NovelToon NovelToon
Lembayung Dibalik Kabut.

Lembayung Dibalik Kabut.

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Dikelilingi wanita cantik / Ibu Pengganti / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Wanita Karir
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alvinoor

Novel ini lanjutan dari Antara Takdir dan Harga Diri. Bagi pembaca baru, silahkan mulai dari judul diatas agar tau runtun cerita nya.

kehilangan orang yang paling berharga di dalam hidup nya, membuat Dunia Ridho seakan runtuh seketika. Kesedihan yang mendalam, membuat nya nyaris depresi berat hingga memporak porandakan semua nya.

Dalam kesedihan nya, keluarga besar Nur Alam sedang bertikai memperebutkan harta warisan, sepeninggal Atu Nur Alam wafat.

Mampu kah Ridho bangkit dari keterpurukan nya?.
silahkan simak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemping Keluarga.

"Hari ini kan Sabtu sayang, anak anak tidak masuk sekolah, kita liburan keluarga yok sayang!" ucap Anastasya sambil membelai rambut Ridho yang sedang berbaring dengan berbantalkan paha nya.

Ridho ingin bangkit duduk, namun Anastasya melarang nya bangun, dia masih ingin Ridho tiduran berbantalkan paha nya.

"Kemana?" tanya nya.

"Terserah papah lah, kan yang lebih tahu Desa Paku ini papah, mamah ngikut aja!" sahut Anastasya.

Setelah berpikir beberapa saat lama nya, akhirnya Ridho ingat suatu tempat yang sangat indah menurut nya.

"Oh iya mah, di timur Desa Paku ini ada sebuah danau kecil, orang sini bilang danau Sabur, dahulu waktu masih kecil, aku sering pergi kesana bersama ayah memancing, ikan nya banyak!" ujar Ridho.

"Benarkah?" tanya Anastasya dengan mata yang berseri seri.

"Iya sayang, tetapi lumayan jauh sih dari tempat ini, sekitar enam kiloan jauh nya" jawab Ridho.

"Tidak bisa pakai motor kah sayang?" tanya Anastasya.

"Bisa sih, sebentar sayang, papah telpon Badil dulu, ngajak dia juga!" ucap Ridho.

Sementara Anastasya keluar kamar, memberitahukan kedua orang putra putri kembar nya, jika mereka akan ke Danau hari ini, Ridho menelpon Badil, putra bungsu wa Darmin, mengajak nya ke Danau Sabur hari ini.

"Halo bang Ridho, ada apa ya?" sahut Badil rada heran, karena pagi pagi sudah menelpon nya.

"Eh begini Dil, hari ini Tasya mengajak liburan ke danau Sabur, jalan kesana kan masih sempit Dil!" ujar Ridho.

"Ah tidak bang, meskipun tidak di aspal, tetapi sekarang jalan ke danau Sabur sudah diperlebar, hingga mobil dapat berpapasan" sahut Badil dari seberang sambungan telepon.

"Oke kalau begitu Dil, kamu siapkan mobil deh, pakai Yang dobel kabin saja, ambil uang disini, isi pertalite yang penuh ya" perintah Ridho pada anak dari wa Darmin sahabat almarhum ayah nya itu.

Anastasya ternyata sudah mempersiapkan kan bekal untuk mereka bersama Bi Anah.

"Kok bawa bekal sebanyak ini sayang?" tanya Ridho heran.

"Ini sayang, anak anak ngajak kemping sekalian, kemping sekeluarga di tepi danau sangat indah sayang" sahut Anastasya lembut.

"Ya udah lah, papah ikut apa mau nya mamah saja deh" sahut Ridho memeluk Anastasya.

Memang di rumah ini, kemesraan antara Ridho dan Anastasya sudah bukan barang yang tabu lagi, putra putri nya justru bangga melihat orang tua mereka rukun saling menyayangi.

Mereka tidak heran melihat papah atau mamah nya saling berciuman secara wajar di depan mereka. Hanya urusan percumbuan dan asmara saja yang tidak mereka perlihatkan.

Bahkan banyak selentingan isu yang mengatakan jika Ridho itu orang nya sangat posesif, karena dimana ada Anastasya, pasti ada Ridho, dan begitu pula sebalik nya, dimana ada Ridho, pasti Anastasya pun ada.

Syafiq muncul dari belakang, membawa satu tas penuh dengan alat pancing lengkap.

"Banyak nya Fiq!" tegur Ridho heran.

"Kan kita kemping pah, sudah lama kita tidak kemping, sejak Abang Firdaus mondok!" sahut putra bungsu nya itu.

