NovelToon NovelToon
Benih Titipan Om Duda

Benih Titipan Om Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Aliansi Pernikahan / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:159.9k
Nilai: 5
Nama Author: balqis

Kejadian di toko bunga sore itu menorehkan luka yang dalam di hati Alisa.
Erwin, duda kaya raya yang merupakan pelanggan setianya, tega merenggut mahkota kebanggaannya dengan paksa.
Dendam dan kebencian meliputi Alisa.
Berbeda dengan Erwin, dia justru menyesali perbuatannya.
Berawal dari rasa frustasi karena di vonis mandul oleh dokter. dia khilaf dan ingin membuktikan pada dunia kalau hal itu tidaklah benar.
Sayangnya.. pembuktian itu dia lakukan pada Alisa, gadis belia yang sepantasnya menjadi putrinya.Penyesalannya berubah simpati saat mengetahui Alisa bisa hamil karena perbuatannya. dia meminta Alisa mempertahankan benihnya itu.
Berbagai cara dia lakukan untuk mendapatkan maaf Alisa, ibu dari calon anaknya. Mampukah Erwin mendapatkan maaf dari Alisa? kita ikuti kisah selengkapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon balqis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Hubungan Alisa dan Erwin semakin buruk saja. apa lagi setiap ada masalah selalu di perkeruh oleh Valery.

Setiap Alisa menyalahkan Valery atas suatu hal. Erwin akan sigap membelanya. Hal itu membuat Valery merasa di atas angin.

"Sudahlah anak kecil.. Akhiri semua ini. kau bisa pergi dengan tenang dari rumah ini." ucap wanita.

"Kalau bukan karena Langit, sudah lama aku meninggalkan tempat ini. Aku juga tidak sudi serumah dengan orang munafik sepertimu "

"Lalu kenapa kau tidak bawa saja sekalian anak itu dari sini?"

Alisa menatap Valery.

Wanita yang selalu di puji oleh Erwin tentang ketulusannya kepada Langit. tapi kenyataan nya itu hanyalah akting belaka. andai Erwin tau yang sebenarnya.

"Itu yang aku mau, tapi Om Erwin tidak memberiku pilihan." jawab Alisa muak.

"Terserah apapun katamu, tapi yang jelas. Tidak ada yang akan bisa merebut Erwin dari ku." ucap Valery tersenyum mengejek Alisa.

Ingin sekali Alisa mencakar wajahnya.

"Siapa juga yang ingin merebut pria itu? Bungkus saja untuk mu." omelnya setelah Valery berlalu dari hadapannya.

Telponnya berbunyi. Adit ternyata sudah di bawah sedang menunggunya.

Hay, sudah lama? maaf, ya..! Aku masih mengecek keadaan Langit." sambut Kisa.

"Tidak apa-apa sayang, aku maklum, aku juga harus terbiasa kalau sudah punya Langit." jawab Adit bijak. ia mencoba menggenggam tangan Alisa.

Alisa tersenyum bahagia.

"Ehem...!"

"Jaga sikap,nya. Disini ada Langit, dia tidak boleh melihat hal-hal yang tidak pantas buat anak kecil." sindirnya.

Adit menarik nafas kesal saat Erwin muncul disitu juga.

"Apa maksudnya? Om menyindirku?" sergah Alisa kesal.

"Kalau kau merasa tersindir, baguslah.." jawab Erwin cuek.

"Valery, ayo cepat, kita bisa terlambat." ia sengaja mengeraskan suaranya agar Alisa mendengarnya.

Valery datang dengan tergopoh. Wanita itu mengenakan gaun yang sangat cantik. Dia langsung mengandeng lengan Erwin.

"Di sini ada anak kecil, mohon di ingat, ya..!" Alisa menyindir Erwin balik.

Erwin melotot kearahnya.

"Ayo, Dit. Kita punya acara sendiri. Tidak usah menghiraukan mereka." Alisa meraih tangan Adit dan mengajaknya pergi.

"Alisa, kau tidak bisa pergi begitu saja. Langit kau ada dirumah." teriak Erwin.

Alisa tidak perduli dan terus pergi.

Erwin merasa kesal.

"Dasar tidak bisa di atur...!"

"Sudahlah, kalau dia tidak perduli pada Langit, kan masih ada aku." Valery menghiburnya.

"Kita jadi pergi, kan?" tanya Valery penuh harap.

Erwin malah menghapuskan pantatnya di sofa.

"Kau tau kalau aku hanya ingin membuatnya cemburu saja. Tapi lihat? Dia tidak perduli sama sekali.jangankan padaku, pada Langit saja tidak." omel Erwin kesal.

