Mendua : Ikatan Yang Dipertanyakan

Mendua : Ikatan Yang Dipertanyakan

Selingkuh

"Melvin selingkuh."

Wanita cantik ini tersedak minum karena memang tengah menikmati kopi di sebuah kafe.

"Kamu bisa minum pelan-pelan," kata Gempita sembari menyodorkan tisu ke hadapan sahabatnya, Sifa. Gadis hitam manis yang memiliki rambut ikal.

"Kamu membuatku kaget. Melvin selingkuh? Dari mana kamu tahu?"

"Ya, tahu saja. Aku melihatnya di restoran semalam. Sepertinya karyawan kantor atau kenalan. Mungkin juga dia selebgram. Wanita itu sangat cantik."

Sifa memandang lekat sahabatnya ini. Gempita, wanita yang memiliki kulit putih bersih, rambut panjang sebahu dan tubuh tinggi sekitar 175 centimeter.

"Cantik mana dengan dirimu?" Sifa menaikturunkan alisnya, menggoda.

Gempita menghela napas panjang. Meraih gelas berisi air putih, lalu meneguknya hingga habis. "Rambutnya pirang, bila dilihat dari wajah, sepertinya keturunan timur tengah. Muda, pipi saja berisi."

"Sementara kau kurus, pipimu saja tirus begitu."

"Padahal bentuk wajah dan tubuh ini idaman semua gadis. Aku seperti model, kan? Melvin saja yang gatal!" Gempi menggebrak meja, membuat piring dan gelas jadi bergetar.

"Tenang dulu. Kau yakin jika dia selingkuh?"

"Sangat yakin. Mereka bermesraan di restoran." Gempi menutup wajah dengan kedua tangan. "Apa yang harus kulakukan?" ia kembali menatap sifa. "Mereka mungkin sudah tidur bersama. Bagaimana kalau wanita itu hamil?"

"Melvin harus bertanggung jawab." Sifa meneguk kopi yang tersisa. Ia kembali bicara, "pernikahan kalian sudah memasuki usia tiga tahun. Apa kamu sungguh ingin mengakhirinya dengan perceraian?"

Gempi mengedikan bahu. "Entahlah. Aku sudah berusaha menjadi istri yang baik."

Cangkir hitam itu diletakan di atas tatakan. Sifa meraih tangan sahabatnya ini, ia mengenggamnya. "Itu menurutmu. Bagaimana dengan Melvin sendiri? Apa kau cukup baik untuk dirinya?"

"Maksudmu apa, sih?" Gempi jadi kesal karena sahabatnya ini, seperti menyalahkan dirinya.

"Jangan menyalahkan salah satu pihak. Coba intropeksi diri. Mungkin kamu ...."

Dering ponsel tiba-tiba berbunyi. Sifa meraih telepon genggam itu dari saku jas yang ia pakai dan ia lekas berbenah.

"Sudah waktunya aku kembali bekerja. Nanti malam, kita sambung lagi." Sifa bergeser dari kursi, mendekat, lalu mendaratkan kecupan di pipi. Ya, perpisahan ala sahabat. "Tenanglah, Sayang. Semua akan baik-baik saja."

"Hati-hati di jalan. Aku akan menghubungimu nanti."

Jam memang sudah menunjukkan pukul satu siang dan waktunya Gempi untuk kembali ke kantornya sendiri. Ia memiliki usaha sebagai penyedia event organizer. Mau itu pernikahan, sebagai promotor yang mendatangkan para artis dari luar negeri untuk konser atau event dalam kota.

Sampai di tempat parkir, Gempi menerima pesan dari pria yang berstatus sebagai suaminya. Melvin mengirim chat yang mengatakan kalau ia tidak bisa makan malam bersama. Alasan pastinya tidak diberitahu, hanya mengabarkan jika tidak bisa makan bersama.

Gempit membalas pesan dengan mengetik "Mau makan bersama kekasih gelapmu?" ia membacanya sekali lagi sebelum kirim. Sesaat kemudian, Gempi menghapus kalimat itu, lalu menggantinya dengan satu kata, yaitu "Oke".

Embusan napas keluar dari bibirnya. Gempi menarik pintu mobil, masuk, lalu menutup kembali. Tiga tahun menjalani pernikahan, semua baik-baik saja sampai ia mengetahui Melvin selingkuh tadi malam.

Ini bukan sekadar dugaan, tetapi kenyataan yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Ya, semalam, saat pergi menemui Melvin di kantor. Suaminya membawa masuk seorang gadis cantik ke mobil.

Melihat itu, Gempi mengikuti mereka berdua sampai di restoran. Melvin merangkul pinggang gadis itu dengan mesra. Tidak ada teman wanita yang diperlakukan seperti itu, lalu ia juga tahu jika Melvin memberi hadiah cincin berlian yang membuat gadis itu bahagia.

Ini tidak bisa dibiarkan. Rasanya sakit, tetapi Gempi berpikir, mungkin dirinya yang kurang melayani Melvin.