"Syafiq mau jualan alat pancing pah!" goda Hafizah yang muncul dari belakang bersama Anastasya, membawa perlengkapan makan seperti panci, piring, penggorengan dan bumbu bumbu masak.

"Fiq!, kemah bawa kedepan, biar mang Badil masukan kedalam mobil!" seru Ridho.

Beberapa saat kemudian, mereka sudah bersiap siap masuk kedalam mobil.

"Di depan mang Badil, mamah sama Hafizah, Syafiq di sini dengan papah!" seru Ridho naik ke kabin belakang.

"Mamah biar di belakang saja menemani papah!" seru Anastasya naik ke kabin belakang dan duduk di samping Ridho sambil merangkul pundak pria itu.

"Enak aja!, Fiq!, duduk didepan, Fizah mau duduk dekat papah!" seru Hafizah seraya duduk di samping kanan Ridho Sabil memeluk tangan kanan pria itu.

Anastasya menatap wajah putri nya itu, lantas memencongkan bibir nya, "ish ni anak, ngajak rebutan mamah nya terus!" omel nya.

"Lha mamah, jangan salah mah, kan papah cinta pertama nya Fizah mah!" sahut dara mulai tumbuh itu sambil memeluk tangan kanan papah nya erat.

Anastasya tersenyum bahagia seraya memencet hidung Hafizah, "kalau sama Fizah mah, mamah tidak mungkin bisa menang!" jawab Anastasya.

"Tapi Fizah yakin mah, tempat mamah itu istimewa di dalam hati papah" sahut Hafizah tertawa sambil menyandarkan kepala nya di dada sang papah.

"Lha iya lah, papah kan cinta mati sama mamah mu, kami tidak pernah pacaran, bertemu karena ada masalah, berantem, dan pertemuan berikut nya menikah, lalu pacaran sesudah menikah" ujar Ridho bercerita sedikit.

Mobil mulai bergerak meninggalkan rumah kediaman mereka yang berada di belakang desa Paku, menuju kearah pusat desa Paku.

"Mang!, singgah sebentar di pasar ya mang!" ucap Anastasya pada Badil.

"Iya kak!" sahut Badil sambil terus mengemudikan mobil dobel kabin itu.

Saat mereka turun dari mobil di depan pasar Desa Paku, seorang wanita cantik menatap tajam kearah mereka, seraya bibir nya komat kamit, entah apa yang di gerutu nya.

"Pah! Itu mamah nya Laras, setiap bertemu aku dan Fizah, dia suka marah marah tidak karuan!" bisik Syafiq di telinga Ridho.

Ridho menatap kearah wanita yang dimaksud oleh Syafiq putra nya itu, terlihat Intan sedang menatap tajam kearah diri nya, lalu biru biru mengalihkan pandangan nya kearah lain.

"Biarkan saja Fiq, jangan kau ladeni, bagai mana pun juga, dia lebih tua dari mu, dosa melawan orang yang lebih tua dari mu" Ridho menasehati putra bungsu nya itu.

"Tapi Syafiq tidak suka pah, dia sering mengatai aku dan kak Fizah sebagai anak pelakor, kan papa bertemu mamah sama sama bujangan kan pah" tanya Syafiq masih lugu.

"Lha iya lah Fiq, masa papah duda, ada ada aja sih kamu" tegur Ridho.

"Maka nya pah, kan aneh bibi mama nya Laras bilang, mamah tu pelakor!" ucap nya lagi.

"Sudah lah, jangan dengarkan orang seperti itu, yang penting, kita jangan mengusik hidup orang lain, ayo kita ke tempat mamah, tuh lihat si mamah berdiri menatap kearah kita" ujar Ridho merangkul bahu putra nya, mengajak menemui Anastasya yang sudah berdiri di dekat mobil sambil menatap kearah mereka.

Seperti kebiasaan nya setiap saat, Anastasya selalu berjalan dengan menggandeng tangan Ridho dan putra putri kembar nya itu mengiringi di belakang mereka, seperti pengiring sepasang pengantin.

Dari kejauhan nampak wajah Intan semakin keruh menatap kemesraan yang di tampilkan oleh Ridho dan Anastasya ini.

"Seharus nya aku yang menggandeng tangan nya, bukan kau, dasar pelakor!" umpat nya dalam hati sambil berpaling dan melangkah ketempat lain.

Anastasya membeli beberapa bungkus mie instan, kue kering, air mineral dalam kemasan botol plastik kecil serta kopi saset kesenangan Ridho.

Setelah semua nya selesai, mereka segera melanjutkan perjalanan menuju Danau Sabur yang berada di timur Desa Paku.

