“Memangnya aku sudah gak laku?, aku bahkan belum pernah mencoba mendekati seorang gadis.” Gerutu Kevin. -Kevin Alexander Geraldy-
Beberapa hari setelah ia tiba di jakarta usai menyelesaikan pendidikan dokternya, ia mendapatkan kejutan dari papi dan mommy nya, bahwa papi Alexander menginginkan Kevin menikahi seorang gadis, dan yang paling membuat Kevin begitu emosi adalah, pernikahan ini adalah buntut dari sebuah surat wasiat yang di terima Alexander 15 tahun yang lalu.
“Aku juga tidak ingin menikah denganmu, aku menikah dengan mu karena aku tak ingin image baik yang sudah menempel padaku rusak begitu saja,” balas Gadisya dengan emosi yang tak kalah dahsyat nya. “Aku hanya yatim piatu yang kebetulan beruntung bisa mewujudkan impianku menjadi dokter, aku tak memiliki apa apa, bahkan silsilah keluarga yang bisa ku banggakan, jadi setidaknya aku harus mempertahankan nama baikku, karena itu adalah harga diriku, dan aku bangga. -Gadisya Kinanti-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12.
Pagi itu, sesuai rencana, Kevin mulai bekerja di rumah sakit, sebelum pergi ia berpesan pada Gadisya untuk bersiap, karena malam nanti sepulang dari rumah sakit mereka akan pindah ke apartemen.
Gadisya mengangguk, "Baiklah, aku akan bersiap, tapi … tolong katakan padaku barang apa saja yang ingin kau bawa, biar aku membereskan nya sekalian."
Kevin nampak berpikir sesaat, sebenarnya ia tak mau Gadisya menyentuh barang barangnya, tapi tak apalah, ini juga akan memudahkannya karena tak perlu menunggu lama untuk segera pindah.
Kevin pun berbalik menuju lemari dan Walk in closet, ia menunjuk barang barang apa saja yang ingin di bawa nya, kemeja, kaos, celana, celana santai, tak lupa aksesoris kesayangannya, Kevin memiliki beberapa jam tangan kesayangan yang berharga fantastis.
Gadisya mengangguk mendengar penjelasan Kevin, "baiklah akan ku siapkan semua."
"Jangan berpikir dengan membawamu pindah, aku sudah berubah pikiran, ingat perjanjian kita." Kevin mengingatkan tentang perjanjian mereka.
"Iya aku tahu, tidak usah khawatir, aku sudah membuat salinan lengkap nya di kepalaku, jadi kamu tak perlu repot mengulangnya." Jawab Gadisya pura pura menyetujui peringatan Kevin, karena sesungguhnya ia sudah tak ingin larut dalam perjanjian konyol di pernikahan mereka, ia ingin memperbaiki pernikahan mereka.
Sepasang pengantin baru itu pun turun menuju meja makan untuk sarapan, seharian kemarin, Stella sudah mengajak Gadisya berkeliling rumah, dan memperkenalkannya dengan para pekerja di rumah keluarga Geraldy, jadi pagi ini, Gadisya sudah lebih leluasa membantu para ART menyiapkan sarapan.
"Pagi mom, papi, dan kamu anak bawang." Sapa Kevin ketika turun untuk bergabung di meja makan.
Alex, Stella dan si bungsu Emira sudah menanti di meja makan, si bungsu keluarga Geraldy itu nampak bahagia karena kini ia memiliki saudara perempuan, ia bahkan sengaja mengambil tempat di sisi Gadisya.
Emira bersungut sungut, sejak lama ia protes karena selalu di panggil anak bawang, tapi kedua kakak nya seolah mengabaikan protesnya.
"Selamat pagi nak," Jawab Stella yang sudah rapi dengan setelan kerja nya, "abang, mommy ikut mobil abang yah, biar papi langsung ke sekolah mengantar Emira."
"Iya mom, tapi nanti Abang pulang cepat, karena sore atau malam nanti, kami akan pindah ke apartemen." Kevin menjelaskan.
"Oh benarkah, Kapan Abang membeli apartemen?" Papi Alex yang penasaran pun bertanya
"Semalam Andre datang, dia menghadiahkan pada kami satu unit Apartemen."
"Kakak ada di rumah? Kok belum turun?"
"Entah, mungkin masih tidur." Jawab Kevin cuek.
"Pagi mom, dad, dan kamu anak bawang." Sapa Andre.
Emira hanya menjulurkan lidah nya.
"Selamat pagi kakak ipar." Sapa Andre pada Gadisya.
"Pagi …" Gadisya membalas sapaan saudara kembar suaminya.
'Ternyata mereka benar benar mirip, nyaris tak ada perbedaan sedikitpun, pantas saja waktu kecil mereka sukses bertukar tempat', Gadisya membatin.
Tak lama Bima pun bergabung, Gadisya nampak terkejut melihat Bima berada di antara mereka.
"Selamat pagi Tuan Nyonya." Sapa Bima pada Alex dan Stella.
Bima tertegun, Gadisya pun sama, mereka saling tatap, "Disya, benar kan? Kamu Gadisya kan?"
