NovelToon NovelToon
Suami Tulang Lunak

Suami Tulang Lunak

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:22.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Warning!!!

Selamat berhalu dan membayangkan karakter pemeran ya... 😘


Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang gadis bernama Vina, yang dikenal sebagai gadis bar bar namun memiliki paras yang cantik. Ia tumbuh menjadi gadis yang keras kepala dan penuh semangat, dengan sikap yang tak kenal takut dan tak mudah diatur. Namun, kehidupan Vina berubah drastis ketika keluarganya terjerat hutang besar yang tak mampu mereka lunasi.

Untuk menyelamatkan keluarga dari kehancuran finansial, orang tua Vina memaksanya menikah dengan seorang pemuda kaya raya bernama Nathan. Nathan adalah putra tunggal dari keluarga terpandang yang memiliki harta melimpah. Meski tampan dan menawan, ada kelainan di dirinya dan sering bertingkah seperti banci. Tingkah lakunya yang lembut dan gemulai membuat banyak orang terkejut, termasuk Vina.

Bagaimana kisahnya? Yuk kita mulai...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20 - Rencana demi rencana

Widia tidak pernah berhenti merencanakan cara untuk menyingkirkan Vina. Keinginannya untuk melihat Vina tersingkir agar kekayaan suaminya jatuh ke tangan yang diinginkannya semakin membara.

Namun, usahanya yang licik selalu saja gagal, seringkali dengan hasil yang lucu dan kadang karena campur tangan Wiliam. Seperti hal nya rencananya kali ini.

Malam itu, rumah terlihat tenang, tapi ada kejahatan di dalam kegelapan yang mengintai. Kini, Vina sedang mandi dan menikmati air hangat yang mengalir di tubuhnya.

Sementara itu, Widia menyelinap ke dapur dengan niat jahat. Dia telah menyiapkan racun berupa bubuk yang tidak berbau dan merubah rasa, berharap bisa menyingkirkan Vina sekali untuk selamanya.

Dengan hati-hati, dia menuangkan bubuk racun itu ke dalam sup yang akan dimakan Vina. Namun, Wiliam, yang mencium bau mencurigakan dari dapur, segera menyadari bahwa ibunya pasti sedang merencanakan sesuatu.

Diam-diam, dia menukar sup yang telah diracun itu dengan sup ayam biasa yang di taburi bubuk cabai. Setelah selesai, dia kembali ke kamarnya dan berusaha agar tidak menarik perhatian.

Saat Vina selesai mandi dan duduk di meja makan, Widia menatapnya dengan penuh harap. Sementara, Wiliam yang duduk di seberang Vina juga memantau dengan cemas.

Tiba-tiba, Nathan yang biasanya tidak ikut makan bersama malam ini dia turun untuk bergabung hingga membuat semua orang tidak menyangka. Ia yang tak tahu apa-apa, langsung duduk di meja dan mengambil mangkuk sup untuk dirinya sendiri.

“Supnya kelihatan enak, ya,” kata Nathan sambil tersenyum ceria.

"Nathan, kamu makan disini juga?," tanya Vina senang.

"Iya dong, kata orang makan bersama itu lebih enak," jawabnya ceria.

Widia hampir tak bisa menyembunyikan senyum jahatnya. “Iya, enak banget, tapi itu untuk Vina, Nathan."

Nathan tidak peduli dengan perkataan Widia lalu mulai menyuap supnya hingga membuat Widia ketakutan namun tidak bisa bicara karena takut ketahuan.

Seketika, wajah Nathan berubah menjadi merah padam, dan dia mulai batuk-batuk. “Pedas! Aduh, pedas sekali!, "

"Nathan, kamu kenapa? Nathan?," tanya Vina merasa panik dan cemas.

Widia yang juga merasa panik karena takut Nathan meninggal akibat racunnya, ia pun berpura-pura tidak tau. “Nathan, kau kenapa?.”