Sebenar nya danau ini tidak terlalu besar, hanya selebar dua ratus meter, namun memanjang ke Utara sepanjang lima kilo meter, dan di kiri kanan nya terlihat perbukitan menjulang dengan hutan hutan yang menghiasi sekeliling nya.

Ada beberapa kebun karet masyarakat yang di tanam di tepi danau, selebih nya kebun buah buahan seperti durian, cempedak dan lain nya.

Ridho memilih berkemah tidak jauh dari tepian danau, tepat di daerah yang bertanah agak rata.

Dengan di bantu Badil dan Syafiq, Ridho mendirikan tenda tepat tidak jauh dari mobil mereka di parkir di bawan pohon cempedak.

Sementara itu Anastasya dan Hafizah menurunkan kompor dan tabung gas, lalu merebus air untuk membuat kan Ridho kopi.

Setelah selesai mendirikan tenda, ketiga pria beda usia ini segera mengambil kail masing masing, lalu mulai memancing di tepi Danau itu.

Ternyata yang struck pertama adalah kail milik Syafiq, disambar seekor ikan gabus besar.

"Struck pah!, lihat kail Syafiq yang disambar pertama kali, waaaoooo berat pah!" ucap anak itu sambil menarik kail nya.

Seekor ikan Gabus hampir satu kilo diangkat oleh Syafiq ke atas dengan sangat gembira.

Dari kejauhan, Anastasya dan Hafizah memberikan semangat kepada pria kecil itu.

Giliran kedua, kail milik Badil yang mendapatkan ikan gabus seberat setengah kilogram.

Setelah beberapa kali melemparkan pancing nya ke berbagai arah, akhirnya pancing Ridho struck juga.

Seekor ikan gabus besar seberat satu kilogram berhasil diangkat oleh Ridho.

"Kalian lanjutkan saja, papah mau membersihkan ikan ikan ini untuk kita makan nanti!" ucap Ridho sambil menenteng tiga ekor ikan gabus kearah Anastasya dan Hafizah yang sedang membuat kopi panas.

Ridho segera membersihkan ketiga ekor ikan gabus besar itu, menyerahkan nya pada Anastasya yang segera membumbui nya.

Sementara dia sendiri segera mengumpulkan ranting ranting kering untuk membuat api.

"Fizah!, buat api nak, papah ngumpulin kayu kering lagi!" seru Ridho menyuruh putri nya Hafizah membuat api unggun kecil, sementara dia sendiri mengumpulkan kayu kering sekalian untuk api unggun nanti malam.

Sebentar kemudian, aroma ikan bakar bumbu kuning menyebar ke sekitar tempat itu.

Mencium aroma ikan bakar yang bikin perut perih itu, Syafiq dan Badil buru buru menghentikan kegiatan mereka, berlari kearah Ridho dan Hafizah yang sedang asik membakar ikan gabus.

"Waaaoooo aroma nya bikin lapar pah!" teriak Syafiq mengambil segelas kopi panas lalu menyeruput isi nya.

"Tanya mamah dulu, nasi nya sudah matang spa belum!" seru Hafizah marah melihat sang adik mencomot sekerat daging ikan gabus bakar.

"Maaah! Udah matang belom?" tanya nya.

"Bentaran lagi sayang, baru saja kering!" sahut Anastasya tertawa bahagia melihat kelakuan putra bungsu nya itu.

...****************...

1
A. H. Daniel
lanjut /Cry//Cry//Cry/
Apis
pasti ini ulah si daniar musuh dlm slimut
Herybae Hery
semangaat thoooor💪💪💪💪💪
Abiyyu Sultan
mantap
Herybae Hery
jgn kelamaan thor cepat buat tidho jatuh cinta,😃😃
Apis
yuanci juan gercep mepet ridho 😂😂😂
Apis
thor up nya jngn lama" ya 😄 pengin ya sich bacanya kalo udah tamat ceritnya tp setiap ada notifkasi buru" pengin lngsng di baca 😅😅
Wahyu Kasep: sebaiknya ' bacaan ialah bacaan Al Quran dan hadits 😊
Wahyu Kasep: hijrah 😁
total 2 replies
hairul amin
Luar biasa
Herybae Hery
gass thoor semangaaat💪💪💪💪💪
Herybae Hery
siiiip lanjuttt👍👍👍👍👍
Herybae Hery
jodohkan thooor biar bawang nya ilang
Herybae Hery
gass thooor jgn kebanyakan bawang nya
Apis
ikutan nyesek 😭😭😭😭😭
Apis
othor nich naroh bawang nya kebanyakan 😭😭😭😭😭 pasti si intan ondel" pasar tuch yg ngerjain tasya 😡😡😡
Dida Madu Pati
sangat menyebtuh hati
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Makjlebz
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!