToon
Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Wanita Karir / Kaya Raya / Penyesalan Suami
Popularitas:205k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kaisar Biru Perak

Hubungan manis antara Nisa dan Arman hancur akibat sebuah kesalahpahaman semata. Arman menuduh Nisa mewarisi sifat ibunya yang berprofesi sebagai pelacur.

Puncaknya setelah Nisa mengalami kecelakaan dan kehilangan calon buah hati mereka. Demi cintanya untuk Arman, Nisa rela dimadu. Sayangnya Arman menginginkan sebuah perceraian.

Sanggupkah Nisa hidup tanpa Arman? Lantas, berhasilkah Abiyyu mengejar cinta Nisa yang namanya selalu ia sebut dalam setiap doanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaisar Biru Perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Jadi, Ibunya adalah?

"Dia temanku." Abiyyu menoleh dan meminta ijin, "Bolehkah aku mengangkatnya?"

"Tentu saja!" jawab Nisa.

Abiyyu pun mengangkat telepon itu. Tentunya tanpa memberi tahu Nisa bahwa orang itu adalah Arman.

Sementara Abiyyu menerima panggilan itu, Nisa menoleh. Melihat hamparan ilalang yang menghias kiri dan kanan jalan.

Jika dilihat secara sekilas, wanita itu terlihat diam tak bergerak. Tapi, jika diperhatikan lebih cermat, salah satu ujung bibirnya sempat terangkat ke atas.

Tampaknya, wanita itu tersenyum. Bersyukur karena bisa bertahan sampai sejauh ini.

Perlahan tapi pasti, senyumnya merekah. Hampir satu tahun setelah perceraiannya dengan Arman. Setelah dirasa-rasa ... ternyata hatinya sudah tidak merasakan sakit lagi. Bahkan saat Abiyyu membicarakan Arman dan Sandra sekalipun. Bukankah itu sangat luar biasa?

"Apa yang terjadi?" Nisa tersenyum lebar. "Jadi, aku sudah move on?" gumamnya dalam hati.

Tentu saja dia senang karena berhasil move on. Tapi, di saat yang bersamaan, dia merasa sedih. Menyesal karena gagal menjaga Ali dan melahirkannya ke dunia.

Seumur hidup, Nisa yakin dirinya akan terus menyesal atas kepergian malaikat kecilnya itu.

"Al?" Nisa menyentuh kaca mobil dengan jari-jarinya. "Mama rindu!" batin Nisa sembari memandang ke langit luas.

Sementara itu, di samping Nisa ...

"Apa kamu bodoh?" Abiyyu menunjukkan ekspresi kesal. Urat lehernya bahkan terlihat menonjol keluar. "Berapa kali aku harus mengatakannya? Aku sedang tidak ada di rumah, bagaimana caraku menemanimu ngopi?"

Entah apa yang di bicarakan Arman. Yang jelas, dahi Abiyyu sampai mengkerut saking frustasinya.

"Cukup! Jangan bicara lagi!" Abiyyu terlihat kesal. "Mulai sekarang aku membencimu. Jadi jangan mengajakku ngopi meskipun kamu yang membayar tagihannya."

Abiyyu pun menutup teleponnya. Menghela nafas super panjang agar dirinya tenang. Sesekali, jari-jarinya mengetuk-ngetuk kemudi.

Entah apa yang sedang dia pikirkan. Tapi, beberapa detik kemudian, dia mengambil ponselnya untuk menghubungi Arman.

"Dengar, aku tidak akan datang." Abiyyu sempat melirik Nisa, lalu kembali bicara. "Mulai sekarang jangan menghubungiku lagi. Aku tidak akan menemuimu seumur hidup karena kamu sangat menyebalkan!"

KLIK

Abiyyu tidak hanya menutup panggilannya, dia bahkan mematikan ponselnya agar Arman tidak menghubunginya lagi.

Dengan begitu, Abiyyu bisa mengemudi dengan tenang dan mengantar Nisa dengan selamat.

Yah, begitulah rencananya.

Abiyyu ingin menghabiskan sisa akhir pekannya dengan rebahan. Akan tetapi, jam dan alamat cafe yang Arman sebutkan tadi terus terngiang di pikirannya.

