NovelToon NovelToon
Contracted Hearts

Contracted Hearts

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Chu-Chan

Lyra terpaksa cuti dari pekerjaannya untuk menjenguk neneknya yang sakit di kota N, hanya untuk menemukan bahwa neneknya baik-baik saja. Alih-alih beristirahat, Lyra malah terlibat dalam cerita konyol neneknya yang justru lebih mengenalkan Lyra pada Nenek Luna, teman sesama pasien di rumah sakit. Karena kebaikan hati Lyra merawat nenek-nenek itu, Nenek Luna pun merasa terharu dan menjodohkannya dengan cucunya, seorang pria tampan namun dingin. Setelah nenek-nenek itu sembuh, mereka membawa Lyra bertemu dengan cucu Nenek Luna, yang ternyata adalah pria yang akan menjadi suaminya, meski hanya dalam pernikahan kontrak. Apa yang dimulai sebagai perjanjian semata, akhirnya menjadi permainan penuh teka-teki yang mengungkap rahasia masa lalu dan perasaan tersembunyi di antara keduanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chu-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8

Perusahaan sedang sibuk mempersiapkan pengembangan proyek game terbaru mereka, Symphonia Chronicles, yang direncanakan untuk diluncurkan enam bulan lagi, dengan target tahap uji coba. Setelah rapat yang penuh semangat, Lyra merasa antusiasme dalam dirinya melonjak. Ia segera menghubungi timnya untuk memulai persiapan prototipe game yang sudah lama dinantikannya. Sementara itu, di bagian lain perusahaan, HR Manager mulai memastikan bahwa setiap posisi penting dalam pengembangan game, seperti Programmer, Artist, dan Sound Engineer, telah terisi dengan orang-orang yang tepat.

Di sisi lain, COO sibuk mengkoordinasikan semua tim untuk memulai fase pengembangan. Setiap divisi bersiap dengan penuh perhatian, mengikuti panduan kreatif yang telah disetujui, dengan harapan besar bahwa Symphonia Chronicles akan menjadi game yang tidak hanya menghadirkan pengalaman unik bagi pemainnya, tetapi juga sukses besar di pasar. Di luar itu, divisi keuangan bekerja keras mengatur biaya yang akan disalurkan untuk mendukung pengembangan proyek ini, memastikan semua dana tersedia pada waktu yang tepat agar proses berjalan lancar.

Lyra duduk di samping meja programmer, ia memandang layar yang dipenuhi kode.

“Jadi, seperti yang kita bahas sebelumnya, kita akan menggunakan alat musik sebagai senjata dan alat eksplorasi, kan?” tanyanya, memastikan ide yang telah mereka diskusikan sebelumnya bisa diwujudkan.

Programmer yang duduk dengan fokus di depan layar komputer mengangguk, sambil mengetik beberapa baris kode.

“Ya, aku sedang memulai dengan biola pedang dulu. Nama senjatanya kan Aurea Stringblade? Aku sedang membuat mekanisme untuk gelombang suara yang tajam. Mungkin, kita bisa atur agar gelombang itu mengikuti irama atau ketukan musik yang dimainkan,” jawabnya, menunjukkan kemajuan yang sudah dibuat.

Lyra berpikir sejenak, kemudian mengusulkan, “Hmm, itu ide yang bagus. Tapi bagaimana kalau ada variasi serangan tergantung pada melodi yang dimainkan? Misalnya, jika pemain memainkan lagu tertentu, gelombang suara itu bisa lebih kuat atau bahkan mengubah elemen serangannya.” Programmer tersenyum, mulai mengedit kode dengan cepat.

“Itu bisa dilakukan. Aku bisa menambahkan sistem input melodi di sana, dan setiap melodi akan mempengaruhi efek serangannya. Aku akan mulai dengan menambahkan beberapa jenis nada, lalu kita lihat bagaimana hasilnya nanti.”