Nathan hanya menggeliat kesakitan di kursinya sambil terus teriak dan memekik. “Perutku… panas sekali!."

Vina menatap Nathan dengan cemas. “Nathan, apa yang terjadi? Kau tadi baik-baik saja."

Widia, dengan wajah pucat lalu bergegas agar Vina segera membawa Nathan ke rumah sakit. Setelah tiba di rumah sakit, dokter segera memeriksa Nathan dan memberikan penanganan.

“Kami menemukan banyak bubuk cabai di dalam perutnya,” kata dokter setelah pemeriksaan selesai. “Untungnya, ini hanya menyebabkan gangguan pencernaan ringan, dia harus istirahat dan minum banyak air.”

Widia terdiam, merasa seluruh rencananya berantakan. "Bubuk cabai? Bukankah tadinya aku menaburkan bubuk racun di sup itu?," batin Widia masih dalam ketakutan.

Beberapa jam kemudian, Vina dan Nathan kembali ke rumah karena keadaan Nathan sudah lebih baik dan langsung beristirahat ke kamar.

Setelah mengantar Nathan ke kamar, kini Vina duduk di ruang tamu dan masih terkejut dengan kejadian tadi.

“Kamu baik-baik saja, Vina?, "tanya Wiliam yang mendekatinya.

Vina mengangguk pelan namun sangat gelisah. “Iya, aku baik-baik saja. Tapi Nathan...”

Wiliam menatap Vina dengan serius. “Kau harus lebih berhati-hati, ada banyak hal yang terjadi di rumah ini yang tidak kamu ketahui.”

Vina menatap Wiliam dengan mata penuh pertanyaan. “Apa maksudmu?.”

“Intinya, tetap waspada, jangan terlalu percaya pada siapa pun,” jawab Wiliam, mencoba memberikan petunjuk tanpa terlalu banyak bicara.

Vina merasa kebingungan, tapi dia tahu ada sesuatu yang harus dia jaga. Malam itu, ketika Nathan sudah tertidur pulas setelah kejadian mengerikan, Vina merenung sendirian di balkon kamarnya.

Satu minggu kemudian... Setelah Nathan benar-benar sembuh, Widia pun melakukan rencana selanjutnya...

Widia memutuskan untuk memberikan Vina kejutan yang tidak akan dilupakannya. Pagi buta sekali, dengan hati-hati, dia menyelinap ke kamar mandi dan meletakkan ular plastik di bawah tumpukan handuk.

Dengan senyum licik, dia membayangkan Vina yang akan terkejut dan mungkin terpeleset saat melihatnya. Setelah itu, dia kembali ke kamarnya dengan puas, membayangkan rencananya yang akan segera berhasil.

Namun, Wiliam, yang sudah hafal dengan kebiasaan ibunya, merasakan ada yang tidak beres. Dia diam-diam masuk ke kamar mandi untuk memeriksa apa yang sedang direncanakan Widia kali ini. Ketika dia melihat ular plastik di bawah tumpukan handuk, dia menahan tawa. “Ibu, ibu, kapan kau akan belajar?,"

Wiliam mengambil ular plastik itu dan memutuskan untuk mengerjai ibunya sendiri. Dia membawa ular itu ke kamarnya dan meletakkannya di atas tempat tidurnya sendiri, ia menutupi mainan tersebut dengan selimut agar terlihat seperti benar-benar ada ular yang bersembunyi di sana.

Ketika bangun tidur, Vina yang tidak tahu apa-apa, masuk ke kamar mandi seperti biasa. Dia mengangkat tumpukan handuk, namun tidak menemukan apa-apa di sana. “Aneh, aku merasa ada yang aneh,” gumamnya sambil melanjutkan aktivitas paginya.

Sementara itu, Widia dengan senyum puas di wajahnya, menunggu di luar kamar Vina dan berharap mendengar teriakan Vina. Namun, ketika tidak ada suara apapun, Widia pun mulai merasa gelisah. “Kenapa tidak ada teriakan? Apa dia tidak melihatnya?.”