"Ya Tuhan!" Abiyyu memeluk gulingnya lebih erat. Lalu meniup wajahnya sendiri hingga rambut di keningnya terangkat ke atas. "Aku tidak ingin menemuinya, tapi ... aku sangat penasaran. Mungkinkah dia ingin membicarakan sesuatu yang penting?"

Setelah menimbang sejenak, pria itu pun bangkit dari ranjang. Mengganti pakaiannya dan pergi menemui Arman saat itu juga.

Dan, di sinilah Abiyyu sekarang. Duduk manis di depan Arman yang sudah memesan dua gelas kopi. Kopi itu bahkan di pesan saat Abiyyu belum datang.

"Bukankah aku sudah bilang?" Abiyyu melipat kedua tangannya. Mengajak Arman bicara tanpa melihat wajahnya. "Aku tidak akan datang, kenapa kamu memesan kopi untukku?"

"Jangan khawatir. Aku bisa menghabiskan dua gelas sekaligus." Sama seperti Abiyyu, pria itu memilih melihat ke arah yang lain daripada melihat wajah Abiyyu.

Tapi, tingkah Abiyyu yang tak seperti biasanya mematahkan semua itu. Akhirnya, dengan kesadaran penuh dia pun menoleh.

"Bukankah kamu bilang tidak akan datang?" Satu alisnya terangkat ke atas. Menatap Abiyyu dengan tatapan heran. "Lalu, apa yang kamu lakukan di sini?"

"Aku?" Canggung, Abiyyu menggaruk tengkuknya. Gengsi rasanya jika harus mengaku.

Karena itulah, Abiyyu memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Arman. Pria itu bahkan meminum kopi yang tersaji di hadapannya tanpa rasa malu.

"Ada apa denganmu?" Kelakuan Abiyyu yang kekanak-kanakkan tentu membuat Arman bingung. "Inikah perilaku orang yang baru pulang liburan?"

"Berhenti mengoceh!" Abiyyu meletakkan gelasnya. "Kenapa mendadak mengajakku ngopi?"

Meskipun belum mengenal terlalu lama, tapi mereka sudah cukup akrab. Hanya dengan melihat wajah Arman sekilas saja, Abiyyu langsung tahu kalau pria itu sedang memiliki masalah.

"Ibu dan istriku!" Arman mulai angkat bicara. "Kenapa mereka tidak pernah bisa akur?"

"Lagi?" Salah satu alis Abiyyu terangkat ke atas. "Bukannya kamu bilang ibumu sangat perhatian pada istrimu yang baru?"

"Iya, tapi ... " Arman menggantung kalimatnya. Ragu, antara bercerita atau tidak.

"Jangan-jangan ... " Abiyyu mulai menebak. "Istrimu yang bermasalah?"

Maklum, ini bukanlah kali pertama Arman membicarakan masalah keluarga. Bahkan jauh sebelum Abiyyu menemukan Nisa, dia sudah tahu kalau Widuri memperlakukan menantunya dengan sangat baik.

Sangat berbanding terbalik dengan caranya memperlakukan menantunya yang dulu. Hanya saja, saat itu Abiyyu tidak tahu kalau menantunya yang dulu adalah Nisa.

"Menurutmu, apa yang harus kulakukan?" Arman menatap Abiyyu dengan tatapan serius. "Apa yang harus kulakukan agar mereka akur?"

Mendapat pertanyaan seperti itu, Abiyyu tersenyum sinis. Dia pun memperbaiki cara duduknya dan mengumpat, "Dasar idiot. Bisa-bisanya kamu meminta saran dari pria lajang sepertiku?"

"Benar juga," kata Arman.

Arman pun tertawa. Karena Abiyyu pun tak memiliki jalan keluar, dia pun meminum kopinya hingga tersisa setengah.

Sementara itu, Abiyyu sempat melirik sebentar. Sebelum memberanikan diri untuk mengulik masa lalu Arman. "Itu ... bolehkah aku bertanya?"

"Tentu!" Arman mengangguk. "Tanyakan saja!"

"Apa alasanmu menceraikan mantan istrimu?" tanya Abiyyu.

"Kamu mau mendengarnya?" tanya Arman.