Dalam hati wanita itu sangat kesal. Ia pikir Erwin benar-benar akan mengajaknya keluar untuk nge-date. Tapi ternyata cuma untuk memanas-manasi Alisa.

"Aku tau, tapi aku sudah terlanjur siap. Apa salahnya kita pergi beneran..." bujuk nya lagi.

Karena Valery memaksa, Erwin tidak bisa menolak lagi.

Dia menghampiri Langit sejenak sebelum pergi.

"Papa..!" anak itu malah minta di gendong.

"Papa mau pergi dulu sama ibu Valery. Langit baik-baik dirumah, ya."

Langit memeluk lehernya sangat erat seakan tidak mau di tinggal.

Suster mencoba mengambilnya tapi Langit menolak.

"Kenapa? Papa tidak boleh pergi?" tanya Erwin. anak semakin erat memeluknya.

Erwin merasa Langit memang melarangnya pergi. Tapi bagaimana dengan Valery? Ia tidak ingin mengecewakan wanita itu.

"Mas, kita jadi pergi, kan?" suara Valery dari bawah.

"Langit sama Sus dulu, ya. Papa pergi cuma sebentar. Nanti kita main lagi. Atau Langit tidur sama papa lagi." ucap Erwin sambil menciumi anak itu. entah mengerti atau tidak, bayi delapan belas bulan itu terdiam.

matanya terus mengikuti langkah Erwin saat meninggalkannya.

"Kenapa aku merasa berat sekali meninggalkan Langit? Tidak seperti biasanya..." pikir Erwin.

Tapi ia mengabaikan perasaannya itu.

***

Alisa dan Adit menemui seseorang yang akan mereka ajak bekerja sama dalam usaha baru mereka. Alisa berencana membuka cabang toko bunganya. Ia bekerja sama dengan Adit pula. Hal itulah yang membuatnya sering keluar dengan pemuda itu. Erwin sama sekali tidak tau, yang dia tau hanyalah Alisa keluar untuk berkencan.

"Syukurlah, semua berjalan sesuai rencana. Nantinya kau yang akan mengelola usaha ini." ucap Alisa.

"Terima kasih,sayang. Setelah apa yang terjadi, kau masih percaya padaku." ucap Erwin mengecup punggung tangan Alisa.

Alisa cepat menariknya.

"Kenapa? Aku merasa kau risih saat bersamaku seperti ini? Kenapa sayang?" tanya Adit sendu.

"Tidak ada apa-apa, sungguh " jawab Alisa mengelak.

Alisa merasa bersalah terhadap pemuda itu. Semula iia memang menaruh perasaan padanya, tapi semenjak kejadian itu, perasaan perlahan hilang. Ia masih berusaha menumbuhkan rasa yang pernah ada, tapi nyatanya tidak bisa. Ia sendiri merasa hubungannya dengan Adit semakin hambar.

"Apakah ini ada hubungannya dengan pria galak itu?" selidik Adit dengan tatapan kecewa.

Alisa menggeleng cepat.

"Bukan, Dit. bukan karena dia dia. Percayalah ..! Beri aku waktu maka semuanya akan kembali seperti semula." pinta Alisa.

Tapi ia menangkap kekecewaan dalam sorot mata Adit.

Walau terpaksa, Adit berusaha tersenyum.

Dia tau kalau Erwin mencintai Alisa, dan Alisa pun begitu. Tapi mereka sama-sama gengsi untuk mengakuinya.

"Aku harap kau tidak jatuh cinta pada pria itu."

"Padanya? Tidak mungkin..!" tepis Alisa tegas.

Walaupun hatinya ketar-ketir oleh bantahannya sendiri.

Dia khawatir kalau yang di tuduhkan Adit itu ternyata benar.

Akhir-akhir ini ia merasa gugup kalau sedang beradu pandang dengan ayah dari Langit itu.

Ia juga merasa tidak suka kalau melihat Valery dekat-dekat dengannya.

Lalu apa artinya itu, apakah aku benar sudah mulai mencintainya..?

"Tidak...!" Tana sadar ia berteriak.

"Kenapa sayang, kau sakit?" Adit meraba keningnya yang berkeringat.

"Aku baik-baik saja."

"Sebaiknya kita pulang, kau kurang baik."

Alisa tidak menolak.

"Baiklah, lagi pula mungkin Langit sendirian, Om Erwin pasti belum pulang." Alisa melirik ponselnya yang hampir mati.Memang kebiasannya mengecek keadaan Langit lewat Suster kalau sedang di luar. Tapi kali ini ponselnya lowbat.

