Cinta Akan Membawamu Kembali..

Selama 7 hari Bryan dipaksa untuk mengikuti petualangan yang sangat tiba-tiba. Setiap saat dia bersumpah membalas Eva untuk setiap kedinginannya, setiap kesakitan pada ototnya dan setiap suap daging anjing laut yang dimakan. Bukannya dia tidak menyukai teman-teman barunya. Tapi bagi pemula yang tiba-tiba ikut ekspedisi tanpa persiapan, itu suatu yang keterlaluan.

Beberapa kali sambungan teleponnya ke Bella terputus. Ketika kesal, Eric, Sven dan Ove memberikan dukungan "Sudahlah, istri cantikmu itu juga sedang bersenang-senang dengan Aldrich."

"Siapa Aldrich?" Bryan berjengit tiba-tiba.

"Dia anak buah Arild. Orangnya kecil tapi dia sangat pintar. Para turis banyak yang menyukai dia."

"Ove, bukankah itu membuatnya menjadi lebih tidak tenang?" ujar Eric yang menyadari perubahan wajah Bryan.

"Eum.. Maksudku, biar teman kita ini tenang, istrinya berada di tangan yang tepat. jangan terlalu cemas.. "

"Masih tampan kamu, Bry tenang saja!" Ove jadi salah tingkah. Habis mau bagaimana lagi? Dia tidak begitu mengenal wanita karena hobinya melakukan petualangan ekstrim.

Hah! Tenang? Kekasih Istrinya, si Rangga serangga, itu berbadan kecil juga. Dan istrinya tergila-gila! SIAL!! teriak Bryan di pikirannya. Dan sialnya lagi, kenapa aku peduli dengan dia?? Apakah memang benar kata Ove, jika sesudah ini dia akan merasakan S*x terbaik bersama istri SAHnya itu? Bagaimana dengan si anggun Bella??

"Habiskan makananmu Bry, kita akan berpetualang di gua yang membeku sebentar lagi! Dengarkan aku, kawan.. Ini adalah bagian yang Erick suka. Kau pasti juga menyukainya!"

Sementara Eva dengan bahagia tour keliling Longyearbyen. Mengunjungi situs bersejarah Svalbard seperti Pyramiden dan Longyearbyen untuk mengungkap masa lalu pertambangan di kepulauan Svalbard.

Setelahnya dia mengunjungi galeri seni dan toko oleh-oleh terkemuka.

Tidak bosan-bosannya dia terpukau melihatnya.. Dia juga melakukan telepon dengan Rangga dengan lancar.

"Sayang, nanti aku dibelikan oleh-oleh yang bagus dong.. Pokoknya, yang mahal ya.. Jangan lupa, Astrid juga mau!"

"OK, kamu mau yang apa?"

"Apapun. Yang penting bagus untukku."

"OK..."

Eva kemudian dihujani kata-kata rayuan yang membuatnya tersenyum-senyum sepanjang jalan. Rangga memang perayu ulung. Sementara suaminya terlalu tidak menghargai wanita.

"Nyonya dari tadi tersenyum. Apakah suamimu sudah bisa kau hubungi?"

"Ah, ini hanya teman.. "

"Oh.. " Aldrich memang tidak terlalu suka mencampuri urusan orang lain. "Nyonya, aku ada pesan dari rumah. Apakah kamu mau untuk singgah sebentar. Tenang saja ada nenekku, Ida. Adikku juga ada."

"Boleh.. "

Rumah Aldrich begitu hangat dan nyaman. Nenek Ida sedang terlihat merajut sesuatu di atas kursi goyangnya.

"Nenek, perkenalkan, ini Nyonya Eva. istri Tuan Bryan Leonard. Tuan Leonard itu yang pernah berkunjung kesini."

"Selamat datang di rumah sederhana kami, Nyonya. Senang bertemu dengan anda.." Nenek Ida tersenyum manis.

Aldrich masuk ke kamar setelah itu keluar lagi.

"Mana Tuan Bryan Leonard?" tanya Nenek Ida pada Eva di depannya.

"Suami saya sedang ekspedisi, Nek. "

"Hmm.. cincin kamu bagus. mengingatkanku pada temanku." Nenek Ida

"Pemberian almarhumah nenek saya.. "

"Aku punya cincin dengan batu yang sejenis itu. Tapi sudah lama tidak kugunakan.

"Eummm.. sedikit nasihat untukmu, janganlah kalian mempermainkan pernikahan Nak. Pernikahan itu sakral. Jangan menodainya dengan memasukkan orang ketiga. Siapapun itu!"

Eva merasa jengah dengan omongan perempuan tua itu di depannya! Siapa yang ingin bermain? Aku hanya memperjuangkan cinta sejatiku saja!

Tiba-tiba Aldrich mengecup pipi neneknya. "Aku pergi dulu, Nenek sayang... "

"Jaga dia baik-baik..!

"Eva pamit dan terimakasih atas nasehatnya Nek.. "

"Ingat-ingatlah itu Nak.. Jangan sampai nanti diulang kembali. kalian yang rugi sendiri