Melihat Abiyyu mengangguk, Arman pun tak ragu menceritakannya dari awal. Di sisi lain, Abiyyu tampak serius mendengarkan cerita itu.

Menariknya, ada satu informasi yang Abiyyu dapatkan di akhir cerita itu. Tepatnya saat dirinya mengomentari keputusan Arman yang dia anggap keterlaluan.

"Tapi ... Bukankah itu sangat berlebihan?" Abiyyu menghela nafas panjang dan membuangnya perlahan. "Tidak hanya menuduh istrimu selingkuh, kamu bahkan menuduhnya memiliki profesi lain sebagai wanita malam. Apa kamu percaya istrimu melakukan hal semacam itu?"

"Awalnya aku tidak ingin percaya." Arman menjawab dengan suara datar. "Tapi ... dia lahir dari rahim seorang pelacur dan aku melihatnya keluar dari kamar pria lain. Meskipun sedikit, bukankah ada kemungkinan bahwa dia mewarisi profesi ibunya?"

"Apa?" Abiyyu memelotot. Kali ini ekspresinya terlihat semakin serius. "Maksudmu, ibunya adalah seorang ... Pelacur?"

"Begitulah!" Arman mengangguk, lalu mengambil sebatang rokok dan membakarnya.

Sementara itu, tiba-tiba Abiyyu berdiri. "Maaf, aku baru ingat kalau ada urusan yang belum aku selesaikan. Lain kali aku yang akan mentraktirmu kopi!"

Abiyyu pun bergegas pergi tanpa menunggu jawaban Arman. Menyalakan mobil dan mengemudi dengan kecepatan tinggi. Dan ... Tujuannya kali ini adalah rumah Nisa.

Abiyyu tidak ingat berapa kecepatan mobilnya tadi. Tapi yang jelas, kurang dari sepuluh menit saja dia sudah berdiri di hadapan Nisa sekarang.

"Kamu lagi?" Dahi Nisa mengkerut melihat siapa yang datang. Dia pun melirik jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

"Apa yang kamu lakukan?" Nisa sempat memicingkan mata, lalu meralat ucapannya. "Maksudku, kenapa kamu datang ke rumahku selarut ini?"

"Karena ... " Abiyyu menggantung kalimatnya. Lalu melihat sekitar tempat tinggal Nisa yang sudah sepi. "Aku merindukanmu."

"Apa?" Nisa tertawa ringan. "Kita baru berpisah siang tadi, apa kamu lupa?" Uniknya, bukan jawaban yang Nisa terima, melainkan sebuah pelukan hangat dari Abiyyu.

Pria itu mengulurkan tangannya yang kekar. Memegang tangan Nisa erat-erat sebelum merengkuh tubuhnya yang kecil ke pelukannya.

"Tolong jangan berteriak!" Abiyyu memejamkan matanya. Menghirup aroma tubuh Nisa yang membuatnya merasa sangat nyaman. "Aku hanya ingin memelukmu, sebentar saja!"

***

1
Jio
Luar biasa
Rina Rina
makan tu cinta plakor
retiijmg retiijmg
lanjut kak...
Merica Bubuk
🤭🤭🤭
sweetpurple
Luar biasa
Lusia Tanti
abiyu..... bikin aku gemeeees saja
ada ada saja kamu tuuuuuuuu
Lusia Tanti
kasihan si Arman.... jadi calon om yang pengertian dan siap siaga ☺☺
Lusia Tanti
aduuuuh.... aku jadikan sama abiyu... tapi aku juga pingin ketawa keras keras 🤣🤣🤣🤣
Lusia Tanti
bikin ketawa ngakak
pak darmawan bikin aku pingin cubit kamu lho pak
Bojone pak Lee
😂
Bojone pak Lee
😂🤣😂🤣
Bojone pak Lee
kami para readers berharap kamu jadi suami Nissa😊
Achmad Yuli
sudah berbab bab..tp kok gg ada crita kehidupan sarah istrinya armand
Aurora
Luar biasa
Ila Lee
Alhamdulillah Abi dan Nisa
@train
alasan saja si abi ini/Facepalm//Facepalm/
Nur Fatihah
seru
Yuli Purwati
lanjut
Ila Lee
Abi ada anak kamu tu jgn keras2 Dong
Welas Trianingsih
😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!