Dengan hati-hati, Widia masuk ke kamar Wiliam untuk memberitahukan sesuatu. Namun, begitu dia membuka pintu, matanya langsung tertuju pada tempat tidur Wiliam. Di atas selimutnya, ular plastik itu terlihat sangat nyata. Widia menjerit keras, “Aaaahhh! Ular!”

Teriakannya menggema di seluruh rumah. Vina dan Nathan yang sedang berada di ruang tamu langsung berlari ke arah sumber suara. Mereka menemukan Widia berdiri di tengah kamar Wiliam, wajahnya pucat pasi dan menunjuk ke arah tempat tidur.

“Wiliam, ada ular di tempat tidurmu!” teriak Widia, masih terguncang.

Wiliam masuk ke kamarnya dengan tenang dan menahan tawa. “Mana, Bu? Mana ularnya?, "tanyanya pura-pura.

Widia masih gemetar lalu menunjuk ke arah selimut. Wiliam dengan hati-hati mendekat, lalu menarik selimut dengan cepat. “Tadaa! Ular plastik, Bu.”

Widia terdiam sejenak, kemudian wajahnya memerah karena marah dan malu. “Wiliam, kau berani sekali mengerjaiku!”

Wiliam tertawa terbahak-bahak. “Ibu, itu pelajaran buat Ibu, jangan terlalu sering mengerjai orang lain.”

Vina dan Nathan yang melihat kejadian itu pun tidak bisa menahan tawa mereka. Vina memeluk perutnya sambil tertawa, “Dia benar-benar... ini konyol sekali!”

Nathan menambahkan sambil tertawa, “Dia kayak anak kecil aja.”

Widia hanya bisa menggerutu dalam hati, “Kali ini gagal lagi. Tapi, aku tidak akan menyerah.”

Kejadian itu menjadi bahan tertawaan di rumah selama berhari-hari. Setiap kali mereka berkumpul, seseorang pasti akan mengingatkan tentang ular plastik yang membuat Widia ketakutan.

Meskipun gagal, Widia masih menyimpan tekad untuk menyingkirkan Vina. Tapi satu hal yang pasti, rencananya selalu berakhir lucu dan konyol berkat kehadiran Wiliam yang selalu menggagalkannya.

1
Reza Muna
Luar biasa
yunita
hla kpn mak lampir matiii thourrrr ajyr tenan iki jummmm.....
Suanti
semoga cpt punya momongan tapi jgn keturunan bpk nya banci 😂😂😂
Aurora: Wkwkwk mending kalau nanti dapet istri kaya Vina ya, kalau nggak, ya gitu deh 😅🤣🤣
total 1 replies
Susi Susanti
Luar biasa
Aurora: Terima kasih kakak... 🤗🙏
total 1 replies
Aurora
Waduh, salah ketik, masa iya orang yang udah meninggal bisa ngomong sih 😅🙏🙏
yunita
lnjuuttttt
Aurora: Terima kasih kakak... 🤗🙏
total 1 replies
ummi rama
semangat vin.....😄😄😄💪💪💪
Suanti
pasti vina cari lita
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
ini ni yang ditkutii
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
terkadang mimpi ada lah pertndaa
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
uhhh Nathan kau sungguh manisss
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
selaluu bgtuu ada sja yg mau digosipin 🤣🤣🤣
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
berawal dri perhatian kecil tar pas ngelunjakk. itu bhyaa
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
semgaa buknn terong ungu
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
uhhh angettt yaaa
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
wah wahh ini dyy mulai kelihtn
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
🤣🤣🤣🤣 awass ada yg baperr Nathan jgan terlaluu ramah sama wanita lain
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
nahhh pastiii ada terong ungu
Aurora: Terong ungu apaan tuh? Baru denger istilah nya 😅🍆
total 1 replies
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
ituu betull🤣🤣🤣🤣🤣
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!