Kisah seorang pria yang terikat hutang dengan sistem karena di tolong oleh sistem ketika dia di khianati, di fitnah dan di bohongi sampai di bunuh di penjara untuk membalas dendam, sekarang dia berjuang untuk melunasi nya dengan membuat aplikasi yang melayani jasa balas dendam bagi pengguna nya, baik yang masih hidup atau sudah meninggal, bisakah dia melunasi hutang nya ? atau hutang nya semakin membengkak karena banyaknya "partner" di samping nya ?
*Mengandung kekerasan dan konten yang mengganggu, harap bijak dalam membaca dan maaf bocah tolong minggir.*
Genre : Fantasi, fiksi, drama, misteri, tragedy, supranatural, komedi, harem, horor.
Kalau berkenan mohon di baca dan tolong tinggalkan jejak ya, like dan comment, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Dito langsung mengalami ilusi terhebat yang pernah dia rasakan, mulai dari rasanya tenggelam di danau dan merasakan sesaknya di dalam air selagi dirinya masih berada di dalam mobil tanpa bisa keluar.
Kemudian merasakan malu sebagai bintang film porno yang di sorot oleh lampu panas, kamera dan tatapan pria mesum sebagai wanita, di perkosa berkali kali sebagai wanita yang pernah dia tipu dan terakhir di bunuh oleh korban korbannya yang lain dengan berbagai cara.
“Bunuh aku.....bunuh,” teriak Dito yang mentalnya sudah hancur.
“Dengan senang hati, silahkan Wendi, buka dadanya dan ambil hati nya,” ujar Rei.
“Siap Grim,” balas Febi.
Kedua tangan Febi langsung mengeluarkan kapak bermata satu dan “crak,” “kreeeek,” “aaaaaaaaah,” Febi menancapkan kedua tomahawk nya ke dada Dito kemudian memutarnya dan menariknya kesamping untuk membuka dada Dito dengan lebar.
Rei memasukkan tangannya dan “kresss,” dia mengambil hati Dito. Setelah menjahit kembali luka di dada Ditto, Rei menoleh kepada Irene yang langsung menjulurkan telapaknya ke arah Ditto, “soul drain,” ketika arwah Ditto hampir menyentuh tangannya,
“Hoeeek...menjijikkan sekali, hancurlah,”
“Pyasssh,” Irene menebas jiwa Dito menjadi terbelah dua menggunakan pedangnya, tubuh Dito yang sudah tidak bernyawa menjadi kurus kering seperti mumi dengan wajah terlihat ketakutan.
Setelah menelpon penadah dan mengirim pergi tubuh Dito agar di letakkan di rumah kontrakan kosong, Rei, Irene dan Febi mendekati Bianca yang berlutut dan diam saja walau air matanya bercucuran.
“Ayo kita kembali,” ajak Rei menjulurkan tangannya.
“Si..siapa kalian sebenarnya, tolong beritahu aku apa yang terjadi sebenarnya,” ujar Bianca.
Rei menceritakan semua nya kepada Bianca dan memperlihatkan tayangan apa yang terjadi pada ayahnya. Setelah itu, Bianca menangis tersedu sedu dan menyambut tangan Rei. “Bwuuung,” mereka menghilang dan muncul kembali di depan hantu Chandra yang berada di dalam kamar, dengan wujud asli mereka dan menutup hidung.
Bianca yang melihat jasad ayahnya tergantung di dalam kamar, berteriak dan menangis tersedu sedu sambil bersujud di depan jasad ayahnya. Rei mendekati hantu Chandra yang menangis dan ingin memeluk anaknya namun tidak bisa.
“Bagaimana ? apa anda puas ?” tanya Rei.
Chandra mengangguk sambil terus menatap anaknya yang bersujud di hadapan jasadnya sendiri,
“Biayanya 500 juta, karena anda tidak bisa membayar menggunakan uang cash, mau tidak mau anda harus membayar menggunakan jiwa anda.
Chandra menunduk, dia memeluk anaknya yang sedang bersujud dan menangis tersedu sedu kemudian dia menoleh dan berdiri di hadapan Rei,
“Baiklah, ambil saja jiwa ku, tapi aku minta tolong pada kalian, jagalah putri ku, hanya itu yang bisa ku katakan sebagai seorang ayah,” ujar Chandra.
Rei mengangguk kemudian dia menjulurkan tangannya ke arah hantu Chandra, “pyassh,” langsung saja hantu Chandra berpendar dan menjadi asap masuk ke dalam tangan Rei. Kemudian Rei mengepalkan tangannya dan melihatnya,
“Pembayaran sudah lunas,” ujar Rei.
“Papaaa,” teriak Bianca lirih.
******
Setelah Bianca tenang kembali dan memakai pakaian, mereka duduk di ruang tamu rumah tua milik Chandra.
“Terima kasih semuanya, tapi boleh tidak aku mengajukan satu permintaan,” ujar Bianca.
“Apa itu ?” tanya Rei.
“Tolong akhiri semuanya....tolong bunuh aku, aku sudah tidak bisa hidup lagi, mimpi ku sudah hancur, sebagai wanita aku sudah kotor, wajah dan tubuhku sudah di tonton banyak orang, aku sudah tidak berharga sama sekali, aku mohon, kalian boleh mengambil jiwa ku sebagai pembayaran nya,” jawab Bianca lirih.
Rei, Irene dan Febi saling menoleh melihat satu sama lain, mereka bingung melihat kondisi Bianca di depan mereka yang sudah tidak punya keinginan untuk hidup.
[Hmm menarik.]
“Apanya ?” tanya ketiganya di kepala mereka.
[Mau tahu harga jiwa nya ?]
“Berapa memangnya ?” tanya Rei.
