Membaca novel ini mampu meningkatkan imun, iman dan Imron? Waduh!
Menikah bukan tujuan hidup Allan Hadikusuma. Ia tampan, banyak uang dan digilai banyak wanita.
Hatinya telah tertutup untuk hal bodoh bernama cinta, hingga terjadi pertemuan antara dirinya dengan Giany. Seorang wanita muda korban kekerasan fisik dan psikis oleh suaminya sendiri.
Diam-diam Allan mulai tertarik kepada Giany, hingga timbul keinginan dalam hatinya untuk merebut Giany dari suaminya yang dinilai kejam.
Bagaimana perjuangan Allan dalam merebut istri orang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BSMI 6
Desta mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Sebenarnya Allan tidak memukul dengan sekuat tenaga. Bahkan tangannya begitu santai bergerak, namun sudah berhasil membuat Desta terjerembab.
Tidak terima, Desta akhirnya bangkit. Hendak membalas serangan Allan, namun ia harus kembali merasakan kepalan tangan kokoh yang mendarat di wajahnya. Sehingga mundur beberapa langkah.
"Kenapa? Kamu merasa jagoan, kan? Ayo balas! Jangan bisanya cuma sama perempuan!"
Beberapa orang yang berada di sekitar lokasi kejadian segera mendekat, ketika melihat dua orang pria terlibat adu jotos. Pandangan Desta berkeliling menatap beberapa orang yang berjalan ke arahnya.
Ia kemudian melirik Allan dengan penuh kemarahan. Namun, sadar sepenuhnya bahwa dirinya tidak akan menang melawan Allan. Yang ada akan babak belur.
"Ada apa ini?" tanya beberapa orang pria bersamaan.
Baik Allan dan Desta tidak menyahut. Kedua nya terlibat aksi saling tatap sinis. Tidak ingin malu, ia memilih pergi. Namun, sebelum naik ke mobil laki-laki itu sempat berbalik dan menunjuk ke arah Allan.
"Awas kalau ketemu lagi! Habis kamu!" Kemudian membuka pintu mobil dan naik.
Terkekeh seolah mengejek, Allan kemudian berdecih, membuat emosi dalam jiwa Desta semakin menjadi-jadi. Allan lalu melirik Giany yang duduk di sebelah Desta. Ia pun merasa iba dengan wanita muda itu, sebab Giany hanya menunduk ketika menyadari Allan menatapnya.
"Orang tadi kenapa ya, Mas?" tanya salah seorang pria.
"Tidak apa-apa, Pak! Hanya orang sok jagoan. Saya permisi."
Setelahnya, Allan segera menuju mobil yang terparkir di tepi jalan. Ibu dan putrinya sudah menunggu.
"Allan, itu tadi siapa? Kenapa kamu biarkan wanita itu dibawa pergi sama laki-laki jahat tadi?" tanya Bu Dini.
Allan menarik napas dalam, lalu melingkarkan sabuk pengaman ke tubuhnya. Menyalakan mesin mobil. "Itu suaminya, Bu. Kita tidak bisa ikut campur lebih jauh."
Bu Dini tampak terkejut. "Suaminya? Ya ampun, bagaimana bisa seorang suami berbuat kasar kepada istrinya sendiri di depan umum."
"Itulah, Bu. Laki-laki ringan tangan yang bisanya cuma sama perempuan." Allan melirik Maysha yang duduk di kursi belakang. "Maysha tidak apa-apa, kan?"
Maysha hanya menyahut dengan anggukan kepala. Allan khawatir putrinya akan ketakutan jika melihat ayahnya berkelahi. Sebab dalam keadaan ketakutan atau pun marah, gadis kecil nan cantik itu kadang tidak dapat mengontrol emosinya. Ia akan menangis, menjerit atau bahkan membenturkan kepala.
"Ya sudah, kita pulang, ya ... Atau Maysha mau makan sesuatu? Biar kita mampir makan dulu," tanyanya dengan lembut.
Maysha melirik ke depan, dimana terdapat sebuah restoran cepat saji yang menjadi kesukaannya. Tangan kecilnya terulur menunjuk ke depan sana, membuat Allan mengikuti arah yang ditunjuk putri kecilnya itu.
"Oh, Maysha mau makan di sana?"
Maysha menjawab dengan anggukan kepala, nyaris tanpa ekspresi.
"Ya sudah, kita makan di situ dulu, terus pulang, ya?" Setelahnya, Allan melajukan mobil menuju restoran itu.
******
Mobil milik Desta baru saja memasuki halaman rumah. Dengan raut wajah penuh kemarahan, ia segera turun dari mobil, bersamaan dengan Giany yang juga baru akan turun.
Dengan kasar, Desta menarik Giany masuk ke dalam rumah, mendorongnya hingga terjerembab ke sofa. Tasnya terjatuh ke lantai dan isinya berhamburan keluar. Giany mengusap lengannya yang terasa sakit karena dicengkeram kuat-kuat oleh Desta tadi. Sepasang netranya pun telah berair.
Jika saja ia punya tempat yang dituju, mungkin dirinya sudah kabur dari rumah dan meninggalkan Desta. Akan tetapi, harus kemana? Ia sebatang kara dan tidak memiliki uang. Terlebih, kini dalam keadaan hamil dan membutuhkan biaya banyak.
Rumah Desta adalah satu-satunya tempat berlindung. Sekali pun Desta kerap berbuat kasar kepadanya.
"Ngapain kamu ke sana tadi?" teriak Desta.
Giany tidak berani menyahut. Ia sadar apapun kalimat yang terucap dari bibirnya, Desta tidak akan peduli dan hanya akan memberinya hadiah tamparan.
"Seharusnya kamu sadar apa posisi kamu di rumah ini. Dan ingat, setelah anak kamu lahir, aku akan menceraikan kamu. Ngerti?"
Sakit! Hanya itu yang dirasakan Giany. Desta bergegas meninggalkannya setelah puas memaki.
Bibi Sum datang dari arah dapur setelah mendengar keributan di luar. Melihat Giany sedang menangis di sofa, ia segera mendekat. Wanita paruh baya itu mencoba menenangkan Giany dengan memeluknya.
"Sabar ya ... Suatu hari Den Desta pasti berubah dan bisa menerima Mbak Giany."
Giany sudah tidak punya daya untuk menyahut. Ia memunguti benda yang terburai dari dalam tas nya. Lalu beranjak menuju kamar belakang.
🌼🌼🌼🌼
Reader : Otor, pengen tak bejek bejek itu si Desta!!!
otor : Sama!!!
Hehe like komen yaaa 🤭🤭🤭