Honey merasa jengah dengan kehidupannya yang maha sempurna. Ditengah rasa jengah yang melanda, ia mempunyai ide gila; mengajak teman daringnya bertukar posisi. Teman daringnya merupakan anak dari penyelam handal di Barcelona.
Ia pikir setelah bertukar tempat dengan temannya, kehidupannya akan berubah menyenangkan, nyatanya salah. Ia harus menghadapi berbagai masalah, termasuk masalah hatinya yang terpaut pada ayah teman daringnya.
Follow IG Author @ThalindaLena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. James menyebalkan!
Honey menarik tengkuk James, kemudian memajukan wajahnya, ingin mencium James, namun pria tersebut segera mendorongnya.
"Seharusnya kau sudah tahu sejak awal jika aku hanya memanfaatkanmu!" ucap James tanpa basa-basi, bahkan ia berhasil membuat hati Honey terluka.
"Ha ha!" Honey tertawa sinis seraya mendongak ke atas. Hatinya sangat sakit mendengar ucapan James, kemudian ia kembali memusatkan pandangannya pada pria matang yang ada dihadapannya ini. "Tidak kusangka kalau kau adalah pria murahan!" umpat Honey dengan nada dingin dan datar.
James menatap Honey dengan tenang. Sama sekali tidak terprovokasi dengan umpatan yang dilontarkan oleh gadis tersebut.
Melihat sikap James yang begitu tenang, membuat Honey semakin kesal dan membenci pria tersebut. Nafas Honey memburu, kedua manik birunya menatap tajam James menandakan kalau dirinya saat ini sangat emosi.
"Sudah bicaranya?" tanya James, seolah meledek Honey. "Kenapa kau mendadak diam? Ayo! Keluarkan lagi umpatanmu!" desak James dengan tatapan sinis. Kemudian berlalu dari sana, memasuki rumah, meninggalkan Honey tanpa merasa bersalah sama sekali.
Kedua tangan Honey mengepal kuat, ia bersumpah akan membuat James menyesal seumur hidupnya karena sudah mempermainkan dan memanfaatkannya.
"Bahkan dia tidak pantas disebut laki-laki. Dasar James sialan!!" umpat Honey, sambil melangkah masuk ke rumah, menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
.
.
.
Malam hari telah tiba. Di depan rumah James sangat ramai Tim yang sedang merayakan keberhasilan Honey. Pesta barbeque telah di mulai. Masing-masing orang memegang gelas bir lalu mereka bersulang bersama, sambil berseru, "Untuk kemenangan Honey!!"
Honey tersipu malu sambil meninum bir nya sedikit demi sedikit seraya memperhatikan semua Tim yang tampak bahagia dan bersemangat. Lalu dia segera melengos ketika tatapannya bertabrakan dengan manik abu milik James.
"Gail, aku akan membantumu!" Honey segera mengalihkan perhatiannya, lalu berdiri menghampiri Gail yang tengah sibuk memanggang daging sendirian.
"Tidak, Honey! Nanti kau bau asap. Lagi pula ini adalah pestamu, jadi kau tidak boleh ke sini." Gail menolak bantuan Honey.
"Hei, tapi kau kelihatan repot sejak tadi," ucap Honey sembari memperhatikan Gail yang sedang membolak balikkan daging di atas pemanggang.
"Aku bisa mengatasinya. Aku sudah terbiasa melakukan ini karena ..."
"Karena kau anggota Tim termuda jadi mereka bisa memperlakukanmu seenak jidatnya?!" potong Honey dengan nada sangat kesal.
Gail hanya tersenyum kecut menanggapinya, tak berselang lama ia berkata, "tapi mereka sangat baik padaku. Mereka sudah seperti keluargaku sendiri."
Honey menghela nafas panjang sembari mengambil alih pencapit dari tangan Gail. "Duduk dan bergabung dengan yang lain. Kau juga harus menikmati pestanya, Gail," titah Honey dengan nada tegas, dan tidak mau mendengar penolakan dari Gail. "Jangan khawatir, aku akan memanggang semua daging ini, percayakan kepadaku," lanjut Honey, meyakinkan Gail yang tampak ragu padanya.
Gail langsung bergabung dengan yang lain setelah mengucapkan terima kasih pada Honey.
"Gail, kenapa kau biarkan Honey memanggang dagingnya sendirian?!" Rob memarahi Gail yang baru saja duduk di antara mereka.
"Rob! Aku yang menyuruhnya, jadi jangan memarahi pemuda malang itu!" seru Honey.
"Honey, tapi ini pestamu," sahut yang lainnya.
"Aku tidak peduli!" Honey menjeda ucapannya, kemudian kembali melanjutkan, "Apa ini yang di sebut Tim?!" Kata-Kata Honey berhasil membungkam mereka semua.
James beranjak berdiri lalu mendekati Honey, niatnya ingin membantu gadis itu, namun langkahnya harus terhenti.
"Diam di tempatmu, dan menjauh dariku, sialan!" Maki Honey sambil menunjuk James dengan pencapit yang ia pegang di tangan kanan.
Rob dan yang lain saling pandang, saat melihat Honey memaki James. Baru kali ini ia melihat seorang James di maki oleh seorang gadis, karena biasanya pria berusia 40 tahun itu di puja dan dipuji hampir semua wanita.
.
.
Cie ... yang nungguin kiss ... kiss muach-nya James Honey. Eh, nggak tahunya di PHPin author🤣