[Harganya 7.200.000.000, dia spesial, alasannya dia benar benar punya tujuan yang murni ingin menolong sesama manusia dan cita citanya sangat mulia, dengan kata lain, dia malaikat, tapi semua berantakan karena ulah Dito dan dia memilih mati karena tidak bisa memenuhi nya. Dia kandidat partner yang ideal.]
“Hah ?” teriak Rei, Irene dan Febi di kepala mereka.
“Duh nambah satu lagi deh kak Feb,” ujar Irene.
“Iya Ren, tapi sih aku ga masalah,” balas Febi.
“Haaaaaaah.....nambah lagi, utang nambah lagi,” ujar Rei menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Bianca menoleh melihat ketiganya yang terlihat berdiskusi tanpa suara di depannya, akhirnya dia berdiri.
“Terima kasih sekali lagi, aku tidak apa apa, kalian tidak usah khawatir, lupakan saja permintaan ku tadi,” ujar Bianca tersenyum dengan wajah sedih.
“Baiklah kalau begitu,” ujar Rei berdiri.
Irene dan Febi juga ikut berdiri, kemudian mereka pamit dan berjalan keluar rumah, tapi ketika mereka keluar pagar,
[Jangan pergi dulu, tunggu sebentar.]
“Ada apa ?” tanya Rei.
[Untuk sementara cek dulu quest kalian.]
Sebuah layar hologram muncul di wajah ketiganya, langsung saja ketiganya membaca apa tulisan nya.
**************************************************************************
Target : Dito Pujianto.
Age : 35.
Ocupation : Manager.
Evil deeds : Corruption, extortion, premeditated murder, rape.
Victim : Too many.
Status : Deceased.
Exp : 5200 poin
**************************************************************************
Applicant data :
Name : Chandra Ridwansyah.
Age : 62.
Soul value : 500.000.000,-
Payment : Soul
Status. : Paid off
Life Status : Deceased.
\==================================================
Debt : 8.000.000.000,-
Debt #2 : 6.000.000.000,-
Debt #3 : 5.500.000.000,-
Total : 19.500.000.000 – 800.000.000 = 18.700.000.000,-
Quest completed.
**************************************************************************
“Hoo yang 300 juta pertama di hitung toh, bagus,” ujar Rei.
[Tentu saja, lumayan kan sudah berkurang.]
Tiba tiba tubuh Irene dan Febi mengeluarkan cahaya terang sampai keduanya menjadi bingung, kemudian sebuah layar hologram terbuka di depan keduanya.
***************************************************
Name : Irene Renata (16).
Race : Half Wraith.
Level : 16 (300 / 780)
Power : 2400 > 3200.
Active skill : Shadow cloak\, mind control\, *new* copy body\, soul drain.
Passive skill : hyper regeneration, katana mastery.
Weapon : Ghost Katana.
Debt : 6.000.000.000.
Soul partner : Reihan Santosa.
Skill partnership : Telepath, teleport.
Total Debt : 18.700.000.000,-
***************************************************
Name : Febiola Anjani (17).
Race : Half Wendigo.
Level : 10 ( 50 / 500)
Power : 2000.
Active skill : *new* Glutton\, *new* paralyze\, soul drain.
Passive skill : hyper regeneration, tomahawk mastery.
Weapon : Mist double tomahawk.
Debt : 5.500.000.000.
Soul partner : Reihan Santosa.
Skill partnership : Telepath, teleport.
Total Debt : 18.700.000.000,-
***************************************************
“Wow...skill glutton itu apa ?” tanya Febi di kepalanya.
[Skill untuk melahap tubuh manusia.]
“Hah....makan orang ?” tanya Febi kaget.
[Ya, hanya tubuh tapi tidak jiwa nya.]
“Heee...begitu...kok kayaknya mengerikan ya dan gue ga mau jadi kanibal,” ujar Febi
[Oh melahap itu bukan menelan atau memakan, melahap itu mengambil sari nya kemudian memuntahkannya kembali setelah mencerna nya.]
“Tetep aja, makan juga ujung ujung nya, kenapa ga kasih skill yang bener dikit sih,” ujar Febi protes.
[Sudah lihat saja dulu, karena sebentar lagi kamu harus menggunakannya, ayo masuk lagi ke dalam.]
“Huh...apa maksudnya ?” tanya Febi.
“Entahlah, dia selalu memberikan penjelasan yang tidak kita mengerti,” ujar Irene.
Rei masih terpaku menatap layar statusnya dan memperhatikan ada perubahan atau tidak di statusnya,
***************************************************
Name : Reihan Santosa.
Race : Half Reaper.
Level : 30 (8430/20.000)
Power : 6000.
Active skill : Brain control, illusion, vanish, surgery, soul drain.
Passive skill : Low presence, hyper regeneration, scythe mastery.
Weapon : Death Scythe.
Debt : 8.000.000.000,-
Soul partner : Irene Renata,
Febiola Anjani.
Skill partnership : Telepath, teleport.
Total Debt : 18.700.000.000,-
***************************************************
“Cuman nambah exp aja ya dan ngurangin total hutang, ya sudahlah,” gumam Rei.
[Sebaiknya kita masuk sekarang.]
Mendengar ucapan SS, ketiganya saling menoleh melihat satu sama lain dan kembali berlari masuk ke dalam rumah.
[Langsung ke kamar mandi.]
Mereka berlari menuju ke kamar mandi, “srsssh,” terdengar suara air mengalir, Rei melihat lantai nya mulai banjir, kemudian dia membuka pintu. Rei, Irene dan Febi kaget ketika melihat Bianca duduk di sebelah bak mandi dalam keadaan pingsan, tangan sebelah yang penuh darah di celupkan di dalam bak penuh air dan tangan sebelahnya memegang cutter.
mampir juga ya kak di cerita akuu