Mereka pulang dengan saling diam. Alisa duduk di boncengan Adit perasaan tidak enak.

Sedangkan di tempat lain.

Erwin sedang makan di suatu tempat yang di pilih Valery.

Walaupun ada Valery di hadapannya, pikirannya terbang kepada Alisa.

Di mana dia saat ini? Apa yang mereka lakukan? giginya gemeretak menahan gejolak hatinya.

"Bagaimana, Mas? Enak kan makanan di sini?" tanya Valery.

"iya," jawab Erwin singkat.

"Sebentar, ya.. Aku ketoilet." Pria itu bergegas bangkit dari tempat duduknya.

Ia lupa kalau ponselnya tertinggal di meja.

"Aku tau, Tubuhmu memang disini, tapi hati mu pada gadis itu, Mas." gumam Valery kecewa.

Ia melirik ponsel Erwin bergetar dan yang tergeletak begitu saja.Valery langsung merijeck panggilan dari Suster.

"Kenapa, sih. gak anak gak ibu, sampai Susternya juga selalu menganggu." omelnya kesal.

Erwin datang dan langsung memeriksa ponselnya.

"Kalau Suster tidak menelpon, berarti Langit baik-baik saja." ucapnya lega.

"Ayolah, Mas. Nikmati malam ini. Langit akan baik-baik saja. percaya padaku." hibur Valery.

Padahal dirumah, Suster dan para pelayan semua sedang panik.

Lanjut tiba-tiba saja lemas. Bibirnya membiru. giginya terkatup rapat, tangan dan kakinya kaku.

Mereka bingung karena Erwin dan Alisa tidak bisa di hubungi.

"Bagaimana, ini? Keadaan den Langit semakin parah." kelu Parmi sambil menangis.

Mereka duduk mengelilingi tubuh Langit yang masih belum sadarkan diri.

"Kita jangan mengambil resiko..! Kalau menunggu tuan atau Nona pulang, itu kelamaan. Kita bawa kerumah sakit. Sus cepat bersiap. aku akan menyiapkan mobilnya." sang driver berinisiatif.

Hayo mana dukungannya???

1
Room Agu
alisa terlalu bego
Astrid Nandistya Hayoto
Aaah kecewa,, kira in, bisa bahagia nya sama Erwin,, ternyata ngk, jadi ngk asyik
Astrid Nandistya Hayoto
Ribet ya,,muter3 terus alurnya,, yg aku tanya kapan sih bahagia nya
Astrid Nandistya Hayoto
Mutar2,, kapan bahagiaanya
Astrid Nandistya Hayoto
Banyak penjahat juga akirnya
Astrid Nandistya Hayoto
Ngk seruh ya jadi benar2 mereka ngk bersatu ah jadi kecewa 🥺
Astrid Nandistya Hayoto
Yg jelas yg mana sih,, jadi mutar2,, mereka menyatu apa berpisah ne,,, pusing bacanya
Astrid Nandistya Hayoto
Herang ya masalah terus masalah terus,,, kapan bahagia nya sih
Astrid Nandistya Hayoto
Banyak mutar2 ulah bulu uda tunas, masalah baru lagi
Astrid Nandistya Hayoto
Awal Mewek ne,, Gimana ne, apa mereka bisa bersatu kembali
Astrid Nandistya Hayoto
Thor satukan Erwin dan Alisa dong,, banyak drama lagi sama lampir
Astrid Nandistya Hayoto
Alisa trus menderita,,, Thor ne kayak nya sentimen sama Lisa deh
Astrid Nandistya Hayoto
Dasar brensek wanita ular,, ngk lama lagi karmamu akan menjemput mu dengan suka cita
Astrid Nandistya Hayoto
Jangan tamba mutar2,, kapan sih Alisa bahagia,, keluar aja Lisa dr rmh itu
Astrid Nandistya Hayoto
Lanjut jangan bikin alisa terus menderita Thor,,, kapan karma buat ulat bulu itu
Astrid Nandistya Hayoto
Ngk usah bikin alisa bahgia Thor,, bikin aja Alisa menderita trus Thor
Astrid Nandistya Hayoto
Kejahatan tidak akan menang
Astrid Nandistya Hayoto
Seperti sinetron pake ilang ingatan segala.. ma'af ya thor bukan ngk hargai,, tapi di bab ini aku nggak baca,, aku lewat aja
Astrid Nandistya Hayoto
Lama2 naik pitan juga ne,, kapan terbongkar sih niat busuk mereka
Astrid Nandistya Hayoto
Puas kamu setan,, iblis berbisa.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!