"Dia harus pulang cepat nanti malam." Gempi mengirim pesan kepada Melvin, ia menginginkan suaminya malam ini. "Kirim emot love, eh, tidak, stiker? Terlalu kekanak-kanakan. Sudahlah, kirim-kirim saja." Gempi menambahkan emoji tanda hati. Lalu ia menyimpan lagi ponsel dalam tas.

Mobil yang dikendarai Gempi tidak sampai di kantor, tetapi berhenti di spa. Ia terlalu sibuk hingga jarang mengurus diri sendiri dan malam ini, demi suaminya, Gempi akan melakukan segala cara. Merawat seluruh tubuh hingga malam ini tidak akan terlupakan untuk Melvin.

Pukul delapan malam, Gempita tiba di rumahnya sendiri. Sepi, karena memang Melvin belum pulang. Janjinya pukul sembilan malam dan berarti sisa satu jam.

Kediaman ini hanya ditempati Gempi dan Melvin saja. Tidak ada penjaga khusus karena perumahan ini sudah ada satpam penjaga di gerbang utama. Gempita juga tidak menyediakan asisten rumah tangga yang tinggal di rumah. Pelayan, baru datang tiga kali seminggu untuk beres-beres.

Selama tiga tahun ini, belum ada tangis dan tawa dari seorang anak kecil. Gempi dan Melvin memang menundanya, meski umur mereka sudah memasuki kepala tiga. Melvin di usia 32 dan Gempi 30 tahun.

Selagi menunggu, Gempi menyiapkan diri dengan memakai gaun malam. Apa salahnya mencoba menggoda? Dan digoda adalah suami sendiri. Ini pertama kalinya, jujur Gempi sangat gugup dan malu.

Sudah pukul sembilan malam, tetapi belum ada tanda kalau Melvin akan pulang. Gempi tidak tahu sejak kapan hubungan gelap itu terjalin. Tapi, suaminya selalu pulang tepat waktu.

Suara mobil mendekat terdengar. Gempi beranjak dari sofa, ia mengintip dulu dari tirai. Itu suaminya, dan memang Melvin tepat waktu kali ini. Ia lantas segera membuka pintu menyambut.

Melviano Moiz, pria yang sudah menikah. Tinggi, rambut cepak, kulit putih dengan wajah perpaduan oriental dan Indonesia. Pemilik dari showroom yang menjual mobil mewah.

"Melvin ...." Gempi langsung meraih lengan suaminya. "Kau sibuk, ya?"

Melvin mengecup kening. Ia memperhatikan penampilan Gempita yang tidak seperti malam biasa. Istrinya memakai gaun tipis.

"Sengaja, supaya aku cepat pulang?" Melvin tersenyum.

Gempi tersipu malu. Ia mengusap jas yang masih melekat di tubuh suaminya. Gempi bisa membaui aroma yang melekat. Apel bercampur shea butter. Makan malam bersama wanita itu.

"Makan malam bersama siapa?" Gempi menatapnya lekat.

"Oh, sama teman-teman. Sudah lama aku tidak kumpul bareng."

"Teman kampus?"

"Ya, kamu juga mengenal mereka, Sayang."

Gempi mengangguk. "Pantas saja, aromamu bercampur dengan parfum lain."

"Tunggu, ya, aku mandi dulu. Ini tidak akan lama."

"Aku akan menunggu." Gempi kembali menyunggingkan senyum seolah tidak terjadi apa-apa.

Keduanya naik bersama ke lantai atas menuju kamar tidur. Melvin langsung ke kamar mandi, sedangkan Gempi duduk di tempat tidur.

"Apa coba tanya saja sama Mas Ridwan?" Gempi lekas meraih ponsel yang ada di atas nakas. Ridwan adalah teman baik Melvin. Namun, Gempi lagi-lagi mengurungkan niat karena itu sama saja membuat semua curiga. Ia membuka story dari masing-masing teman Melvin karena memang sebagian Gempi simpan nomornya.

"Restoran Da Lavia."

Terpopuler

Comments

Yuliana Wahyuning Arum

Yuliana Wahyuning Arum

kalau udah penulis emang bahasa tulisan ènak di baca. pengenalan tokoh-tokoh, sering waktu jelas. tiap baca novel kalau bahasa gk enak pasti sebab 2 bab baca. kalau kak renita dibaca sampai habis. nulis di platform lain juga diikuti(yng gratis non koin)

2024-06-18

0

Aira Pradiva

Aira Pradiva

aku suka novel karya kak Renita tdk bertele²

2024-02-09

1

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ᵗⓂ☠ᵏᵋᶜᶟ♋ɳҼCђαηᏦ͢ᮉ᳟

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ᵗⓂ☠ᵏᵋᶜᶟ♋ɳҼCђαηᏦ͢ᮉ᳟

awal mulai cukup menarik

2023-12-27

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 79 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!