Tiga tahun menjalin hubungan pernikahan, Gempita mengetahui kalau suaminya telah berselingkuh dengan wanita yang lebih muda.
Dalam situasi seperti ini, ia menghadapi kebingungan. Satu alasan yang tidak bisa diungkap. Apakah bercerai atau mendiamkan perbuatan Melvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburunya Cal
Melvin memandang Gempita. Setahunya selama tiga tahun ini, tidak pernah sekalipun istrinya ini menyebut nama Cal sebagai teman.
"Sayang ...."
"Nanti saja di rumah." Gempita tidak ingin membahasnya, apalagi di tengah acara seperti ini.
"Jadi, Anda tidak tahu kalau saya dan Gempi berteman?" kata Cal lagi.
Melvin tersenyum memandang Cal. "Mungkin istri saya pernah cerita, tetapi saya lupa. Lagi pula untuk apa dia menceritakan pria lain kepada suaminya?"
Cal tertawa tidak enak. "Ya, itu benar."
Dalam hati, Cal menggerutu. Di mata Gempita, ia bukanlah pria yang istimewa, padahal Cal tahu perasaan Gempi waktu itu. Mereka bersama hanya saja tidak saling mengungkapkan cinta dan itu menjadi masalah untuk Gempi. Sungguh merepotkan bagi Cal.
Ia juga kesal karena sudah jelas bahwa Gempi menyerahkan dirinya untuk yang pertama kali. Apa hal itu juga tidak berharga di mata wanita ini? Cal masih ingat harum tubuh Gempita, gerakannya yang liar, napas yang terengah dan senyuman ketika mencapai kepuasan.
"Lebih baik kita segera mulai acara makannya. Kalian juga mau tampil, kan? Butuh banyak persiapan," kata Gempi, mencoba untuk mengendalikan keadaan. Ia bicara dalam bahasa Inggris agar June bisa mengerti.
"Itu benar. Ayo, semuanya, kita duduk dan santap makanannya," kata June.
Dalam acara makan itu, di balik meja, Melvin mencengkeram kaki bagian atas Gempi. Tubuh yang kurus dan cengkeraman kuat pria ini bisa saja mematahkan tulang Gempi jika tidak hati-hati.
Tentu saja Melvin tidak puas lantaran istrinya tidak pernah bercerita apa-apa tentang Cal, dan sekarang baru mendapati bahwa keduanya pernah saling kenal dan mungkin pernah dekat.
"Kau menyakitiku," bisik Gempi dengan menatap tajam Melvin.
"Maaf, Sayang. Tapi, kau tahu sendiri, kan, kalau aku paling tidak suka dibohongi."
"Aku akan jelaskan setelah kita sampai di rumah." Gempi tetap tersenyum karena yang lain tengah memperhatikan dirinya. Apalagi Cal yang sepertinya berusaha untuk mencari celah kalau pernikahannya bersama Melvin tidak bahagia.
Acara makan-makan dilewati dengan cukup tenang. Melvin dan Gempita segera undur diri, begitu pula para personil Walker High yang harus segera mengunjungi stadion untuk melakukan konser.
Sebelum konser di mulai, Melvin tidak membawa Gempi pulang, melainkan menyewa satu kamar hotel untuk mereka tempati. Ia sudah tidak tahan untuk bertanya tentang Cal karena istrinya ini tidak cerita apa pun.
"Pria itu bilang kalau kalian dekat. Coba jelaskan dalam artian apa itu?" kata Melvin. "Kamu tidak pernah cerita, dan pasti kalian berdua tengah dalam kondisi hubungan tidak baik, kan?"
"Aku dan Cal teman satu kampus."
"Dia bilang kalian dekat, Sayang. Jika kamu memanggil Walker High untuk konser, mustahil kamu enggak tahu semua personilnya. Kamu sengaja, kan? Kamu dan dia pasti ada apa-apanya."
"Aku sudah bilang kalau Cal teman kampus. Aku dan dia hanya teman. Tidak lebih. Untuk masalah konser, aku enggak mandang Cal, tetapi kepopuleran band itu sendiri," kata Gempi.
"Kamu bohong! Ini untuk pertama kalinya kamu enggak jujur sama aku. Oh, apa dia yang ambil keperawanan kamu? Katakan, Gempi!"
"Diam, Melvin!" bentak Gempi.
"Kamu berani bentak suamimu." Melvin geram.
"Ini karena kamu yang enggak percaya sama aku."