"Apa kabar Bima." balas Gadisya.
"Kalian saling kenal," Tanya Papi Alex.
"Iya tuan, kami besar di panti asuhan yang sama, tapi selepas SMU, kami tak pernah lagi berkomunikasi."
Alex mengangguk, mereka pun kembali melanjutkan sarapan dengan tenang.
🌻🌻🌻
Usai makan malam,
Sesuai janjinya Kevin membawa Gadisya pindah ke apartemen mereka, sebuah apartemen kecil yang manis, dekorasinya minimalis, sungguh membuat Gadisya bahagia, karena tempat tinggal seperti inilah yang menjadi impiannya selama ini.
Begitu pintu utama terbuka, mereka disambut dengan ruang tamu kecil sudah ada TV, meja dan 2 buah kursi dari kayu, bahkan dapur kecil nya sudah ada beberapa peralatan masak yang siap digunakan, intinya semua pernak pernik di dalam apartemen itu bertema couple.
Kevin menggeram kesal, ternyata Andre benar benar menyiapkan apartemen yang di khususkan untuk pengantin baru, wajar saja, karena Andre tak mengetahui kisah sebenarnya di balik pernikahannya dengan Gadisya, dan apartemen kecil yang akan ia tempati sungguh jauh dari bayangan Kevin, jika begini ia akan semakin terjebak dengan Gadisya, lebih kesal lagi karena ternyata ruang TV sengaja di isi dengan 2 buah kursi kayu singel tanpa ada bantalan, 'bagaimana bisa di pakai tidur jika begini' gerutu Kevin, jika sudah begini, suka atau tidak Ia harus terus menerus sekamar dengan Gadisya.
Kevin semakin lemas manakala melihat satu satunya kamar yang ada di dalam apartemen tersebut, ukuran kamar nya tak terlalu besar, bahkan ukuran tempat tidurnya pun disesuaikan dengan kondisi kamar yang memang sudah mungil, untungnya ada kamar mandi di dalam sana.
Tapi Kevin tak ambil pusing, ia pun segera tidur, karena siang tadi ia begitu sibuk di rumah sakit, padahal ini hari pertamanya bekerja di sana. Seperti biasa ia mulai gelisah dan tak bisa memejamkan mata, karena ini adalah tempat yang baru baginya.
Gadisya yang sejak tadi mengamati Kevin nampak mulai penasaran.
"Ada apa?"
"Tak apa, aku mau tidur."
"Tidurlah, aku akan membereskan barang barang kita,"
"Tidak usah repot repot menghayati peran kita sebagai suami istri, toh disini hanya ada kita, kamu boleh berbuat sesukamu, Tapi kamu tidak berhak melarang apapun yang kulakukan."
"Iya iya, tenang saja, aku akan mengurus diriku sendiri, dan aku pun akan melakukan yang aku suka," balas Gadisya, sesungguhnya ucapan itu hanya di bibir, karena ia sama sekali tak berniat demikian.
Gadisya Lalu memindahkan baju baju nya kedalam lemari, tak perlu waktu lama, karena baju gadisya pun hanya sedikit, setelah selesai Gadsya mulai membereskan baju baju milik suaminya.
Beberapa saat kemudian ia pun membaringkan diri di sisi kosong tempat tidur mereka, sesaat di tatapnya wajah Kevin yang mulai tenang, nafasnya naik turun dengan teratur.
"Maaf kalau aku menyalahi janji yang telah kita buat, tapi ini satu satu nya caraku membalas budi baik kedua orang tuamu bang, mereka orang tua yang luar biasa bagiku,"
🌻🌻🌻
Keesokan pagi nya, berjalan seperti biasa, setelah selesai mandi, Gadisya membangunkan Kevin agar segera mandi dan bersiap ke rumah sakit.
Gadisya mulai kebingungan, tak ada apapun di lemari pendingin, jadi Gadisya juga kebingungan apa yang harus dilakukannya pagi ini.
Kevin sudah selesai mandi dan bersiap, ia sudah rapi dengan kemeja formal dan celana bahan, terlihat tampan dan wangi, tiba tiba dada Gadisya berdesir.
"Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Kevin ketus
"Nggak … oh iya, tak ada apapun di lemari pendingin, jadi aku tak bisa menyiapkan apapun untuk sarapanmu."
"Selama tinggal denganku, Tidak usah merepotkan dirimu, aku akan membeli makan diluar, makan pagi siang ataupun malam," Kevin kembali memberi batasan antara mereka.
"Baiklah kalau kamu gak mau." Jawab Gadisya.
"Oh iya, sudah ku bilang tak usah merapikan pakaian ku, kenapa masih kamu lakukan?" Kevin bertanya dengan nada jengkel.
"Maaf, semalam aku susah tidur, jadi sekalian saja aku bereskan baju bajumu.
Kevin mendekati Gadisya, kemudian berbisik "Jangan lakukan lagi, aku tak suka kamu menyentuh barang barangku." Hardik Kevin geram.
Gadisya mengangguk pelan, kuncup yang coba ia tumbuhkan, hari ini kembali layu.
🤭🤭