EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Hari ulang tahunnya dan juga saudari kembarnya yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka, justru berakhir duka. Berliana mengalami kecelakaan. Dan sebelum meninggal dunia, Berliana memberikan wasiat agar sang suami, Dion Ananta, menikahi kembarannya yakni Binar. Demi kedua buah hati mereka yang belum genap berumur satu tahun yakni Devina dan Disya.
Binar Mentari Mahendra terpaksa menikah dengan kakak iparnya demi kedua keponakannya yang sangat membutuhkan figur seorang ibu. Pernikahan yang membawa nestapa baginya karena hanya dianggap sebatas istri bayangan oleh suaminya.
Padahal di luar sana ada lelaki yang begitu mencintai Binar walaupun usianya lebih muda dua tahun darinya yakni Langit Gemintang Laksono. Satu-satunya orang yang mengetahui rahasia penyakit Binar.
Simak kisah mereka yang penuh intrik di dalamnya💋
Update Chapter : Setiap hari.
🍁Merupakan bagian dari Novel Bening☘️ONE YEAR
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Gelayut Mendung
Untuk mendukung feel dalam membaca part chapter ini, Othor sarankan sembari memutar lagu berjudul " Kehilangan " (OST. HEART)
by Christina💋
Selamat Membaca.
🍁🍁🍁
"Operasi Binar sudah selesai belum ya? Tumben belum ke sini. Padahal ini sudah lewat satu jam dari jadwal estimasi operasi," batin Dokter Meta yang tengah duduk di dalam ruangannya dengan cemas menunggu kehadiran Binar sambil melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul satu dini hari.
"Coba aku tengok saja ke sana. Mungkin ada problem atau hal lainnya," gumam Dokter Meta seraya beranjak berdiri dari duduknya. Tiba-tiba...
BRAKK !!
Pintu ruangannya didorong secara kasar oleh salah seorang perawat yang biasa mendampinginya saat memeriksa para pasiennya.
"Maaf, Dok. Gawat !" pekik suster tersebut dengan napas ngos-ngosan.
"Ada apa, Sus?" tanya Dokter Meta yang mendadak terkejut.
Sang suster pun mengatur napasnya sejenak.
"Dokter Binar pingsan di lorong sepi. Saat saya mau ke ruangan dokter mengantarkan dokumen, saya menemukan Dokter Binar sudah tergeletak di lantai. Sekarang sedang ada di ruang VK sama dokter jaga di sana. Sepertinya_" ucapan sang suster pun terpotong.
"Sepertinya kenapa, Sus?" tanya Dokter Meta yang tanpa sengaja memotong pembicaraan karena dirinya sudah cemas tak karuan akan kondisi Binar.
"Dokter Binar sepertinya sedang hamil, Dok. Tapi saya belum tahu kondisi janinnya bagaimana. Karena tadi saya langsung panik. Saya sudah menghubungi dokter jaga dan suster di ruang VK terus langsung segera ke sini memberitahu dokter. Waktu saya menemukan, wajah Dokter Binar sangat pucat dan banyak darah mengalir dari sela-sela kakinya," jawab suster tersebut menjelaskan.
"APA !!" teriak Dokter Meta.
Keduanya pun langsung bergegas menuju ruang VK. Kepanikan seketika melanda di benak Dokter Meta. Sebab beberapa waktu lalu, dirinya sempat pergi ke luar negeri untuk urusan dinas dan baru kembali satu minggu yang lalu.
Walaupun begitu dirinya dan Binar selalu berkomunikasi cukup intens. Dan Binar tak mengeluh apa pun mengenai penyakitnya. Binar juga mengaku padanya tetap rutin meminum obat yang ia resepkan.
Akan tetapi dalam kondisi hamil, seharusnya Binar berkonsultasi dahulu padanya lebih lanjut. Karena obat yang biasa ia minum, cukup keras. Jika dalam kondisi hamil maka alternatifnya harus dikurangi dosisnya atau menggunakan metode lain agar penyembuhan penyakitnya tak mengganggu kehamilannya.
Namun Binar tak cerita apa pun padanya tentang kehamilannya. Dokter Meta berkesimpulan, Binar sendiri sepertinya tak menyadari bahwa sedang mengandung.
☘️☘️
Pagi hari.
Denting jam dinding menunjukkan pukul sembilan pagi. Di sebuah kamar VIP rumah sakit yang berada di lantai lima, Binar tengah menatap jendela kaca kamarnya.
Sejak pagi langit kota Bandung yang biasanya cerah dan terlihat cahaya matahari, tampak berbeda hari ini. Gelayut mendung gelap datang sejak pagi. Dan rintik air hujan pun turun membasahi tanah tanpa diminta.
Awalnya hanya gerimis. Namun semakin lama semakin deras. Seakan semesta tengah ikut bersedih seperti dirinya kini. Meratapi sebuah kehilangan atas sesuatu yang sangat berharga baginya.
Cinta datang padanya untuk sebuah nama yakni Dion Ananta, kakak ipar yang berubah status menjadi suaminya, tanpa ia minta. Kini Sang Pemilik Kehidupan menghadirkan janin yang bersemayam di rahimnya pun tanpa ia minta.
Tangan mungilnya tengah mengelus perutnya yang awalnya berisi calon buah hatinya, namun sekarang sudah kosong. Tanpa ia sadari sebelumnya bahwa ternyata dirinya sudah berbadan dua.
Takdir. Ya, semua itu rangkaian takdir tanpa ia minta. Namun hadir dalam hidupnya.
Sedih. Tentu saja ia sedih kehilangan calon buah hatinya.
"Maafkan Mami, Nak. Mami bukan ibu yang baik sampai tidak menyadari kehadiranmu. Kamu pergi pasti kecewa dan marah sama Mami. Hiks...hiks... hiks..."
"Mami belum sempat menyapamu, sayang. Kenapa kamu pergi secepat ini? Huhu..." tangis Binar semakin pecah seraya tangannya yang masih memakai selang infus tengah berada di atas perutnya.
Dirinya cukup syok saat terbangun harus menelan pil pahit bahwa ia harus kehilangan calon buah hatinya.
"Ya Tuhan, kenapa engkau tidak sekalian mengambil nyawaku? Kenapa hanya anakku yang pergi?" batin Binar menjerit pilu.
Air mata Binar Mentari Mahendra tak mampu dibendung lagi. Tumpah membasahi pipinya yang masih terlihat pucat. Punggungnya bergetar, terisak pilu menangisi kepergian buah hatinya.
Sedangkan dari celah pintu kamar perawatan Binar yang terbuka sedikit, seseorang yang tengah berdiri di luar, juga sangat bersedih melihatnya.
Bersambung....
🍁🍁🍁
*Ruang VK adalah unit layanan pada rumah sakit yang berfungsi sebagai ruang persalinan selama 24 jam.
BANTU LIKE💋