Lyra semakin bersemangat. “Perfect! Jangan lupa juga, biola pedang harus bisa digunakan untuk memecahkan objek atau membuka jalan tersembunyi. Misalnya, mungkin ada tembok yang hanya bisa hancur dengan nada tinggi atau gelombang suara frekuensi tertentu.”

Programmer segera menambahkan kode yang diperlukan. “Sudah, aku akan menambahkan itu. Mungkin juga ada interaksi dengan lingkungan yang bisa dipicu dengan irama tertentu. Aku akan pastikan mekanismenya responsif, jadi pemain bisa langsung merasakan perbedaan setiap kali mereka memainkan alat musik.”

Lyra tersenyum puas. “Aku suka ide interaksi dengan lingkungan itu. Kita bisa tambahkan elemen magis misalnya, dengan memainkan nada tertentu, pohon bisa tumbuh lebih cepat atau bunga-bunga bisa mekar.” Programmer mengetik cepat, menyesuaikan kode sesuai permintaan.

“Kalau begitu, aku akan pastikan untuk menambahkan elemen ini dalam kode. Aku pikir mekanismenya akan cukup dinamis dengan adanya perubahan lingkungan berdasarkan melodi yang dimainkan.”

Setelah beberapa menit, Lyra melirik jam dinding. “Bagus! Aku rasa kita sudah punya dasar yang solid. Teruskan, ya. Aku akan cek lagi beberapa detil cerita untuk nanti kita sesuaikan dengan gameplay ini.” Programmer mengangguk penuh semangat, “Tenang saja, aku akan pastikan prototipe ini berjalan lancar. Game ini akan keren sekali, Lyra!” Dengan senyum puas,

Lyra meninggalkan ruang kerja programmer, merasa yakin bahwa langkah pertama untuk mewujudkan Symphonia Chronicles telah berjalan dengan baik.

“Araaa…” Panggil Aira.

Lyra berbalik dan berhenti sejenak, menoleh ke arah sumber suara. Aira bergegas mendekat dan menggandeng tangan Lyra.

“Hey, Lyra, sepertinya kau sangat sibuk sekali. Ayok temani ke kantin,” ucap Aira manja.

Lyra mengikuti Aira yang menggandengnya dan mengarahkannya ke kantin. Sesampainya di kantin, tempat itu begitu ramai dengan pekerja di perusahaan tersebut.

“Yah, rame banget. Seperti biasa kita selalu telat kalau jam istirahat. Huffttt…” celoteh Aira.

“Lyra,” sapa seseorang.

Lyra menoleh ke arah orang yang menyapanya dan langsung mengenali suara itu. Ia menjawabnya dengan ramah setelah mengetahui bahwa orang tersebut adalah Pak Evan.

“Mau makan siang juga?” tanya Pak Evan.

“Iya, Pak. Tapi sepertinya rame,” sahut Lyra.

“Ah, kebetulan sekali, bagaimana kalau ikut aku saja? Aku mau keluar mencari makan di luar,” ucap Pak Evan.

“Tidak per…” ucap Lyra, namun Aira sudah lebih dulu memotong, “Baik, Pak, kami mau.”

Lyra menatap tajam Aira, memberikan isyarat untuk tidak bertingkah macam-macam. Namun, Aira membalas dengan wajah memelas, membuat Lyra hanya bisa menghembuskan napas pasrah.

Lyra dan Aira mengikuti Pak Evan, mereka menaiki mobil milik Pak Evan. Beberapa menit kemudian, mereka sampai di restoran. Lyra dan Aira pun turun dari mobil, sementara Pak Evan pergi untuk memarkirkan mobilnya.

Pak Evan, Lyra, dan Aira memasuki restoran bersama. Pak Evan melihat sekeliling, dan matanya tertuju pada meja di dekat jendela. Pak Evan melangkah menuju meja tersebut, dan di sana ia menyapa seseorang.

“Oh iya, Lyra, Aira, ini adalah Pak Rayyan. Ia merupakan Chief Technology Officer (CTO) di perusahaan kita,” ucap Pak Evan memperkenalkan Pak Rayyan pada kedua wanita itu.