Melvin berjalan mendekat, melayangkan satu tamparan di pipi kiri Gempi. "Ini karena kamu udah berani bentak suami."
Gempita terduduk di atas tempat tidur. "Terserah kamu mau percaya apa enggak sama aku."
Melvin menyesali perbuatannya ini. "Aku tidak suka kebohonganmu."
"Aku enggak bohong." Gempi memandang Melvin. "Kamu sendiri yang bilang kalau kita harus saling percaya, kan?"
"Ini karena kamu yang enggak bilang dari awal tentang pria bernama Cal itu."
"Sudahlah, Vin. Memangnya kamu enggak pernah bohong?"
"Aku enggak pernah bohong sama kamu!" Melvin melotot.
"Aku mau pulang." Gempi beranjak dari duduknya.
Melvin menghela napas panjang. Ia menarik tangan Gempi, lalu memeluk dari belakang. "Sayang, maafin aku."
Mata Gempi berkaca-kaca, tetapi ia mencoba untuk tidak menangis. Pelukan Melvin semakin erat, pria itu bahkan memberi usapan di pipi yang baru saja ia tampar.
"Rasa sakitnya tidak akan cepat hilang."
"Maaf, Sayang. Aku enggak suka kamu membentak suamimu sendiri."
Gempi juga tahu kalau ia salah. Tapi, ini juga karena Melvin yang memancing lebih dulu. Gempi tidak suka membahas masa lalu, ia sudah mengubur itu dalam-dalam.
"Maafin aku, Sayang." Melvin memutar tubuh Gempi agar ia bisa memandang wajah cantik sang istri. "Aku terbawa emosi.
Gempita mengangguk. Ia pun tidak tahu harus apa karena kemarahan hanyalah sia-sia baginya.
"Makasih. Aku sangat mencintaimu." Melvin mengecup bibir Gempi, ia mengangkat tubuh ringan itu ke atas tempat tidur.
"Ah, Sayang. Jangan lakukan ini dulu." Gempi tidak ingin melakukannya, apalagi mengetahui jika tubuh suaminya juga milik wanita lain.
"Sudah seminggu. Sebagai suami, aku harus memberimu kepuasan batin."
"Maksudku, kita akan menyaksikan konser, kan? Nanti saja pas di rumah."
"Masih ada waktu beberapa jam lagi."
"Kamu enggak bawa pengaman," kata Gempi, mencoba untuk terus menolak.
"Sayang, aku tahu kamu belum siap hamil. Aku janji akan buang di luar."
Tidak bisa, selagi Melvin masih berstatus seorang suami, maka Gempi harus melayaninya. Ia juga telah menerima kalau Melvin berselingkuh dan sebentar lagi akan menikahi Nindi.
Melvin melakukan aksinya sebagai seorang suami yang memberi kepuasan kepada istri. Sejujurnya, Gempi tidak menikmati ini, tetapi ia berpura-pura.
"Sekali lagi, ya?"
"Sayang, aku lelah dan ini sudah waktunya kita ke konser," kata Gempi, ketika Melvin sudah selesai, tetapi menginginkan dirinya lagi.
Melvin ingin marah karena penolakan, tetapi ia tidak mau Gempi sedih lagi lantaran tadi sudah berbuat kasar.
Dengan setengah hati, Melvin menerima penolakan itu dan mengikuti kemauan Gempi dengan menonton konser Walker High.
Tiba di lokasi konser, acara telah dimulai. Gempi membawa Melvin ke tempat khusus petinggi untuk menyaksikan sang mantan bernyanyi.
"Ternyata band ini yang membawakan lagu Sweet Girl," kata Melvin.
"Loh, kamu juga tahu?"
"Di mana-mana diputar, Sayang." Melvin memeluk Gempita dari belakang. Keduanya menggerakan tubuh menikmati alunan lagu yang dinyanyikan Cal.
Tanpa sengaja, Cal melihat sepasang suami istri itu dan memang posisi Gempi serta Melvin ada di depannya. Di bawah panggung.
Melvin memeluk, mengecup pipi Gempi. Wanita itu menoleh suaminya, dan Melvin malah melayangkan kecupan di bibir.
Pegangan Cal pada mikrofon semakin kuat. Bukan suasana panggung ini yang panas, tetapi hatinya terasa terbakar ketika melihat pasangan suami istri yang bermesraan ini.
"Lagu selanjutnya," kata Cal, yang telah selesai menyanyikan sebuah lagu. "Menceritakan tentang pengkhianatan seorang wanita."