Peringatan : cerita ini ada adegan +21 yang belum menikah, janda, dan duda di larang keras membaca cerita ini, ingat bijak lah memilih bacaan...
cerita ini kisah tentang seorang Kaisar yang terlahir dengan penderitaan, kejeniusan dan ilmunya lah yang akan menuntunnya menjadi seorang Kaisar, ikuti ceritanya yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panglima Perang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KESAKITAN KAKEK TUA
Juma kenapa kau hanya melihat saja makanan itu,! tanya abi saka mengagetkan,
'Aku menunggumu,!' Ucapnya pelan,
"Kau ini...kalau sudah lapar sebaiknya kau makan saja duluan, kenapa harus menungguku,!" Ucapnya lagi kesal,
'Iya maaf lain kali aku tidak akan menunggumu,!' Ungkapnya pelan,
Mereka yang sedang menyantap makanan itu di kejutkan dengan seorang kakek yang ia perhatikan tadi,
Kakek itu mendekati mereka dan memberikan isyarat,
'Em..emm...!' Ucap kakek itu sembari tangannya memperagakan
"Aku tidak mengerti apa yang kakek ucapkan, apa kakek mau makan,!" Tanya juma sopan,
'Em..emm..!' Ucap kakek itu sembari melambaikan tangannya,
"Kakek bicara yang tenang dan pelan-pelan saja, duduklah terlebih dahulu,!" Ucap abi saka pelan,
"Ki sanak tolong cucuku, aku mohon...,!" Ucapan kakek itu dalam hati berharap terdengar,
Abi saka dan juma mendengar jelas perkataan kakek itu pun sontak terkejut,
Apa...
Apa...
Mereka heran bersamaan, dan mereka melihat satu sama lain,
'Kakek apa yang terjadi dengan cucumu itu,!' Tanya juma pelan,
'Ia apa yang terjadi sebenarnya, tolong ceritakan,!' Tambah abi saka pelan,
Kakek tua itu sangat bahagia dan tersenyum karena ada yang mendengarkan suara hatinya,
Kakek itu melihat-lihat sekelilingnya lalu dalam hati berkata, kakek tidak bisa bercerita di sini,
"Baiklah...kakek makan saja dulu nanti kita bicara di luar,!" Tambah juma cepat
Mereka pun menghabiskan semua makanan yang ada,
'Paman bungkuskan aku 3 porsi makanan dan ini untuk bayar semuanya,!' Ucap abi saka kepada pemilik tempat makan itu.
"Ki sanak hati-hati, sebaiknya ki sanak mengajak orang tua itu bicara jauh dari kampung ini saja,!" Ungkap pemilik tempat makan itu berbisik sembari pura-pura menyibukkan diri,
Tanpa bertanya maksudnya apa ia pun berlalu ..sembari membawa 3 bungkus makanan.
Terima kasih paman...
'Kakek ini untuk kakek bawa pulang, kakek duluan saja kami akan menyusul dari kejauhan,!' Ungkap pemuda itu cepat,
"Baiklah..terima kasih atas kebaikan kalian,!" Ucapnya dalam hati sembari memberikan isyarat tangannya,
Kakek itu pun menjauh pergi, namun kakek itu diikuti oleh beberapa orang lelaki tubuhnya tinggi besar dan membawa golok dan pedang,
'Juma kita ikuti mereka,!' Ucap pemuda itu cepat,
Ayo...
"Jangan sampai ketahuan, dan kita cari tempat yang aman mengeksekusinya,!" Ucapnya lagi,
Kita ke kamar dulu sekarang,! Tegasnya lagi
Tanpa bertanya ia pun mengikuti pemuda itu menuju kamar dan mengunci pintu kamar itu,
"Juma kemari lah, lihat dari lubang ini ke arah sana, katakan apa yang sedang kamu lihat,!" Ucapnya berbisik,
'Juma terkejut dan marah, mereka sedang memperhatikan kamar ini,!' Ungkapnya setelah mengintip dari celah-celah lubang pintu kamar itu,
'Kita keluar dari atap saja,!' seru abi saka cepat,
Baiklah...ayo...
Di bawah penginapan itu 4 orang sedang memperhatikan kamar abi saka dan juma,
"Mereka masih berada di dalam, sebaiknya kalian berdua saja yang mengintai mereka, sedangkan kami menyusul yang lain menuju kakek tua itu,!" Ucap salah satu dari pengintai itu,
Baiklah...
Mereka berdua meninggalkan kedua temannya yang sedang mengintai kamar itu,
Abi saka dan juma sudah berada di tengah hutan, mereka mendengar suara kaki melangkah ke arah mereka, walaupun masih belum terlihat siapa namun mereka tetap waspada, kita sembunyi dan kita ikuti dari jauh,
Baik...