“Apakah aku boleh bergabung dengan kalian?” tanya Pak Rayyan dengan ramah.

“Tidak, Pak. Justru akan sangat seru jika makan bersama,” jawab Aira.

Mereka pun duduk bersama di satu meja dan memesan beberapa makanan. Sembari menunggu makanan yang mereka pesan, mereka pun berbincang-bincang.

Di sekeliling mereka, orang-orang mulai berbisik dan bertingkah aneh. Banyak gadis dan wanita yang terus menatap dengan wajah kagum yang konyol ke arah mereka.

“Hey, lihatlah, bukan kedua pria itu sangat tampan? Uhhhh…” ucap mereka.

“Aku suka pria yang mengenakan kemeja khaki itu, dia tipeku banget,” ucap salah satu wanita.

Mata Lyra tertuju pada orang yang dimaksud oleh wanita itu, pria yang mereka bicarakan adalah Pak Rayyan yang saat ini duduk di hadapannya.

“Apakah wanita itu tidak malu? Suaranya bisa terdengar sampai ke sini,” bisik Aira.

Pak Rayyan menoleh dan tersenyum ke arah Lyra dan Aira. Lyra hanya bereskpresi biasa, sementara Aira sangat terpesona dengan senyuman itu. Bahkan, para wanita pun menjerit histeris melihat senyuman Pak Rayyan.

“Hey, apakah kedua wanita itu pasangan dari kedua pria itu?” tanya seseorang.

“Tapi, kedua wanita itu juga sangat cantik. Aku ingat wanita yang mengenakan kemeja light pink itu, bukankah dia sering muncul di YouTube? Ia sering meng-cover lagu. Suaranya sangat bagus,” sahut salah seorang di antara mereka.

Kali ini, mereka membahas Aira. Ia memang sering meng-cover banyak lagu, bahkan membuat lagu sendiri dan meng-uploadnya di media sosial. Ia punya channel YouTube, bahkan ia juga memiliki jutaan followers di Instagram.

Lyra menarik napas panjang. Ketiga orang ini begitu menarik perhatian banyak orang. Ia merasa energinya terkuras habis jika lama bersama mereka.

“Kalian berdua terlihat sangat akrab?” tanya Pak Rayyan, memulai percakapan.

“Oh iya, tentu saja. Kami adalah sahabat, kami sudah saling mengenal sejak SMA. Bahkan, saat ini kami tinggal bersama,” sahut Aira dengan bangga.

“Wow, sangat dekat yah,” ucap Pak Rayyan terkekeh mendengar penjelasan Aira.

“Oh iya Pak, apakah Pak Rayyan dan Pak Evan sudah memiliki pasangan?” tanya Aira tanpa basa-basi.

Lyra langsung menoleh ke arah Aira, melotot seakan memberikan peringatan untuk tidak bertanya macam-macam.

“Maaf, Pak. Aira tidak bermaksud bertanya seperti itu,” ucap Lyra, menunduk malu ke arah Pak Evan dan Pak Rayyan.

“Hahahah, tidak masalah. Saya suka orang yang seperti Aira, orang yang sangat spontan. Tentu saja saya belum memiliki pasangan,” jawab Pak Rayyan sambil tersenyum.

“Saya sudah memiliki istri, dan satu anak berusia setahun,” jawab Pak Evan dengan ramah.

Lyra menarik napas lagi, merasa canggung. Ia sudah tidak bisa berkata-kata, hanya bisa menatap temannya yang selalu bertingkah seenaknya.

Beberapa saat kemudian, makanan yang mereka pesan pun tiba. Mereka mulai menyantap makanan tersebut.

Setelah makan, tanpa ada percakapan mereka kembali ke kantor. Lyra dan Aira kembali bersama Pak Evan. Sementara, Pak Rayyan masih ada urusan dan berjalan ke arah yang berbebda dengan mereka bertiga.

1
Yuliasih
kpn nie d up nya...
Yuliasih
keren
Chu-Chan
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!