Mereka berdua sembunyi dan tak lama mereka melihat dua orang yang mengintai kamar mereka tadi, tapi tadi ada 4 orang,
'Berarti yang 2 lagi masih mengintai kita,!' ucap juma berbisik,
Ayo..
Setelah kedua orang itu menjauh, abi saka dan juma pun mengikuti mereka, setelah mengikuti kedua orang keluar dari hutan itu, mereka berhenti di sebuah gubuk, dan ternyata orang-orang yang mengikuti kakek itu sedang mengancam kakek tua itu,
"Apa yang sudah kamu katakan kepada kedua orang asing itu pak tua,!" Teriak salah satu dari orang-orang itu,
Dimana cucuku dan tolong lepaskan cucuku,! Isyaratnya kepada orang-orang itu, namun terdengar berbeda dengan kata hatinya,
Abi saka dan juma yang mendengarnya pun kesal dan marah,
'Aku sudah tidak bisa menahan lagi, akan aku remukkan tubuh mereka semua,!' Ucap juma marah,
Juma melompat dari tempatnya dam berdiri di depan gubuk itu,
'Berhenti dan keluarlah kalian semua pecundang,!' Ucapannya keras yang membuat orang-orang itu keluar semua,
Hahaha...
"Siapa kamu, mau apa kamu kemari, dan apa urusanmu,!" Ucap salah satu dari mereka yang ternyata pemimpinnya itu,
Abi saka melihat kemarahan juma hanya menggelengkan kepalanya saja,
"Pertanyaanmu Itu tidak penting, kalau kalian ada nyali hadapi aku, jangan hanya bisa menakuti orang yang tidak berdaya,!" Ucapnya keras,
"Menghadapi seorang kakek tua saja kalian sampai keroyokan dan mengeluarkan senjata dasar pecundang busuk,!" Ungkapnya kesal dan memancing kemarahan,
"Ternyata kata-kata itu sangatlah menjijikkan, pantas saja mereka kesal mendengarkan ku mengucapkannya,!" gerutu abi saka yang mendengar kata-kata yang sering ia ucapkan di ucapkan juma,
Bangsat...mati saja kau...
Hia...
Juma dengan cepat menarik pedangnya dan...
Trang....
Tring...
Adu pedang pun tak dapat di hindari,
Hia..
"Aku akan bermain-main dulu denganmu pecundang,!" Tambah juma dengan senyum menyungging,
Melihat juma seperti menghinanya orang itu sangat marah,
Hia...
Terima lah ini bangsat....
Trang...
Tring...
Dengan kecepatannya juma kembali menarik pedangnya ke samping dan...
Jleb...
Juma menusukkan pedang nya ke rusuk lelaki itu,
Ahh...
Ukh...
orang itu memuntahkan darah segar dari mulutnya dan rusuknya, dan langsung lemas
Anak buahnya yang melihat pemimpinnya itu terjatuh dan lemas pun segera menolongnya, namun baru saja mereka maju mereka menghilang dan menjadi abu,
Melihat itu juma menatap ke arah abi saka berdiri, dan tersenyum simpul, abi saka pun membuat pemimpin itu menjadi abu,
Kakek tua yang mengintip orang-orang itu sudah menghilang dari bilik gubuknya pun keluar,
'Anak muda aku ucapkan terima kasih kepada kalian berdua,!' Katanya dalam hati,
"Ayo masuk lah ke dalam gubuk kakek, maaf kakek hanya bisa menjamu di gubuk ini,!" Ucap kakek tua itu dalam hati,
'Tidak apa-apa kek,!'Ucap mereka serentak
Setelah melangkah masuk mereka melihat ada 3 orang lagi di dalam rumah itu,
Kakek ini...
"Ini istriku...dan mereka cucu-cucuku, orang tua mereka sudah lama tiada, karena di bunuh ketua padepokan sesat dan tadi adalah anak buahnya,!" Ungkapnya sedih mengenang di dalam hati,
'Perkenalkan aku abi saka dan ini temanku juma nek, adik-adik kakak senang melihat kalian,!' Tegas abi saka tersenyum,
"Namaku ni mirna dan ini suamiku ki seto, ini cucuku raksa dan rama mereka berdua kembar nak,!" Ucap ni mirna memperkenalkan diri,
"Kami sebenarnya masih memiliki satu orang cucu lagi dan kemarin hilang di culik oleh ketua padepokan sesat, dan suamiku ini tidak bisa bicara ki sanak, itu semua di sebabkan oleh mereka semua,!" Ungkap ni mirna sedih,